1 Mutiara Medika Vol. 13 No. 1: 1-6, Januari 2013 Korelasi Gambaran Ultrasonografi Hepar dengan Kadar Alkali Fosfatase Pasien Klinis Hepatitis The Correlation of Liver Ultrasound Imaging with Alkaline Phosphatase Levels in Clinical Hepatitis Patient Herti Sakinah1, Adang Muhammad Gugun2* 1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2Bagian Patologi Klinik Fakulas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *Email: adang_patklin@yahoo.com Abstrak Hepatitis adalah penyakit peradangan atau infeksi hati, dengan penyebab virus, bakteri, jamur, parasit dari obat-obatan. Pemeriksaan penunjang diagnostik hepatitis adalah tes fungsi hati, salah satunya adalah alkali fosfatase, yaitu enzim yang berhubungan dengan penanda adanya penyumbatan pada kantung empedu (kolestasis) dan sensitif untuk mendeteksi beragam jenis penyakit parenkim hati. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) dilakukan untuk mendeteksi adanya kelainan organ seperti gambaran ekhostruktur, ukuran, permukaan hepar dan vesika felea. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui korelasi antara gambaran USG hepar dengan kadar alkali fosfatase pada pasien klinis hepatitis. Jenis penelitian ini observasional analitik dengan desain cross sectional, menggunakan data rekam medis. Data penelitian berjumlah 35. Analisis data menggunakan uji Spearman dan uji Lambda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi antara kadar alkali fosfatase dengan gambaran USG hepar yang meliputi: ekhostruktur (r=0,094, p=0,590), ukuran (r=0,333, p=0,050) dan permukaan hepar (r=0,324, p=0,057), vesika felea (r=0,615, p=0,001). Disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara gambaran ekhostruktur, permukaan, dan ukuran hepar dengan kadar alkali fosfatase, tapi terdapat korelasi yang bermakna antara gambaran vesika felea dengan kadar alkali fosfatase pada pasien klinis hepatitis. Kata kunci: hepatitis, ultrasonografi hepar, alkali fosfatase. Abstract Hepatitis is the inflammation or infection of the liver. The causes viruses, bacteria, fungi, parasites and drugs. Additional examination a diagnostic of hepatitis are liver function test, such as Alkaline Phos- phatase, Alkaline Phosphatase is an enzyme associated with markers of the blockage of the gallbladder (cholestasis) and sensitive for the detection of various types of liver parenchymal disease. Ultrasonogra- phy (USG) is to see a imaging ekhostruktur, size, surface liver and vesica felea. The aim of research to know the correlation between liver ultrasound imaging with Alkaline Phosphatase level in clinical hepa- titis patient. This study was observational analytic cross-sectional design, using medical records. Re- search data 35. The analyzes were conducted using Spearmen test and Lambda test. The results showed a correlation between levels Alkaline Phosphatase with an ultrasound image of the liver include: echostructure (r= 0.094, p= 0.590), size (r= 0.333, p= 0.050) and the surface of the liver (r= 0.324, p= 0.057), vesica felea (r= 0.615, p= 0.001). It can concluded that there was no significant correlation between the image echostruktur, surface, and the size of the liver with levels of Alkaline Phosphatase, but there is a significant correlation between the vesica fellea features with Alkaline Phosphatase levels in patients with clinical hepatitis. Key words: hepatitis, liver ultrasound, alkaline phosphatase. ARTIKEL PENELITIAN 2 Herti Sakinah, Korelasi Gambaran Utrasonografi Hepar dengan ... PENDAHULUAN Hepatitis atau lazim dikenal sebagai sakit ku- ning adalah peradangan pada organ hati yang dise- babkan oleh berbagai faktor. Sekelompok virus