143 Mutiara Medika Vol. 12 No. 3: 143-149, September 2012 Perbedaan Hubungan antara Ibu Bekerja dan Ibu Rumah Tangga terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun Relationship between Working Mother and the Housewife with the Growth and Development of 2-5 Years Children Dixy Febrianita Titi Pratama Putri1, Kusbaryanto2* 1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *Email: koesbary@yahoo.co.id Abstrak Terdapat hubungan antara wanita yang bekerja dengan tumbuh kembang anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara profesi ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga dengan pertumbuhan dan perkembangan anak usia 2-5 tahun. Jenis penelitian ini adalah ana- lytic observational dengan pendekatan cross sectional. Subyek penelitian adalah pasangan ibu seorang pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga (istri pegawai pria yang tidak bekerja) dengan anaknya yang berusia 2-5 tahun. Sampel yang digunakan sebanyak 80. Data dianalisis menggunakan uji Chi- square. Hasil uji statistik didapat nilai p=0,012 RR=0,38 (CI 95%: 0,16–0,86) untuk hubungan antara profesi ibu dengan perkembangan anak, sedangkan dengan pertumbuhan anak nilai p=0,330 RR=1,75 (CI 95%: 0,55–5,51). Hubungan antara profesi ibu dengan pola asuh makan (p=0,120) dan pola asuh stimulus (p=0,172). Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara profesi ibu dengan perkembangan anak, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara profesi ibu dengan pertumbuhan anak, pola asuh makan, dan pola asuh pemberian stimulus. Kata kunci: pertumbuhan, perkembangan, ibu pegawai, ibu rumah tangga, anak usia 2-5 tahun Abstract There is any relationship between working mother with growth and development her child. The objectives of this study are to determine the relationship between mother profession as an employee in the company and the housewife with the growth and development of 2-5 years children. This study is observational analytic with cross sectional approach. The subjects in this study are the mother of an employee in the company and housewife (wife of male employees who are not working) with their chil- dren aged 2-5 years. The samples used for as many as 80. The data were analyzed using Chi-square test. Results from statistical tests obtained the p=0.012 RR=0.38 (CI 95%: 0.16-0.86) for the relationship between mother’s profession with child development, while with child growth, p=0.330 RR=1,75 (CI 95%: 0.55-5.51). Relationship between mother’s profession with ate parenting (p=0,120) and stimulation parenting (p=0,172). Based on the result above shows there are significant relationships between mother’s professions with child development, but there’s no significant relationships between mother’s profes- sions with child growth, ate parenting, and also with stimuli parenting. Key words: growth, development, mother as an employee, housewife mother, 2-5 years children ARTIKEL PENELITIAN 144 Dixy Febrianita Titi Pratama Putri, Perbedaan Hubungan antara Ibu Bekerja ... PENDAHULUAN Tahun-tahun pertama kehidupan merupakan periode yang sangat penting yaitu pertumbuhan fisik, perkembangan kecerdasan, ketrampilan mo- torik dan sosial emosi berjalan demikian pesatnya.1 Untuk mencapai keberhasilan di tahun-tahun terse- but, dibutuhkan peran pengasuh anak, terutama ibu.2 Jika peran tersebut dapat dimainkan dengan baik oleh ibu maka pertumbuhan dan perkembang- an anak dapat mencapai titik optimal. Pada saat ini banyak ibu-ibu yang bekerja de- ngan alasan untuk menambah penghasilan ekono- mi keluarga. Berdasarkan data statistik Biro Pusat Statistik (BPS) tahun 2003 menunjukkan