195 Mutiara Medika Vol. 12 No. 3: 195-200, September 2012 Perbedaan Tingkat Endurance antara Pria Bertipe Kepribadian A dan Pria Bertipe Kepribadian B The Differences of Endurance Level between Personality Type A Male and Personality Type B Male in University of Muhammadiyah Yogyakarta Lutfia Putri Bastian1, Tri Pitara Mahanggoro2* 1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *Email: mastripitara@yahoo.com Abstrak Endurance atau daya tahan menyatakan keadaan yang menekankan pada kapasitas kerja secara terus menerus. Diartikan sama dengan kebugaran jasmani yaitu kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Daya tahan kardiorespirasi merupakan faktor utama dalam kebugaran jasmani. Pengukuran daya tahan kardiorespirasi untuk kapasitas aerobik dapat dilakukan dengan cara mengukur konsumsi oksigen maksimal (VO2max). Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan tingkat endurance antara pria bertipe kepribadian A dan pria bertipe kepribadian B. Penelitian menggunakan metode Astrand 6 minutes cycle test pada nilai VO2max dengan subyek sebanyak 60 pria yang terdiri dari 30 pria bertipe kepribadian A dan 30 pria bertipe kepribadian B. Data dianalisis menggunakan independent sample t test. Hasil penelitian didapatkan rerata nilai VO2max pada kelompok pria bertipe kepribadian A sebesar 31,8393 ± 2,14534 ml/ kg/ menit dan rerata nilai VO2max pada kelompok pria bertipe kepribadian B sebesar 36,3470 ± 3,15498 ml/ kg/ menit. Didapatkan perbedaan yang bermakna antara pria bertipe kepribadian A dan pria bertipe kepribadian B (p=0,000). Disimpulkan terdapat perbedaan tingkat endurance antara pria bertipe kepribadian A dan pria bertipe kepribadian B. Pria bertipe kepribadian A memiliki tingkat endurance yang lebih rendah dibandingkan pria bertipe kepribadian B. Kata kunci: endurance, VO2 max, tipe kepribadian A dan B Abstract Endurance is a condition that is showed continuous work capacity. Interpreted same as physical fitness is the ability of someone to complete everyday tasks without experiencing significant fatigue. Cardiorespiratory endurance is a main factor in physical fitness. Measurement of cardiorespiratory en- durance for aerobic capacity can be done by measuring the maximal oxygen uptake (VO2max). The research aims to see if there are differences of endurance level between personality type A male and personality type B male. Research using the Astrand 6 minutes cycle test on the value of VO2max by as many as 60 male subjects consist of 30 male with personality type A and 30 male with personality type B. Data were analyzed using independent sample t test. Results showed the mean value of VO2max in the group personality type A male is 31.8393 ± 2.14534 ml/ kg/ min and the mean value of VO2max in the group personality type B is 36.3470 ± 3.15498 ml/ kg /min. Found significant differences between per- sonality type A male and personality type B male (p = 0.000). The conclusion there are different levels of endurance between personality type A male and personality type B male. Male with personality type A have lower levels of endurance than male with personality type B. Key words: endurance, VO2 max, personality type A and B ARTIKEL PENELITIAN 196 Lutfia Putri Bastian, Perbedaan Tingkat Endurance ... PENDAHULUAN Endurance atau daya tahan