di- temukan sebagai virus hepatitis yang menyebab- kan hampir semua kasus hepatitis, yaitu: virus he- patitis A (HAV), virus hepatitis B (HBV), virus hepati- tis C (HCV), virus hepatitis D (HDV), virus hepati- tis E (HEV), virus hepatitis F (HFV) dan virus hepa- titis G (HGV). Manifestasi penyakit hepatitis yang disebabkan oleh virus bisa akut yaitu hepatitis A, bisa juga kronis yaitu hepatitis B dan C dan ada yang berlanjut menjadi kanker hati yaitu hepatitis B dan C.1 Penyebab hepatitis selain virus juga bisa disebabkan oleh efek obat-obatan, alkohol, penya- kit autoimun.2 Pemeriksaan kimia darah digunakan untuk mendeteksi kelainan hati, menentukan diagnosis, mengetahui berat ringannya penyakit, mengikuti perjalanan penyakit dan penilaian hasil pengobat- an. Pengukuran kadar aminotransferase, bilirubin serum, alkalin fosfatase, ³GT dan albumin sering disebut sebagai tes fungsi hati atau liver function tests (LFTs).3 Alkali fosfatase dihasilkan oleh sel-sel epithe- lial kanalikuli biliaris. Peningkatannya terjadi pada keadaan kolestasis intrahepatik (misalnya obat- obatan seperti klorpromasin, kolangitis, sirosis bilier primer), ikterus obstruktif (misalnya batu, karsino- ma), hepatitis fase obstruktif.4 Nilai normal alkali fosfatase, yaitu 30-130 IU/l. Nilai tinggi (>10x nor- mal) biasanya pada sirosis biliare, obstruksi saluran empedu oleh tumor. Nilai sedang (3-10x normal) pada obstruksi saluran empedu oleh batu. Nilai rendah (<3x normal) pada penyakit hati karena alkohol, hepatitis kronis aktif dan hepatitis virus.5 USG merupakan pemeriksaan dengan me- manfaatkan gelombang suara untuk menggambar- kan hati, kandung empedu dan saluran empedu.6 Hal-hal penting yang harus diperhatikan waktu me- lakukan USG hepar, antara lain: permukaan hati yang dapat bersifat rata (smooth), tidak rata (fine irregular) dan nodular. Ukuran hati yang bisa nor- mal, membesar atau mengkerut. Ekhostruktur yang bisa hipoekhoik (ekho rendah) atau sering disebut dark liver, isoekho (ekho normal), slight hiperekhoik (ekho agak meningkat), hiperekhoik (ekho tinggi) sering juga disebut bright liver. Dark liver didapat- kan pada hepatitis akut karena edema hati sehing- ga mudah meneruskan gelombang suara. Brigth liver didapatkan pada fatty liver. Perubahan ekho- struktur pada hati sering juga dinyatakan sebagai liver kidney contrast. Perbedaan ekhopatern hati dibandingkan dengan ginjal. Ekhopatern normal, kasar, diffuse atau homogen dan heterogen.7 Penelitian yang mengkorelasi antara gambar- an USG hepar dengan kadar AST dan ALT pada pasien suspek hepatitis telah dilakukan, namun be- lum ada penelitian yang melihat korelasi antara gambaran USG hepar dengan kadar alkali fosfa- tase. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kore- lasi antara gambaran USG hepar dengan kadar alkali fosfatase pada pada pasien klinis hepatitis. BAHAN DAN CARA Penelitian ini adalah penelitian observasional dengan desain cross sectional untuk mengetahui korelasi antara gambaran USG hepar yang meliputi ekhostruktur hepar, ukuran hepar, permukaan he- par dan vesika felea dengan kadar alkali fosfatase pada pasien klinis hepatitis. Subyek penelitian berasal dari data sekunder 3 Mutiara Medika Vol. 13 No. 1: 1-6, Januari 2013 (rekam medis) pada pasien klinis hepatitis dan dida- patkan data sebanyak 35 yang memenuhi kriteria inklusi, yaitu dilakukan pemeriksaan USG dan pe- meriksaan kadar alkali fosfatase yang terdapat pa- da data rekam medis pasien hepatitis, pasien de- ngan klinis hepatitis yang berusia 18-60 tahun. Variabel bebas adalah kadar alkali fosfatase dan variabel terikat adalah gambaran USG hepar yang terdiri dari