bahwa dari 100% wanita didapatkan 82,68% adalah pe- rempuan bekerja dan sisanya sebanyak 17,31% adalah perempuan tidak bekerja. Dengan bekerja maka semakin sedikit pula waktu dan perhatian yang mereka curahkan untuk anaknya. Keadaan ini dikhawatirkan akan berpengaruh pada pertum- buhan dan perkembangan anak.3 Pertumbuhan dan perkembangan anak meru- pakan proses yang berkesinambungan dan ber- langsung terus menerus dimulai dari masa pem- buahan hingga dewasa. Istilah tumbuh kembang sendiri mencakup dua peristiwa yang sifatnya ber- beda, namun saling berkaitan dan sulit dipisahkan satu dengan lainnya.2 Pertumbuhan dapat didefini- sikan sebagai bertambah banyak dan besarnya sel seluruh bagian tubuh yang bersifat kuantitatif dan dapat diukur,4 sedangkan definisi perkembangan anak berhubungan dengan perubahan kualitatif yang meliputi beberapa dimensi perkembangan anak yaitu perkembangan motorik kasar, motorik halus, bahasa, sosialisasi, kognitif, dan hubungan keluarga.5 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak merupakan hasil interaksi dari banyak faktor, yakni: faktor genetik (keturunan) dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan tersebut terdiri dari faktor lingkungan biologis, faktor fisik, faktor psikososial serta faktor keluarga dan adat istiadat (pekerjaan, pendidikan ayah/ibu, jumlah saudara, adat istiadat dan norma-norma).6 Ibu sebagai salah satu faktor lingkungan ke- luarga yang berpengaruh pada tumbuh kembang, memainkan peran di dalam mendidik anak, teruta- ma pada masa balita. Peranan ibu tersebut dibeda- kan menjadi tiga tugas penting, yaitu ibu sebagai pemuas kebutuhan anak, ibu sebagai teladan atau “model” peniruan anak dan sebagai pemberi stimu- lasi bagi perkembangan anak.7 Peran lain ibu dalam menunjang pertumbuhan anak adalah memberikan pola asuh makan yang baik. Praktek pola asuh makan terdiri dari pembe- rian makan yang sesuai umur dan kemampuan anak, kepekaan ibu atau pengasuh mengetahui saat anak perlu makan, upaya menumbuhkan naf- su makan anak, dan menciptakan situasi makan yang baik seperti memberi rasa nyaman saat makan.7 Selain pola asuh makan, pemberian stimulus oleh ibu juga tidak kalah penting. Rangsangan sti- muli berguna dalam pertumbuhan dan perkem- bangan organ-organ yang belum lengkap pada waktu lahir, khususnya rangsangan yang diberikan oleh ibu. Selain itu pula rangsangan yang diberikan oleh ibu, akan memperkaya pengalaman dan mem- punyai pengaruh yang besar bagi perkembangan kognitif, visual, verbal serta mental anak.6 Anak membutuhkan interaksi positif dengan ibunya atau pengasuhnya. Pengaruh budaya yang 145 Mutiara Medika Vol. 12 No. 3: 143-149, September 2012 mendukung interaksi antara ibu dan anak perlu dilestarikan. Perilaku eksplorasi dan learning mela- lui interaksi ini perlu dicermati, dan anak membu- tuhkan dorongan dari orangtua untuk mengem- bangkan kemampuannya.8 Interaksi timbal balik antara anak dan orang tua dapat menciptakan keakraban dalam keluarga. Anak akan terbuka kepada orang tuanya, sehingga komunikasi bisa dua arah dan segala permasalah- an dapat dipecahkan bersama karena adanya ke- dekatan dan kepercayaan antara orang tua dan anak. Interaksi tidak ditentukan oleh seberapa lama kita bersama anak (kuantitas) namun lebih ditentu- kan oleh kualitas dari interaksi tersebut. Kualitas adalah pemahaman terhadap kebutuhan masing- masing dan upaya optimal untuk memenuhi kebu- tuhan tersebut yang dilandasi oleh rasa saling me- nyayangi.4 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara profesi ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga dengan pertum- buhan dan perkembangan anak usia 2-5 