diartikan sama de- ngan kebugaran jasmani yaitu kemampuan sese- orang menyelesaikan tugas sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti, dengan penge- luaran energi yang cukup besar guna memenuhi kebutuhan geraknya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila se- waktu-waktu dibutuhkan.1 Seseorang yang mem- punyai kebugaran jasmani memiliki syarat-syarat fisik seperti syarat anatomis dan atau syarat fisio- logis yang dapat ditingkatkan dengan latihan fisik. Latihan fisik merupakan salah satu cara untuk me- ngembangkan tubuh secara fisiologis sekaligus mengembangkan tubuh secara anatomis.2 Daya tahan kardiorespirasi merupakan kom- ponen terpenting dalam kebugaran jasmani.3 Daya tahan kardiorespirasi yaitu kesanggupan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan mendistribusikan ke jaring- an yang aktif untuk metabolisme tubuh.4 Daya ta- han kardiorespirasi dipengaruhi oleh berbagai fak- tor fisiologis, antara lain: keturunan/genetik, usia, jenis kelamin dan aktivitas fisik.4 Terdapat dua ma- cam daya tahan kardiorespirasi, yaitu daya tahan aerobik dan daya tahan anaerobik. Ketahanan ae- robik adalah kemampuan untuk melakukan aktivi- tas jangka panjang (dalam hitungan menit sampai jam) yang bergantung pada sistem O2-ATP untuk memasok persediaan energi yang dibutuhkan se- lama aktivitas. Aktivitas yang dilakukan dalam jang- ka waktu yang lebih singkat membutuhkan sistem yang dapat menyediakan ATP lebih cepat dari sistem O2-ATP. Digunakan sistem energi anaerobik, yaitu glikolisis parsial untuk menyediakan energi yang dibutuhkan. Aktivitas semacam ini disebut dengan ketahanan anaerobik.5 Kemampuan aerobik antara lain dapat diketa- hui dari kemampuan sistem kar-diorespirasi untuk menyediakan kebutuhan oksigen sampai ke dalam mitokondria, sedangkan kemampuan anarobik da- pat diketahui dari kekuatan kontraksi otot.6 Sistem transportasi oksigen erat hubungannya dengan VO2max. VO2max adalah jumlah maksimal oksigen yang dapat dikonsumsi selama aktivitas fisik yang intens sampai akhirnya terjadi kelelahan. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.7 VO2max digunakan sebagai parameter untuk menentukan kebugaran jasmani.8 Besar VO2max dinyatakan dalam ml/kg/menit, digolong- kan pada kelompok umur dan jenis kelamin, dan besaran tersebut kemudian dimasukkan dalam kate- gori amat baik, baik, rata-rata, sedang dan kurang.9 Pengukuran kemampuan maksimal sistim kar- diorespirasi dapat secara langsung menggunakan spirometer sirkuit terbuka atau tertutup selama latih- an dengan treadmill dan ergocycle di laboratorium dan cara tidak langsung menggunakan estimasi VO2max dengan uji submaksimal menggunakan ergocycle, treadmill atau bangku Harvard.10 Nilai VO2max dapat diketahui melalui denyut jantung dan nilai VO2max memakai prediksi normogram Astrand atau tabel Astrand, dengan menarik garis lurus dari beban kerja atau berat badan ke skala VO2 kemu- dian dihubungkan dengan denyut jantung untuk mendapatkan VO2max. 11 Friedman dan Rosenman membedakan tipe kepribadian menjadi dua, yaitu tipe kepribadian A dan tipe kepribadian B.12 Ciri-ciri orang yang memi- liki tipe kepribadian A yaitu selalu bergerak, berjalan dan makan dengan cepat, merasa tidak sabar, ber- 197 Mutiara Medika Vol. 12 No. 3: 195-200, September 2012 juang untuk berpikir atau melakukan