ekhostruktur, ukuran, permukaan dan vesika felea. Bahan dan alat yang digunakan pada peneli- tian ini adalah data pemeriksaan ultrasonografi he- par penderita hepatitis, data laboratorium kadar al- kali fosfatase pada penderita hepatitis, komputer untuk entry data. Pengambilan data dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Data yang diperoleh kemu- dian diuji dengan korelasi Spearman untuk menge- tahui kolerasi antara gambaran ekhostruktur, per- mukaan dan ukuran hepar dengan kadar alkali fos- fatase, selanjutnya dilakukan uji korelasi Lambda untuk mengetahui korelasi antara gambaran vesika felea dengan kadar alkali fosfatase. HASIL Persentase pasien hepatitis berdasarkan jenis kelamin, dari 35 pasien yang didapatkan, pasien hepatitis yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 26 orang (74%) dan pasien yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 9 orang (26%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien hepatitis yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan. Persentase pasien hepatitis berdasarkan ren- tang usia, dari 35 pasien yang didapatkan, pasien hepatitis pada rentang usia 15-30 tahun didapatkan sebanyak 17 orang (49%), rentang usia 31-45 ta- hun didapatkan sebanyak 6 orang (17%), rentang usia 46-60 tahun didapatkan sebanyak 12 orang (34%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa pasien hepatitis lebih banyak didapatkan pada usia remaja dan dewasa. Persentase pasien hepatitis berdasarkan jenis hepatitis, dari 35 pasien yang didapatkan, pasien hepatitis yang menderita hepatitis A didapatkan sebanyak 13 orang (37%), pasien yang menderita hepatitis B didapatkan sebanyak 13 orang (37%), pasien yang menderita undetermined didapatkan sebanyak 8 orang (23%) dan pasien yang mende- rita non hepatitis A dan non hepatitis B didapatkan sebanyak 1 orang (3%). Hal tersebut menunjuk- kan bahwa pasien yang menderita hepatitis A dan hepatitis B lebih banyak dibandingkan dengan jenis hepatitis yang lain. Hasil analisis data dengan uji Spearman dan uji Lambda, didapatkan untuk hubungan kadar al- kali fosfatase dengan ekhostruktur hepar nilai kore- lasi (r) sebesar 0,094 dan nilai signifikansi (p) se- besar 0,590. Hubungan kadar alkali fosfatase de- Tabel 1. Persentase Pasien Hepatitis di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Berdasarkan Jenis Kelamin, Usia dan Jenis Hepatitis Jumlah Persentase Jenis Kelamin Laki-laki 26 74 % Perempuan 9 26 % Total 35 100% Rentang Usia 15-30 tahun 17 49 % 31-45 tahun 6 17 % 46-60 tahun 12 34 % Total 35 100% Jenis Hepatitis Hepatitis A 13 37% Hepatitis B 13 37% Undetermined 8 23% Lupoid Hepatitis 1 3% Total 35 100 % 4 Herti Sakinah, Korelasi Gambaran Utrasonografi Hepar dengan ... ngan ukuran hepar nilai korelasi (r) sebesar 0,333 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,050. Hubungan kadar alkali fosfatase dengan permukaan hepar nilai korelasi (r) sebesar 0,324 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,057. Hubungan kadar alkali fosfatase dengan vesika felea nilai korelasi (r) sebesar 0,615 dan nilai signifikansi (p) sebesar 0,001. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat korelasi positif antara kadar alkali fosfatase dengan gambaran vesika felea, namun tidak terdapat ko- relasi antara kadar alkali fosfatase dengan gam- baran ekhostruktur, ukuran dan permukaan hepar. DISKUSI Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin di- dapatkan bahwa pasien hepatitis yang berjenis ke- lamin laki-laki lebih banyak dibandingkan dengan yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini didukung oleh Tsay, et. al. (2009),8 pada penelitiannya ten- tang pengaruh