Sartika Puspita, Goeno Subagyo, Dewi Agustina, Sebaran Geographic Tongue ... 116 Sebaran Geographic Tongue pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Distribution of Geographic Tongue on Dentistry Student Gadjah Mada University of Yogyakarta Sartika Puspita1, Goeno Subagyo2, Dewi Agustina2 1Program Studi Kedokteran Gigi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 2 Bagian Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Email: tikadentist@yahoo.co.id Abstract Tongue is barometer of health and sytemic condition. Geographic tongue hasn’t been dangerous and asymptomatic lesion in papilla of the tongue. The aim of this study is to know geographic tongue distribution on dentistry student of Gadjah Mada University of Yogyakarta. The study was descriptive research. Limitation of the population are student of the Faculty of Dentistry, Gadjah Mada University in the academic year 1999-2003. The samples were 362 people. The method were clinical examination of dorsum of the tongue and oral hygiene index (OHI). The result were analyzed with chi-square test. The result of this study are 8 (2,21%) from 362 samples are geographic tongue, 5 male (6,25%) and 3 female (1,06%). Eight cases of geographic tongue are distributed in the each academic year, they are 3 cases (4,17%) on academic year of 1999, 1 case (1,32%) on academic year of 2000, 2 cases (2,82%) on academic year of 2001, 1 case (1,43%) on academic year of 2002 and 1 case (1,37%) on academic year 2003. The conclution is that gender is significant but oral hygiene and academic year aren’t significant in case of geographic tongue. Distribution of geographic tongue on dentistry student of Gadjah Mada University have variation. Key words : geographic tongue, distribution, gender, academic year, oral hygiene. Abstrak Lidah adalah barometer kesehatan yang mencerminkan kondisi sistemik. Geographic tongue adalah kondisi yang tidak membahayakan biasanya merupakan kondisi asimtomatik dengan etiologi tidak diketahui yang menyangkut epitel lidah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran sebaran geographic tongue pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Batasan populasi adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 1999 – 2003. Jumlah sampel berjumlah 362. Cara penelitian yaitu dengan melakukan pemeriksaan klinis pada permukaan dorsal lidah dan status kebersihan mulut (oral hygiene index/OHI). Hasil penelitian dianalisis dengan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan dari 362 mahasiswa yang diperiksa ditemukan 8 kasus (2,21%) geographic tongue yang terdiri dari 5 pria (6,25%) dan 3 wanita (1,06%). Delapan penderita geographic tongue tersebar di tiap tahun angkatan akademik, terdiri dari 3 orang (4,17%) angkatan 1999, 1 orang (1,32%) angkatan 2000, 2 orang (2,82%) angkatan 2001, 1 orang (1,43%) angkatan 2002 dan 1 orang (1,37%) angkatan 2003. Semua penderita geographic tongue memilki status kebersihan mulut baik. Disimpulkan bahwa sebaran geographic tongue di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada bervariasi, jenis kelamin berpengaruh terhadap kejadian geographic tongue, 117 Mutiara Medika Vol. 10 No. 2: 116-122, Juli 2010 Papila fungiformis tetap ada sehingga tampak menonjol.3 Pada penelitian terhadap 23.616 orang kulit putih di Amerika Serikat yang berumur lebih dari 35 tahun, geographic tongue merupakan lesi pada lidah yang paling sering muncul pada urutan ke-3 setelah varicosis tongue dan fissured tongue.4 Pemahaman akan distribusi, etiologi, riwayat perjalanan penyakit dan faktor-faktor resiko untuk penyakit atau kelainan jaringan lunak mulut akan sangat berguna dalam upaya pencegahan, diagnosis awal maupun perawatan yang tepat untuk kelainan atau lesi yang bersangkutan. Sampai saat ini semua kelainan di mukosa mulut belum sepenuhnya mendapat perhatian atau dapat diatasi secara optimal.3 Lebih dari 200 kondisi lesi mukosa mulut telah didokumentasikan, dan masing– masing mempunyai etiologi dan gambaran klinik yang berbeda.5 Faktor etiologi lesi mukosa mulut pada mahasiswa kedokteran dan kedokteran gigi di Amerika menunjukkan adanya variasi yang meliputi stress emosional, status sosial ekonomi, penggunaan gigi tiruan dan merokok. Walaupun prevalensi masing-masing kelainan tersebut kecil, diperkirakan penyakit atau kelainan pada jaringan lunak mulut ini melibatkan hampir 25% dari populasi yang diperiksa dan dapat menimbulkan dampak yang serius.3 Data dasar mengenai geographic tongue pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta belum tersedia, sehingga timbul permasalahan, bagaimana sebaran geographic tongue pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. sedangkan tahun angkatan akademik dan status kebersihan mulut tidak berpengaruh terhadap kejadian geographic