dua hal atau lebih secara terus menerus, tidak dapat meluang- kan waktu untuk bersantai, terobsesi dengan ang- ka-angka, kesuksesan diukur dengan seberapa banyak hasil yang telah dicapai.12 Kebalikan dari orang berkepribadian A adalah tipe kepribadian B. Ciri-ciri orang yang memiliki tipe kepribadian B yaitu tidak pernah merasa terte- kan dengan perasaan terburu-buru karena keter- batasan waktu, merasa tidak perlu memperlihatkan atau mendiskusikan keberhasilan mereka kecuali dalam keadaan terpaksa karena adanya perminta- an dari situasi yang ada, bermain untuk berse- nang-senang dan bersantai, dibandingkan mem- perlihatkan superioritas mereka, dapat bersantai tanpa merasa bersalah.12 Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan tingkat endur- ance atau daya tahan kebugaran antara pria ber- tipe kepribadian A dan pria bertipe kepribadian B. BAHAN DAN CARA Penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara, pertama dilakukan pengumpulan data primer dari hasil kuisioner untuk mendapatkan subyek peneli- tian, kemudian dilakukan survey terhadap data yang didapatkan dari hasil pengukuran nilai VO2max dengan metode Astrand 6 minutes cycle test. Subyek penelitian adalah mahasiswa Univer- sitas Muhammadiyah Yogyakarta sejumlah 60 or- ang terdiri dari 30 mahasiswa bertipe kepribadian A dan 30 mahasiswa bertipe kepribadian B. Data penelitian terdiri atas 60 orang subyek penelitian berjenis kelamin laki-laki. Data tersebut terdiri atas umur, berat badan dan rata-rata denyut nadi pada dua menit terakhir. Tingkat endurance diukur menggunakan metode Astrand 6 minutes cycle test untuk mengetahui kemampuan/nilai VO2max. Selanjutnya dihitung dengan statistik deskriptif. Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non param etri k menggunakan Kolmogorov- Smirnov untuk subyek besar e” 50 atau Saphiro- Wilk untuk subyek kecil d” 50. Nilai VO2max diana- lisis menggunakan uji Independent Sample t Test. HASIL Tabel 1. menunjukkan bahwa kelompok tipe kepribadian A dengan subyek 30 orang, nilai mini- mal VO2max = 28.56 ml/kg/menit, nilai maksimal VO2max = 36.40 ml/kg/menit, nilai mean atau rata- rata VO2max=31.84 ml/kg/menit, dengan standard eror mean= 0.39 dan nilai standard deviasi= 2.14. Tipe kepribadian B jumlah subyek= 30, nilai mini- mal VO2max = 29.43 ml/kg/menit, nilai maksimal VO2max = 46.75 ml/kg/menit, nilai mean atau rata- rata VO2max = 36.35 ml/kg/ menit, dengan standart eror mean = 0.58 dan nilai standard deviasi = 3.15. Tabel 2. menunjukkan nilai rata-rata VO2max pada kelompok tipe kepribadian A= 31.84 ± 2.14 ml/ kg/menit termasuk dalam kategori sedang, sedangkan nilai rata-rata VO2max pada kelompok tipe kepribadian B=36.35±3.15 ml/kg/menit masuk dalam kategori rata-rata. Hipotesis yang hendak diuji yaitu terdapat perbedaan tingkat endurance antara pria bertipe kepribadian A dan pria bertipe kepribadian B. Tabel 1. Rangkuman Hasil Perhitungan Data Statistik Deskripsi Variabel Tipe Kepribadian N M x ± SDean Max. Min. VO2max A 30 31.8393±2.14 36.40 28.56 B 30 36.3470±3.15 46.75 29.43 198 Lutfia Putri Bastian, Perbedaan Tingkat Endurance ... Pada Tabel 3. dapat diketahui bahwa nilai t hitung VO2max yang diperoleh sebesar –6.471 dengan nilai signifikansi 0.000 atau p < 0.05 maka H0 ditolak dan H1 diterima atau VO2max antara pria bertipe