Medical and Health Science Journal, Vol.4., No.1, February 2020 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN TINGKAT KEPATUHAN RADIOTERAPI PADA PASIEN KANKER DI INSTALASI RADIOTERAPI RSUD ABDUL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA Ananda Purnama Mazna*1, Yudanti Riastiti2, Abdillah Iskandar3 1 Program Studi Kedokteran, Mulawarman University, Samarinda 2 Laboratorium Radiologi, Mulawarman University, Samarinda 3 Laboratorium Mikrobiologi, Mulawarman University, Samarinda *Correspondent: Anandapurnamamazna@yahoo.co.id ARTICLE INFO ABSTRACT Article history: Cancer is a disease characterized by abnormal cell growth outside the usual boundary then attacks the adjacent body and can spreads to other organs. Cancer treatment can be done with several therapies according to indications, one of them is radiotherapy. One of succession factor in the radiotherapy treatment for cancer is having good knowledge. Treatment adherence is very important to get optimal results such as healing or improving quality of life. The aim of this research was to determine the relationship between radiotherapy knowledge with radiotherapy adherence in undergoing radiotherapy cancer patients at General Hospital of Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. This research was an observational analytic design with cross-sectional approach. Data retrieval was done at the Radiotherapy Installation at General Hospital of Abdul Wahab Sjahranie Samarinda from March to April 2019 by using a purposive sampling technique. The results showed that there were 50 samples who met the inclusion and exclusion criteria with details of patients who had good knowledge was 33 people, sufficient knowledge was 15 people, bad knowledge was 2 people and obey patients was 46 people and disobey patients was 4 people. Data analysis using Fisher's test obtained the value of p = 0.157 so it can be concluded that there was no relationship between radiotherapy knowledge and radiotherapy adherence in cancer patients at Radiotherapy Installation at Genera. Submitted: November, 28-2019 Received in revised form February 2020 Accepted: Feb, 26- 2020 Keywords: Radiotherapy Knowledge, Radiotherapy Adherence Kata Kunci: Pengetahuan Radioterapi, Kepatuhan Radioterapi ABSTRAK Kanker adalah penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel abnormal di luar batas yang biasanya kemudian menyerang tubuh yang berdampingan dan dapat menyebar ke organ lainnya. Pengobatan kanker dapat dilakukan dengan beberapa terapi sesuai dengan indikasi, salah satunya adalah radioterapi. Salah satu faktor keberhasilan pengobatan radioterapi pada kanker adalah memiliki pengetahuan yang baik. Kepatuhan pengobatan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimal seperti penyembuhan atau peningkatan kualitas hidup. Tujuan umum dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan radioterapi pada pasien kanker yang sedang menjalani pengobatan radioterapi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan data dilakukan di Instalasi Radioterapi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Pengambilan data dilakukan selama satu bulan, yaitu pada bulan Maret sampai bulan April 2019 dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 50 sampel yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dengan rincian pasien yang memiliki pengetahuan baik 33 orang, pengetahuan cukup 15 orang, pengetahuan buruk 2 orang serta pasien yang patuh berobat 46 orang dan tidak patuh berobat 4 orang. Analisis data menggunakan uji Fisher diperoleh nilai p = 0,157 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan antara pengetahuan radioterapi dengan kepatuhan berobat pada pasien kanker di Instalasi radioterapi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. @2020 Medical and Health Science Journal. 10.33086/mhsj.v4i1.1302 Correspondence: Ananda Purnama Mazna @2020 Medical and Health Science Journal. 