tahun. BAHAN DAN CARA Jenis penelitian ini adalah penelitian observa- sional analitik dengan menggunakan rancangan penelitian potong lintang (cross sectional). Peneliti- an ini dilakukan di PT. Safarijune Textile Industry Boyolali. Besar sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 80 responden, 40 responden merupa- kan ibu pegawai perusahaan beserta anaknya dan 40 responden lainnya adalah ibu rumah tangga beserta anaknya. Pemilihan sampel dilakukan de- ngan cara consecutive sampling. Kriteria sampel balita adalah balita berumur 2-5 tahun, sedangkan kriteria responden ibu adalah ibu yang berprofesi sebagai pegawai perusahaan, ibu yang beprofesi sebagai ibu rumah tangga, dan bersedia berpartisi- pasi dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini terdapat 3 variabel yang diidentifikasi. Variabel tergantung yaitu pertumbuh- an dan perkembangan anak usia 2-5 tahun, varia- bel bebas yaitu Ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga, serta variabel antara yaitu pola asuh makan dan stimulus. Pengumpulan data dilakukan dengan wawan- cara kepada ibu masing-masing anak untuk men- dapatkan sampel dengan kriteria inklusi dan me- ngeluarkan sampel dengan kriteria eksklusi pada kedua sampel. Kedua adalah dengan mengguna- kan alat-alat observasional untuk mendapatkan ni- lai tentang tumbuh kembang, antara lain data me- ngenai tinggi badan yang diukur dengan meteran dan berat badan yang diukur dengan timbangan. Ketiga adalah dengan menggunakan kuesioner un- tuk mengukur pertumbuhan anak, pola asuh pem- berian makan dan pola asuh pemberian stimulus. Data disajikan mengunakan distribusi frekuen- si dan prosentase dan diolah menggunakan uji Chi Square. Analisis univariat digunakan untuk menge- tahui distribusi frekuensi dari masing-masing varia- bel. Analisa bivariat dengan menggunakan uji Chi Square untuk mengetahui hubungan antara profesi ibu dengan tumbuh kembang anak, serta hubungan profesi ibu dengan pola asuh makan dan stimulus. HASIL Pada Tabel 1. terlihat bahwa proporsi umur ibu terbanyak adalah umur produktif antara 21-35 ta- hun (61,3%). Dilihat dari tingkat pendidikan, SMA/ sederajat memiliki proporsi tingkat pendidikan 146 Dixy Febrianita Titi Pratama Putri, Perbedaan Hubungan antara Ibu Bekerja ... terbanyak (46,3%). Proporsi umur terbanyak pada kedua kelompok adalah pada kelompok dengan ibu seorang pegawai adalah antara 49-60 bulan (21,3%), sedangkan pada kelompok dengan ibu rumah tangga adalah antara 24-36 bulan (18,8%). Jenis kelamin terbanyak pada kedua kelompok adalah laki-laki sebanyak 58,8%. Pada Tabel 2. dapat dilihat bahwa pertumbuh- an anak sebagian besar adalah normal (86,3%) dan 13,8% tidak normal. Tingkat perkembangan anak dalam kategori normal sebanyak 72,5%, se- dangkan kategori tidak normal sebanyak 27,5%. Pola asuh ibu dalam pemberian makan kepada anaknya termasuk kategori baik (53,8%), kategori cukup baik (41,3%) dan kategori kurang baik (5%). Sebagian besar ibu (78,8%) memiliki tingkat kebia- saan pemberian stimulus baik kepada anaknya dan 21,3% memiliki tingkat yang cukup baik. Pada Tabel 3. menunjukkan pertumbuhan anak yang tidak normal lebih banyak pada kelom- pok ibu dengan profesi sebagai pegawai di perusa- haan (17,5%), sedangkan pada ibu rumah tangga pertumbuhan anak yang tidak normal sebesar 10%. Hasil analisis dengan menggunakan Chi- square diperoleh nilai p=0,330 sehingga dapat dika- takan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara profesi ibu sebagai pega- wai di perusahaan dan ibu rumah tangga dengan pertumbuhan anak. Hasil penelitian hubungan antara profesi ibu pada Tabel 3. dengan perkembangan anak menun- jukkan