kepribadian A dan pria bertipe kepribadian B secara statistik berbeda. Kondisi ini menggam- barkan terdapat perbedaan tingkat endurance yang bermakna antara pria bertipe kepribadian A dan pria bertipe kepribadian B. DISKUSI Hasil penelitian ini menunjukkan rata-rata nilai VO2max pria bertipe kepribadian A=31.84 ± 2.14 ml/kg/menit termasuk dalam kategori sedang, se- dangkan nilai rata-rata VO2max pada kelompok tipe kepribadian B= 36.35 ± 3.15 ml/kg/menit masuk dalam kategori rata-rata. Uji statistik ditemukan per- bedaan nilai VO2max yang bermakna antara pria bertipe kepribadian A dan pria betipe kepribadian B. Artinya terdapat perbedaan tingkat endurance antara pria bertipe kepribadian A dan pria bertipe kepribadian B. Perbedaan tingkat endurance ini disebabkan karena pria bertipe kepribadian A dianggap memiliki tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan pria bertipe kepribadian B.12 Sifat agresif, lekas marah dan bermusuhan yang ada pada tipe kepribadian A memicu terjadinya stres. Orang stres mengalami peningkatan denyut jantung. Denyut jantung yang meningkat ini mengakibatkan nilai VO2max menjadi lebih rendah. Artinya stres dapat menyebabkan penurunan tingkat kebugaran. Stres juga dianggap sebagai salah satu faktor yang dominan terhadap faktor risiko penyakit jantung koroner. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilaku- kan oleh Friedman dan Rosenman pada tahun 1974. Mereka melakukan studi selama 9 tahun menggunakan 3000 pria sehat berusia 35-39 ta- hun. Hasilnya kepribadian tipe A memiliki dua kali lipat resiko jantung koroner dibandingkan dengan tipe kepribadian B.13 Williams (2001),14 juga menya- takan bahwa sifat pemberang dan mudah marah yang ada pada orang dengan tipe kepribadian A yang menjadi faktor risiko signifikan terhadap pe- nyakit jantung koroner. Kebugaran jasmani yang baik dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya yang terpenting ada- lah aktivitas fisik atau latihan fisik. Latihan dapat meningkatkan nilai konsumsi oksigen maksimum (VO2max) yang dicetuskan oleh olahraga. VO2max dapat berubah sesuai tingkat dan intensitas aktivi- tas fisik. VO2max akan lebih rendah pada orang yang tidak aktif. VO2max adalah hasil dari curah Tabel 2. Kategori Kebugaran Kardiorespirasi Berdasarkan VO2max Cardiorespiratory Fitness Categories According to VO2max (ml/ kg/ minute) Jenis Kelamin Usia Buruk Sedang Rata-rata Baik Sangat Baik Pria < 29 < 24.9 25 - 33.9 34 - 43.9 44 - 52.9 > 53 30 - 39 < 22.9 23 - 30.9 31 - 41.9 42 - 49.9 > 50 40 - 49 < 19.9 20 - 26.9 27 - 38.9 39 - 44.9 > 45 50 - 59 < 17.9 18 - 24.9 25 - 37.9 38 - 42.9 > 43 60 - 69 < 15.9 16 - 22.9 23 - 35.9 36 - 40.9 > 41 > 70 < 12.9 13 - 20.9 21 - 32.9 33 - 37.9 > 38 Adapted from I. Astrand. Acta Physiologica Scandinavica 49 (1960). Suplementum 169: 45-60. Tabel 3. Rangkuman Hasil Perhitungan Uji T Independent Sample Test VO2max t hitung Sig. (2-tailed) Keterangan Equal Variances Assumed - 6.471 .000 H0 ditolak dan H1 diterima 199 Mutiara Medika Vol. 12 No. 3: 195-200, September 2012 jantung maksimum dan ekstraksi O2 maksimum oleh jaringan, dan keduanya dapat meningkat de- ngan latihan.15 Berkebalikan dengan tipe kepribadian A, orang dengan tipe kepribadian B dapat dengan mudah mengurangi dan menghindari stres antara lain me- lalui pola makan yang sehat dan