10.33086/mhsj.v4i1.1302 Available at http://journal2.unusa.ac.id/index.php/MHSJ 1 ORIGINAL ARTICLE mailto:Anandapurnamamazna@yahoo.co.id http://journal2.unusa.ac.id/index.php/MHSJ Medical and Health Science Journal, Vol.4., No.1, February 2020 PENDAHULUAN Kanker adalah penyakit yang ditandai oleh pertumbuhan sel abnormal di luar batas yang biasanya kemudian menyerang tubuh yang berdampingan dan atau menyebar ke organ lainnya1. Penyakit kanker adalah penyakit yang timbul akibat pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak normal yang berubah menjadi sel kanker2. WHO juga mengungkapkan kanker adalah penyebab utama kedua kematian secara global dan diperkirakan bertanggung jawab atas 9,6 juta kematian pada tahun 2018. Global Cancer Observation (GLOBOCAN), International Agency for Research on Cancer (IARC) menyatakan pada tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru kanker dan 9,6 juta kematian akibat kanker di seluruh dunia3. Kanker payudara, kanker prostat dan kanker paru merupakan jenis kanker dengan presentase kasus baru tertinggi, sementara itu, kanker paru dan kanker payudara merupakan penyebab kematian tertinggi akibat kanker2. Kanker dapat diobati bahkan disembuhkan dengan terapi tertentu. Operasi, kemoterapi dan radioterapi merupakan terapi utama dari kanker4. Radioterapi merupakan salah satu metode pengobatan kanker yang menggunakan radiasi dosis tinggi untuk membunuh sel kanker dan mengecilkan tumor5. Radioterapi menggunakan radiasi pengion karena dapat membentuk ion yaitu partikel bermuatan listrik dan menyimpan energi ke sel- sel jaringan yang melewatinya. Energi yang tersimpan ini bisa membunuh sel kanker atau menyebabkan perubahan genetik yang mengakibatkan kematian sel kanker6. Radioterapi merupakan salah satu terapi yang efektif untuk jenis kanker tertentu5. Namun, masih banyak pasien yang belum mengetahui tentang radioterapi. Salah satu faktor yang memengaruhi nilai keberhasilan radioterapi adalah pengetahuan7. Pengetahuan tentang radioterapi juga akan memengaruhi kepatuhan pasien yang menjalani radioterapi. Kepatuhan pengobatan sangat penting untuk mendapatkan hasil yang optimal seperti penyembuhan dan peningkatan kualitas hidup8. Tujuan dilakukannya penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan radioterapi pada pasien kanker yang sedang menjalani radioterapi pada pasien kanker yang sedang menjalani radioterapi di Instalasi Radioterapi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda periode Maret 2019-April 2019. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan desain analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambalian sampel menggunakan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi pasien kanker yang menjalani radioterapi, pasien yang bersedia menjadi responden, dan pasien yang telah menjalani radioterapi dalam satu minggu pertama dan kriteria eksklusi data rekam medik yang tidak lengkap, dan pasien yang sulit berkomunikasi. Data yang digunakan dalam penelitian kami adalah data primer berupa kuisioner yang telah di uji validitas dan uji reabilitas dengan nilai uji validitas 0,5214 dan uji reliabilitas 0,724. Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat pengetahuan pasien dan kepatuhan pasien. Analisis data menggunakan uji univariat untuk mengetahui sebaran data pasien kanker dan uji fisher untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan radioterapi pasien. Penelitian ini telah mendapatkan izin dari Komite Etik Penelitian Kesehatan dengan nomor surat 038/KEPK-AWS/III/2019. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilakukan di Instalasi Radioterapi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Sampel yang diperoleh dalam penelitian ini yaitu sebanyak 50 pasien. Hasil penelitian memperlihatkan gambaran karakteristik pasien yang menjalani radioterapi berdasarkan usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan frekuensi radioterapi yang telah dilalui. Selain itu jga menilai hubungan tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan radioterapi terhadap pasien yang menjalani 2 Medical and Health Science Journal, Vol.4., No.1, February 2020 radioterapi di Instalasi Radioterapi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Usia pasien kanker yang menjalani radioterapi dibagi menjadi 3 kategori yaitu 20- 40 tahun, 41-60 tahun, dan >60 tahun berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Yulia di RS Kanker Dharmais, dan pembagian ini juga berdasarkan WHO yang mengklasifikkasikan 20-40 tahun sebagai usia dewasa, 41-60 tahun sebagai usia tua, dan usia >60 tahun sebagai kategori lanjut usia. Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan bahwa pasien yang menjalani radioterapi terbanyak pada pasien yang berusia 41-60 tahun. Alasan ini dapat didukung bahwa usia berpengaruh terhadap keaktifan seseorang untuk berpartisipasi, terlebih dalam urusan kesehatan atau pola hidup yang sangat menjadi urusan penting untuk dilakukan oleh kategori usia tua9. Pada penelitian ini kami mendapatkan jenis kelamin terbanyak adalah perempuan dengan jumlah 34 responden dan jumlah laki- laki 16 responden. WHO (2018) memaparkan pada cancer country profiles insiden terbanyak terjadi pada perempuan yaitu 101.325 kasus sedangkan laki-laki 77.690 kasus. Hal ini sejalan dengan penelitian Yulia di RS Kanker Dharmais (2012) dan Harfendi, Yuliasti & Winarto di RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau (2017). Beberapa alasan yang menyebabkan perempuan lebih banyak dikarenakan perempuan lebih tinggi tingkat kesadarannya sehingga saat pendataan respon rate lebih banyak ditemukan, hal ini juga yang menyebabkan proporsi kanker serviks, ovarium dan payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemukan di Indonesia10. Wanita juga memiliki risiko yang lebih tinggi untuk terkena kanker payudara dikarenakan wanita lebih terpajan terhadap hormone estrogen11. Pendidikan terakhir pasien dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu Tidak sekolah, SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi. Kami mendapatkan status pendidikan terbanyak ialah SD yaitu 16 responden. Hal ini serupa dengan hasil penelitian nasional di Indonesia pada tahun 2018 dan hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Asyifa di RSUD Dr. Moewardi Surakarta (2019) hasil serupa paling banyak pada tingkat pendidikan yang rendah daripada tingkat pendidikan yang tinggi yang didukung oleh pernyataan Notoamodjo12 seseorang yang memiliki tingkat pendidikan yang tinggi cenderung mempunyai pola pikir yang lebih berkembang dan lebih logis. Kami membagi kategori distribusi frekuensi radioterapi menjadi 4 kategori, yaitu 1-10 kali penyinaran, 11-20 kali penyinaran, 21-30 kali penyinaran, dan >30 kali penyinaran. Kami mendapatkan frekuensi radioterapi terbanyak ialah 21-30 kali penyinaran, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Surakarta pada tahun 2017. Kami menemukan bahwa responden memiliki pemahaman bahwa radioterapi perlu dilakukan secara rutin, tidak hanya sekali. Hal ini berkaitan berkaitan dengan informasi mengenai jadwal pelaksanaan radioterapi yang telah dipaparkan oleh dokter sebelum pelaksanaan radioterapi. Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan seseorang. Kami juga menganalisis pengetahuan dan kepatuhan radioterapi secara bivariat. Dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa tingkat pengetahuan radioterapi dengan tingkat kepatuhan radioterapi pada pasien kanker yang menjalani radioterapi di Instalasi Radioterapi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tidak bermakna signifikan secara statistik sehingga hasil ini tidak sesuai dengan hipotesis penelitian. Hasil yang kami dapatkan berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Badakhshi (2013). Penelitian tersebut menyebutkan ketidakpatuhan dapat disebabkan oleh kurangnya informasi yang memadai mengenai alasan untuk mengenai radioterapi dan ketakutan pasien akan radioterapi itu sendiri. Kemungkinan penyebab hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hipotesis penelitian karena pasien-pasien yang menjalani radioterapi di Instalasi Radioterapi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda terbanyak memiliki tingkat kepatuhan yang patuh 3 Medical and Health Science Journal, Vol.4., No.1, February 2020 sehingga penyebaran data tidak merata, karena penyebaran data termasuk salah satu faktor yang memengaruhi