proporsi anak yang mengalami perkem- bangan tidak normal sebagian besar terdapat pada anak dengan ibu yang berprofesi sebagai ibu ru- Tabel 1. Distribusi Responden Ibu dan Anak Berdasarkan Karakteristik Karakteristik Profesi Ibu Ibu Rumah Tangga Pegawai Perusahaan Jumlah % Jumlah % Karakteristik Ibu - Umur (tahun) < 20 7 8,8 0 0 27 33,8 22 27,5 > 35 6 7,5 18 22,5 - Tingkat Pendidikan SD 5 6,3 3 3,8 SMP 15 18,8 6 7,5 SMA/ sederajat 17 21,3 20 25 S1 3 3,8 11 13,8 Jumlah 80 Karakteristik Anak - Umur (bulan) 24 - 36 15 18,8 7 8,8 37 - 48 13 16,3 16 20 49 - 60 12 15 17 21,3 - Jenis Kelamin Laki-laki 24 30 23 28,8 Perempuan 16 20 17 21,3 Jumlah 80 Tabel 2. Di stri busi Frekuen si Berdasarkan T ingkat Pertumbuhan dan Perkem-bangan Anak dan Pola Asuh Ibu terhadap Anak Frekuensi Prosentase Tingkat Pertumbuhan dan Perkembangan Pertumbuhan Normal 69 86,3% Tidak normal 11 13,8% Total 80 100% Perkembangan Normal 58 72,5% Tidak normal 22 27,5% Total 80 100% Pola Asuh Pemberian Makan Baik 43 53,8% Cukup baik 33 41,3% Kurang baik 4 5% Total 80 100% Pemberian Stimulus Baik 63 78,8% Cukup baik 17 21,3% Total 80 100% Tabel 3. Hub ungan an tara Pro fesi Ibu den gan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Profesi ibu Tidak normal Normal Total F (%) F (%) F (%) Pertumbuhan Pegawai perusahaan 7 17,5 33 82,5 40 100 Ibu rumah tangga 4 10 36 90 40 100 Jumlah 11 13,8 69 86,3 80 100 p = 0,330 Perkembangan Pegawai perusahaan 6 15 34 85 40 100 Ibu rumah tangga 16 40 24 60 40 100 Jumlah 22 27,5 58 72,5 80 100 p = 0,012 147 Mutiara Medika Vol. 12 No. 3: 143-149, September 2012 mah tangga sebesar 40%. Sementara pada ibu yang berprofesi sebagai pegawai di perusahaan hanya 15% anak yang mengalami perkembangan tidak normal. Hasil penelitian hubungan profesi ibu dengan pola asuh makan pada Tabel 4. menunjukkan bah- wa pada ibu rumah tangga yang memiliki pola asuh makan baik dan kurang baik adalah berimbang. Pada ibu dengan profesi sebagai pegawai di per- usahaan yang memiliki pola asuh kurang 42,5% dan yang memiliki pola asuh baik baik 57,5%. Analisis Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,501 dengan demikian dapat dikatakan bahwa tidak ter- dapat hubungan yang signifikan secara statistik an- tara profesi ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga dengan pola asuh dalam pem- berian makan. Hasil penelitian hubungan antara profesi ibu dengan pola asuh stimulus menunjukkan bahwa ibu yang berprofesi sebagai pegawai di perusahaan memiliki pola asuh stimulus yang baik terhadap anaknya sebesar 85%, sedangkan pada ibu rumah tangga sebesar 72,5%. Analisis menggunakan Chi Square diperoleh nilai p sebesar 0,172 sehingga dapat dikatakan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan secara statistik antara profesi ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga dengan pola asuh pemberian stimulus. DISKUSI Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, ternyata tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara profesi ibu dengan pertum- buhan anak, dengan nilai p=0,330 RR=1,75 (CI 95%: 0,55–5,51). Anak dengan ibu seorang pega- wai di perusahaan memiliki risiko 1,75 kali meng- alami pertumbuhan tidak normal dibanding dengan anak yang ibunya seorang ibu rumah tangga. Ibu, baik yang berprofesi sebagai pegawai ataupun ibu rumah tangga sudah memiliki kesa- daran yang sama untuk memenuhi kebutuhan gizi pada anaknya yang pada akhirnya dapat berpenga- ruh terhadap partumbuhan. Meskipun pada ibu yang bekerja tidak memiliki waktu banyak bersama anaknya, namun dia dapat meluangkan waktu un- tuk memberikan perhatian terhadap pemberian ma- kan sang anak, sehingga pemenuhan gizi dapat tetap terpenuhi dan pertumbuhan yang normal dapat dicapai. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan, terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara profesi ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga dengan perkembangan anak, dengan nilai p=0,012 RR 0,38 (CI 95%: 0,16– 0,86). Anak dengan ibu seorang pegawai di perusa- haan memiliki 1,4 kali pencapaian perkembangan normal dibanding dengan anak yang ibunya se- orang ibu rumah tangga. Peran ibu dalam perkembangan anak di tahun- tahun awal kehidupan memang sangat penting. Na- mun, peran tersebut masih dapat ditolerir dan di- gantikan oleh orang dewasa lainnya ketika ibu sedang pergi bekerja.9 Hal yang terpenting adalah orang tersebut bisa menggantikan figur seorang Tabel 4. Hubungan antara Profesi Ibu dengan Pola Asuh Makan dan Pola Asuh Stimulus Profesi ibu Kurang baik Baik Total F (%) F (%) F (%) Pola asuh makan Pegawai perusahaan 17 42,5 23 57,5 40 100 Ibu rumah tangga 20 50 20 50 40 100 Total 37 46,3 43 53,8 80 100 p = 0,501 Pola asuh stimulus Pegawai perusahaan 6 15 34 85 40 100 Ibu rumah tangga 11 27,5 29 72,5 40 100 Total 17 21,3 63 78,8 80 100 p = 0,172 148 Dixy Febrianita Titi Pratama Putri, Perbedaan Hubungan antara Ibu Bekerja ... ibu yang memiliki kemampuan mendidik anak. Arti- nya dia memahami bagaimana menanggapi per- kembangan anak sesuai dengan tahap perkem- bangan yang seharusnya sudah dicapai pada se- orang anak,9 sehingga perkembangan anak pada ibu yang bekerja tetap dapat berkembang normal. Interaksi yang dapat memaksimalkan perkem- bangan anak bukan dilihat dari kuantitas (seberapa lama kita bersama anak) melainkan kualitas inter- aksi tersebut,2 sehingga bisa saja seorang ibu yang bekerja dan hanya memiliki waktu sedikit dengan anaknya mempunyai anak dengan perkembangan lebih baik daripada ibu rumah tangga yang fisiknya selalu ada di rumah asalkan ibu yang bekerja tadi bisa lebih pintar mengolah waktu yang sedikit terse- but menjadi berkualitas. Berdasarkan uji statistik yang telah dilakukan ternyata tidak ditemukan hu- bungan yang signifikan antara profesi ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga de- ngan pola asuh dalam pemberian makan (p= 0,120). Hal ini sesuai dengan penelitian Wayanti (2002),10 yang menyatakan bahwa pola asuh ma- kan pada ibu yang bekerja sama baiknya dengan ibu yang tidak bekerja. Hasil penelitian hubungan antara profesi ibu dengan pola asuh makan ini ter- nyata sejalan dengan hasil penelitian Sake dan Rahma (2005),11 tentang profesi ibu dan pertum- buhan anak, dimana tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kedua variabel tersebut. Pola asuh pemberian makan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak.12 Pola asuh makan yang responsif, termasuk dorongan dari orang tua untuk menyuruh anak makan, memperhatikan nafsu makan anak, waktu pemberian makan, hubungan yang baik selama pemberian makan merupakan perilaku yang mem- pengaruhi asupan gizi pada anak yang akhirnya akan mempengaruhi status gizi anak. Setelah dilakukan uji statistik ternyata tidak terdapat hubungan yang bermakna antara profesi ibu dengan pemberian stimulus pada anak (p= 0,172). Hasil pada Tabel 4. menunjukkan kedua kelompok ibu sebagian besar memiliki pola asuh pemberian stimulus yang baik. Hasil tersebut se- suai dengan penelitian Dewi (2010)13 yang menya- takan bahwa tidak terdapat perbedaan kualitas stimulasi ibu di lingkungan rumah pada usia anak pra sekolah ditinjau dari status bekerja dan tidak bekerja. Anak yang mendapat stimulasi yang terarah akan lebih cepat berkembang dibandingkan anak yang kurang bahkan tidak mendapat stimulasi.14 