bergizi, memeli- hara kebugaran jasmani, melakukan aktivitas yang menggembirakan, bersantai, menjalin hubungan yang harmonis, menghindari kebiasaan yang jelek, merencanakan kegiatan harian secara rutin, me- luangkan waktu untuk diri sendiri dan keluarga, ser- ta menghindari diri dalam kesendirian.16 Orang de- ngan tipe kepribadian B memiliki waktu untuk ber- santai, melakukan aktivitas yang menyenangkan dan berolah raga sehingga terhindar dari stres. Loehr (1993),17 mengatakan individu yang terhindar dari stres akan memiliki kebugaran jasmani yang baik. Hal ini menjelaskan bahwa tipe kepribadian B memiliki tingkat kebugaran (endurance) yang le- bih tinggi dibanding tipe kepribadian A. SIMPULAN Disimpulkan terdapat perbedaan tingkat en- durance antara pria bertipe kepribadian A dan pria bertipe kepribadian B. Pria bertipe kepribadian A memiliki tingkat endurance yang lebih rendah di- bandingkan pria bertipe kepribadian B. Perlu pene- litian lanjut mengenai tingkat endurance dan kaitan- nya dengan dosis emosional seseorang serta ting- kat endurance pada peminum kopi. DAFTAR PUSTAKA 1. Sajoto, M. Peningkatan dan Pembinaan Ke- kuatan Kondis Fisik dalam Olahraga. Sema- rang: Dahara Prize. 1988. 2. Giriwidjojo, S. Arti dan Fungsi Physical. Bandung: Universitas Padjadjaran. 1970. 3. Ichsan. Pendidikan Kesehatan dan Olahraga. Jakarta: DITKI. 1988. 4. Yunus, F. Faal Paru dan Olahraga. Jurnal Respirologi Indonesia, 1997; 17: 100 – 105. 5. Thomas, G. Theory of Physical Preparation for Volleyball. In: Coaches Manual 1. Lausanne: Federation International de Volleyball. 1989. Hlm : 400. 6. Fox, E.L., Mathew, D.K. The Physiology Basis of Education and Athletics. Philadelphia: Saunders College Publishing. 1981. 7. Astorin, T.A., Robergs, R.A., Ghiasvand, F., Marks, D., Burns, S. Incidence of the Oxygen Plateauat VO2max during Exercise Testing to Volitional Fatigue. J. of The Amer Soc of Exerc Physiol, 2000; 3 (4): 1-12. 8. Astrand. Text Book of Work Physiology. New York: McGraw-Hill. 1970. 9. Ogawa, T., Spinna, R.J., Martin, W.H., Kohrt, W.M., Schechtman, K.B., Holloszy, J.O., Ehsani, A.A. Effects of Aging Sex and Physi- cal Taining on Cardiovascular Responses to Exercise. Circul. 1992; 86 (2): 494 - 503. 10. Astrand, P.O., Rodhahl, K. Textbooks of Work Physiology. 3rd Edition. New York: Mc Graw- Hill. 1986. 11. Kartawa, H. Kumpulan Diktat Kuliah Kedokter- an Olahraga. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, 2003. Hlm : 29 – 41. 12. Robbins, S.P. Organizational Behavior. New Jersey: Prentice Hall. 2003. 13. Friedman, M. Type A Behavior: Its Diagnosis and Treatment. New York: Plenum Press (Kluwer Academic Press). 1996. 200 Lutfia Putri Bastian, Perbedaan Tingkat Endurance ... 14. Williams, R.B. Hostility: Effects on Health and the Potential for Successful Behavioral Ap- proaches to Prevention and Treatment. In Baum, A., Revenson, T.A., Singer, J.E. (Eds.) Handbook of Health Psychology. Mahwah, NJ. 2001. 15. Sukadiyanto. Stres dan Cara Menguranginya. FKIK UNY, Yogyakarta. Cakrawala Pendidikan. Februari 2010. TH XXIX. 16. Ganong, W.F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 20. Alih bahasa: Widjajakusumah D., Irawati D., Siagian M., Moeloek D., Pendit B.U. Jakarta: EGC. 2002. 17. Loehr, J. Toughness Training for Life. New York: Penguin Books Ltd. 1993.