nilai p. Nilai p dipengaruhi oleh jumlah efek, jumlah sampel dan penyebaran data tidak merata13. Pasien radioterapi dituntut untuk patuh, karena jika pasien yang menjalani radioterapi tidak patuh atau tidak mengikuti perawatan yang ditentukan selama jangka waktu yang direncanakan oleh dokter, maka pasien akan dikeluarkan atau tidak mendapat jadwal untuk radioterapi lagi. Selain itu, tingkat pengetahuan bukan merupakan faktor tunggal yang memengaruhi ketidakpatuhan dalam radioterapi. Faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kepatuhan pasien adalah jarak pasien yang berada >100 km dari pusat perawatan, pasien tanpa kartu kemiskinan, pasien yang menganggur, dan pasien dengan penyakit stadium IV-A/B dan stadium lanjut tumor, pemberian Computer Controlled Radiation Therapy (CCRT)14,15. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan : 1. Tingkat pengetahuan radioterapi pasien terbanyak adalah baik. 2. Tingkat kepatuhan radioterapi pasien terbanyaj adalah patuh. 3. Tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan tingkat kepatuhan radioterapi pada pasien kanker yang menjalani radioterapi di Instalasi Radioterapi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. DAFTAR PUSTAKA 1. WHO. (2018) . “Latest Global Cancer Data: Cancer burden rises to 18.1 million new cases and 9.6 million cancer deaths in 2018.” (WHO) 1-3. 2. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. (2015). “Stop Kanker.” Info DATIN (Pusat Data dan Informasi) 1-6. 3. International Association of Cancer Registries. (2018). New Global Cancer Data : GLOBOCAN 2018. 12 september. Diakses january 14, 2019. http://www.uicc.org/new-global-cancer- data-globocan-2018. 4. Mariah-Singh, Diane, dan Elisabeth Raymakers. n.d. What is cancer? Information on Cancer for Patients and Family. Health Province of Kwazulu- natal, Cancer Association of South Africa, Kwazulu-natal: Cancer Association of South Africa. 5. National Cancer Institute. (2016). National Cancer Institute. Diakses january 18, 2019. www.cancer.gov. 6. Fitriatuzzakiyah, Nur, Rano K. Sinuraya, dan Irma M. Puspitasari. (2017). “Terapi Kanker dengan Radiasi: Konsep Dasar Radiasi dan Perkembangannya di Indonesia.” Jurnal Farmasi Klinik Indonesia 6: 311-320. 7. Rosita, Ita, dan Susana Widyaningsih. (2017). “Gambaran Tingkat Pengetahuan Tentang Radioterapi Pada Pasien Kanker Nasofaring di RSUD DR Moewardi Surakarta.” Jurnal Jurusan Keperawatan. 8. Puts, M. T. E., A. Tourangeau H. A. Tu, D. Howell, M. Fitch, E. Springall, dan S. M. H. Alibhai. (2013). “Factors Influencing Adherence to Cancer Treatment in Older Adults with Cancer: A Systematic Review.” Oxford Journals Annals of Oncology (US National Library of Medicine National Institutes of Health). 9. Slamet, Y. (1994). Pembangunan Masyarakat Berwawasan Partisipatif. Surakarta: Sebelas Maret University. 10. Riskesdas RI. (2018). Hasil utama Riskesdas 2018. Kementerian Kesehatan Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. 11. Sari, Suci Estetika, Wirsma Arif Harahap, dan Deddy Saputra. (2018). “Pengaruh faktor risiko terhadap ekspresi reseptor estrogen pada penderita kanker payudara di kota Padang.” Jurnal Kesehatan Andalas 7. 12. Notoatmodjo. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. 4 http://www.uicc.org/new-global-cancer-data-globocan-2018 http://www.uicc.org/new-global-cancer-data-globocan-2018 http://www.cancer.gov/ Medical and Health Science Journal, Vol.4., No.1, February 2020 13. Dahiru, Tukur. (2008). “P- Value, a true test of statistical significance? a cautionary note.” Annals of Ibadan Postgraduate Medicine 6: 21-26. 14. Pandey, Kailash Chandra, Swaroop Revannasiddaiah, dan Nirdosh Kumar Pant. (2015). “Palliative radiotherapy in locally advanced head and neck cancer after failure of induction chemotherapy: comparison of two fractionation schemes.” Indian Journal of Palliative Care 21 (1): 21-26 15. Shivani, Gupta, Kartick Rastogi, Aseem Rai Bhatnagar, Daleep Singh, Kampra Gupta, dan Ajay Singh Choudhary. (2018). “Compliance to Radiotherapy: A tertiary care center experience.” Indian Journal of cancer 55 (2): 166-169. 5