Namun, dapat kita lihat dalam penelitian ini meski- pun dua kelompok ibu sama-sama memberikan po- la asuh stimulus yang baik pada anaknya tetapi terdapat perbedaan pada perkembangan anak ma- sing-masing kelompok. Perbedaan tersebut dapat disebabkan oleh berbagai macam faktor antara lain: kurangnya kesempatan anak untuk mempela- jari ketrampilan motorik, perlindungan orang tua yang berlebihan atau kurangnya motivasi anak untuk mempelajarinya,15 sehingga walaupun stimu- lus yang diberikan ibu sudah baik, belum menjamin perkembangan anak akan berjalan normal. SIMPULAN Tidak ada hubungan yang bermakna antara profesi ibu sebagai pegawai di perusahaan dan ibu rumah tangga dengan pertumbuhan anak usia 2-5 tahun. Ada hubungan yang bermakna secara sta- 149 Mutiara Medika Vol. 12 No. 3: 143-149, September 2012 tistik antara profesi ibu sebagai pegawai di perusa- haan dan ibu rumah tangga dengan perkembangan anak usia 2-5 tahun. Anak dengan ibu yang berpro- fesi sebagai pegawai di perusahaan memiliki per- kembangan yang lebih baik daripada anak dengan ibu yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Tidak ada hubungan bermakna antara profesi ibu dengan pola asuh makan maupun pemberian stimulus pada anak usia 2-5 tahun. DAFTAR PUSTAKA 1. Hariweni, T. Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja Tentang Stimu- lasi pada Pengasuhan Anak Balita. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Sumatra Utara, Sumatra Utara. 2003. 2. Soetjiningsih. Tumbuh Kembang Anak (2nd ed). Jakarta: EGC. 1998. 3. Badan Pusat Statistik (BPS). Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2003. 2003. 4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Pola Pemberian ASI dan Makanan. Jakarta. 2005. 5. Wong, L.D. dan Whaleys. Pedoman Klinis Asuhan Keperawatan Anak (M. Ester, penerje- mah). Jakarta: EGC. 2004. 6. Susilo, Y.H. Problema Kualitas Anak Indone- sia. Banjarmasin Post, 2001. p. A10. 7. Noor, S.R. Peran Perempuan dalam Keluarga Islami. 2002. Diakses 3 April 2009, dari sofia- psy.staff.ugm.ac.id 8. Anwar, HM. Peranan Gizi dan Pola Asuh dalam Meningkat Kualitas Tumbuh Kembang Anak. Medika; 2000. 26 (2): 104-111. 9. Mamesah, M. Ibu Bekerja Hambat Kecerdasan Anak. 2004. Diakses 6 May 2010, dari http:// portal.cbn.net.id/cbprtl/cyberwoman/detail. aspx?x=mother+and+baby&y=cyberwoman |0|0|8|775 10. Wayanti, S. Perbedaan Pola Asuh Ibu Bekerja dan Ibu Tidak Bekerja dalam Pencapaian Tum- buh Kembang Anak 4-6 tahun di TK Al Hasa- nah Yogyakarta. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2002. 11. Sake, R. dan Rahman, T. Hubungan Interaksi Anak, Emotional Bounding, Konsumsi Makan- an dam Penyakit Infeksi dengan Status Gizi Anak Usia 3-5 Tahun pada Keluarga Miskin di Kota Kendari. Risbinkes Poltekes Kendari. 2005. 12. Erlina, T.N. Hubungan Antara Pola Asuh Ma- kan dengan Status Gizi Anak Balita usia 2 sam- pai 5 Ttahun di Desa Banjarmangu Kecamatan Banjarmangu Kabupaten Banjarnegara. Karya Tulis Ilmiah strata satu, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. 2007. 13. Dewi, K.A. Perbedaan Kualitas Stimulasi Ibu pada Anak Usia Pra Sekolah Ditinjau dari Sta- tus Bekerja dan Tidak Bekerja [Abstrak]. Uni- versitas Airlangga, Surabaya. 2010. 14. Kania, N. Stimulasi Tumbuh Kembang Anak Untuk Mencapai Tumbuh Kembang yang Op- timal. 2006. Diakses tanggal 7 mei 2010, dari http://pustaka.unpad.ac.id/wp-content/ up- loads/2010/02/stimulasi_tumbuh_ kembang_ anak_optimal.pdf 15. Cahyani, P.B., Hubungan Pengetahuan Ibu de- ngan Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia 3-5 Tahun di Boyolali. Skripsi strata satu, Uni- versitas Muhammadiyah Surakarta, Surakarta. 2009.