umur, penularan virus dan penuaan dalam prevalensi hepatitis B yang hasilnya menya- takan bahwa prevalensi hepatitis B tinggi pada laki- laki. Selain itu Isselbacher (2000),9 menyatakan angka infeksi HAV dan HBV yang tinggi adalah laki- laki homoseksual promiskus (bersetubuh dengan siapa saja). Hasil penelitian berdasarkan prevalensi ren- tang usia didapatkan bahwa pasien hepatitis lebih banyak didapatkan pada usia remaja dan dewasa. Hal ini didukung oleh Lindseth (2006),10 yang me- nyatakan bahwa HAV lazim terjadi pada anak dan dewasa muda, infeksi HBV terutama terjadi pada usia dewasa. CDC memperkirakan bahwa sejum- lah 200.000 hingga 300.000 orang (terutama dewa- sa muda) terinfeksi oleh HBV setiap tahunnya, se- dangkan infeksi HEV paling sering menyerang usia dewasa muda sampai pertengahan dengan angka mortalitas sebesar 1 hingga 2% dalam populasi umum dan memiliki angka mortalitas yang sangat tinggi (20%) pada wanita hamil. Lakshmi et al. (2011),11 pada penelitiannya ten- tang prevalensi serologi penanda virus yang me- nyebabkan hepatitis akut, hasilnya menyatakan bahwa infeksi HAV pada dewasa (di atas 16 tahun) untuk HAV sebanyak 12,76%, HBV sebanyak 42,5% dan non A non B sebanyak 44,6%, sedang- kan pada anak-anak (0-15 tahun) untuk HAV seba- nyak 48,5%, HBV sebanyak 3,03% dan non A non B sebanyak 48,5%. Hasil penelitian ini didapatkan prevalensi ber- dasarkan jenis hepatitis didapatkan bahwa pasien yang menderita hepatitis A sebanyak 37% dan he- patitis B sebanyak 37% lebih banyak dibanding- kan dengan jenis hepatitis yang lain. Hal ini didu- kung oleh Sanityoso (2009),1 yang menyatakan bahwa prevalensi hepatitis A menempati urutan per- tama sebanyak 39,8%-68,3%, diikuti oleh hepati- tis C sebanyak 15,5%-46,4% dan hepatitis B seba- nyak 6,4%-25,9%. Menurut data dari The Centers of Disease Control and Prevention (CDC) menyata- kan bahwa hepatitis virus A (HAV) adalah penyebab terbanyak dari kasus hepatitis yang dilaporkan, di- Tabel 2. Hubungan Kadar Alkali Fosfatase dengan Kadar USG Hepar Pasien Hepatitis di Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta Uji korelasi Hubungan r p Spearman kadar alkali fosfatase dan ekhostruktur hepar 0,094 0,590 kadar alkali fosfatase dan ukuran hepar 0,333 0,050 kadar alkali fosfatase dan permukaan hepar 0,324 0,057 Lambda kadar alkali fosfatase dan vesika felea 0,615 0,001 5 Mutiara Medika Vol. 13 No. 1: 1-6, Januari 2013 ikuti dengan hepatitis C dan hepatitis B sebagai penyebab ketiga. Selain itu Lakshmi et al. (2011),11 pada penelitiannya tentang prevalensi serologi pe- nanda virus yang menyebabkan hepatitis akut yang hasilnya menyatakan bahwa prevalensi hepatitis A sebanyak 36,8% diikuti hepatitis B sebanyak 26,25%. Pada penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Panti Rapih ini menggunakan metode observasio- nal analitik dengan desain cross sectional, untuk mencari korelasi antara gambaran USG hepar yang meliputi ekhostruktur hepar, ukuran hepar, permukaan hepar dan vesika felea dengan kadar alkali fosfatase pada pasien klinis hepatitis. Hasil penelitian berdasarkan data rekam medis didapatkan hubungan antara kadar alkali fosfatase dengan ekhostruktur hepar, ukuran hepar, dan per- mukaan hepar yang tidak signifikan, yaitu dengan nilai korelasi ekhostruktur hepar 0,094, ukuran he- par 0,333, dan permukaan hepar 0,324. Akan teta- pi apabila dilihat dari hubungan kadar alkali fosfa- tase dengan vesika felea didapatkan hasil korelasi yang signifikan dengan nilai korelasi 0,615. Hal ini didukung oleh penelitian Ebrahimi, et al. (2001)12, tentang perubahan hati dan kandung empedu pada sonografi hepatitis virus akut yang hasilnya menya- takan bahwa terdapat gambaran USG berupa he- patomegaly pada 33,3%, penebalan dinding empe- du 45,2%, penurunan ekhostruktur parenkim hati 19,3 % pada pasien dengan akut viral hepatitis.12 Selain itu, penelitian ini juga menyebutkan bahwa hubungan antara kadar alkali fosfatase dan gam- baran USG hepar yang meliputi hepatomegaly, pe- nurunan ekhostruktur parenkim hati tidak signifikan. Hasil penelitian didapatkan hubungan antara kadar alkali fosfatase dengan vesika felea yang signifikan yaitu dengan nilai korelasi 0,615. Hal ini didukung oleh Smith, et al. (2009)13, pada peneliti- annya tentang gambaran akut dan kronik pada pe- nyakit inflamasi kandung empedu yang menyata- kan terdapat korelasi langsung antara peningkatan kadar enzim transaminase hepar dengan pening- katan penebalan kandung empedu pada USG.13 SIMPULAN Tidak terdapat korelasi yang bermakna antara gambaran ekhostruktur, permukaan dan ukuran he- par dengan kadar alkali fosfatase pada pasien klinis hepatitis namun terdapat korelasi yang bermakna antara gambaran vesika felea dengan kadar alkali fosfatase pada pasien klinis hepatitis. DAFTAR PUSTAKA 1 Sanityoso, A. Hepatitis Virus Akut. In A. W. Sudoyo, B. Setiyohad, I. Alwi, M. Simadibrata & S. Setiati (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Edisi V. Jakarta: Interna Publish- ing. 2009. pp 644-652. 2 Sari, W. Hepatitis. 2011. Diakses dari http:// databaseartikel.com/kesehatan/penyakit- kesehatan/20115744-hepatitis.html. 3 Amirudin, R. Fisiologi dan Biokimia Hati. In A. W. Sudoyo, B. Setiyohad, I. Alwi, M. Simadi- brata & S. Setiati (Eds.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, jilid I, Edisi V. Jakarta. Inter- nal Publishing. 2009. Pp 627-633. 4. Rubenstain, D. Kedokteran Klinis. Edisi 6. Jakarta: Erlangga. 2007. 5. Sutedjo, AY. Buku Saku: Mengenal Penyakil Melalui Hasil Pemeriksaan Laboratorium. Edisi revisi. Yogyakarta. Amara Books. 2009. 6. Rahmawati, Y. Perbandingan Efek Samping Ekstrak Kunir dan Natrium Diklofenak terhadap 6 Herti Sakinah, Korelasi Gambaran Utrasonografi Hepar dengan ... Fungsi Hati pada Pasien Osteoartritis Lutut. Karya Tulis Ilmiah, Yogyakarta. Universitas Gadjah Mada. 2006. 7. Soemohardjo, S. Beberapa Catatan tentang Ultrasonografi Hati. Group of Medical and Bio- medical Scientists. 2009. Diakses dari http:// biomedikamataram.wordpress.com/2009/10/ 05/beberapa-catatan-tentang-ultrasonografi- hati/. 8. Tsay, PK., Tai, DI., Chen, YM., Yu, CP., Wan, SY., Shen, YJ., et al. Impact of Gender, Viral Transmission and Aging in the Prevalence of Hepatitis B Surface A ntigen. Chang Gung Med J. 2009; 32 (2): 155-64. 9. Isselbacher, K. J. Penyakit Hati dan Saluran Empedu. In Isselbacher, Braunwald, Wilson, Martin, Fauci, et al. (Eds.). Harrison Prinsip- Prinsip Ilmu Penyakit Dalam, Ed. 13, Vol.4, editor edisi bahasa Indonesia Ahmad H. Asdie. Jakarta: EGC. 2000. 10. Lindseth, G. Gangguan Hati, Kandung Empe- du, dan Pankreas. In Price, Sylvia A., Wilson, Lorraine M. (Eds.). Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Ed. 6, Vol.1. Jakarta: EGC. 2006. 11. Laksmi, MT., Vaithilingam, A., Fanklin, A., Reddy, Prabhakar, E. The prevalence of sero- logical markers of viruses causing acute hepa- titis in south indian population. Int J Biol Med Res. 2011; 2(4): 925 – 928. 12. Ebrahimi, D.N., Ghenaati, N., Moosavi, M. Sonographic Changes of Liver and Gallblad- der in Acute Viral Hepatitis. Tehran University Medical Journal, 2001; 59 (2): 45-48. 13. Smith, E.A., Dillman, J.J., Elsayes. K.M., Menias, C.O., Bude, R.O. Cross Sectional Imaging of Acute and Choronic Gallbladder Inflammatory Disease. AJR Am J Roentgenol. 2009; 192 (1): 188-96.