tongue. Kata kunci: geographic tongue, sebaran, jenis kelamin, tahun akademik, kebersihan mulut Pendahuluan Penyakit mulut adalah penyakit yang paling banyak menyerang umat manusia. Namun karena sifat penyakit ini antara lain prosesnya yang lambat serta tidak mematikan sering tidak mendapatkan perhatian yang memadai bahkan para perencana kesehatan juga menganggap penyakit ini bukan merupakan masalah kesehatan masyarakat yang utama.1 Mahasiswa kedokteran gigi adalah komunitas terpelajar yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan, khususnya gigi dan mulut. Pengetahuan tersebut mempengaruhi perilaku dalam memelihara keadaan kesehatan badan pada umumnya dan kesehatan gigi dan mulut pada khususnya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang persepsi mengenai pengetahuan semakin mendekati kebenaran. Sehingga akan mempengaruhi perilaku dalam memelihara kesehatan badan dan kesehatan gigi dan mulut lebih baik.2 Terdapat beberapa studi yang menyangkut lesi di lidah, salah satu kondisi yang penting untuk diselidiki adalah geographic tongue. Geographic tongue adalah kondisi yang tidak membahayakan biasanya merupakan kondisi asimptomatik dengan etiologi yang tidak dikenal yang menyangkut epitel lidah, penampilan klinis bervariasi, ditandai dengan lesi yang khas terdiri dari area erithematous pada dorsum lidah dengan disertai desquamasi papila filiformis dikelilingi oleh batas tegas sedikit menonjol berwarna putih kekuningan dengan tepi yang ireguler (Gambar 1). Sartika Puspita, Goeno Subagyo, Dewi Agustina, Sebaran Geographic Tongue ... 118 A B Gambar 1. Geographic Tongue pada Anak Balita (A)6 dan Geographic Tongue Tahap Awal disertai Fissure Tongue pada Wanita Usia 18 tahun (B)7 Bahan dan Cara Jenis penelitian adalah penelitian deskriptif. Batasan populasi adalah mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun akademik 1999 sampai dengan 2003. Jumlah sampel sebanyak 362 orang dengan masing-masing pada tahun akademis 1999, 2000, 2001, 2002 dan 2003 sebanyak 72, 76, 70, 71, dan 73 orang. Cara penelitian yaitu dengan melakukan pemeriksaan klinis rongga mulut pada permukaan dorsal lidah dan status kebersihan mulut (oral hygiene index/OHI), dengan sebelumnya dilakukan persetujuan tindakan pemeriksaan medis (informed consent). Hasil penelitian dilakukan analisa data dengan uji chi-square. Hasil Sebanyak 362 mahasiswa yang diperiksa terdapat 8 kasus geographic tongue. Distribusi geographic tongue disajikan dalam 5 bagian yaitu distribusi penderita geographic tongue tiap tingkat akademik (Tabel 1), distribusi geographic tongue berdasarkan jenis kelamin (Tabel 2), rasio geographic tongue terhadap jenis kelamin berdasarkan uji Analisis Chi-Square (Tabel 3) dan rasio geographic tongue terhadap angkatan berdasarkan uji analisa statistik Chi-Square (Tabel 4) serta kondisi kebersihan mulut pada penderita geographic tongue terdapat pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 1. diketahui bahwa dari 362 sampel ditemukan 8 orang menderita geographic tongue (2,21%), dan tingkat akademik 1999 merupakan paling banyak ditemukan kasus geographic tongue yaitu 3 orang (4,17%). Rasio penderita geographic tongue berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 1999 – 2003 lebih banyak pada pria yaitu sebesar 6,25 %, sedangkan pada wanita sebesar 1,06% (Tabel 2). Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi terjadinya geographic tongue, maka dilakukan uji analisis Chi- square (Tabel 3). Hipotesis nol (h0) adalah tidak ada pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi terjadinya geographic tongue dan hipotesis alternatif (ha) adalah ada pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi terjadinya geographic tongue. 119 Mutiara Medika Vol. 10 No. 2: 116-122, Juli 2010 Tabel 1. Distribusi Penderita Geographic Tongue pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Angkatan Jumlah Sampel Jumlah Penderita Prosentase Penderita Geographic Tongue Geographic Tongue (%) 1999 72 3 4,17 2000 76 1 1,32 2001 71 2 2,82 2002 70 1 1,43 2003 73 1 1,37 Total 362 8 2,21 Tabel 2. Distribusi Geographic Tongue Berdasarkan Jenis Kelamin pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Tahun Jumlah Sampel Jumlah Penderita Geographic Tongue Akademik Pria Wanita Total Pria Wanita Total 1999 19 53 72 3 (15,79%) 0 (0,00%) 3 (4,17%) 2000 18 58 76 0 (0.00%) 1 (1,72%) 1 (1,32%) 2001 12 59 71 2 (16,67%) 0 (0,00%) 2 (2,82%) 2002 20 50 70 0 (0,00%) 1 (2,00%) 1 (1,43%) 2003 11 62 73 0 (0,00%) 1 (1,61%) 1 (1,37%) Total 80 282 362 5 (6.25%) 3 (1,06%) 8 (2,21%) Tabel 3. Hasil Uji Statistik Chi-Square pada Geographic Tongue terhadap Jenis Kelamin Jenis Kelamin TotalPria Wanita Menderita Geographic Tongue fo fh 5 1,768 3 6,232 8 Tidak Menderita Geographic Tongue f0 fh 75 76,232 279 275,76 354 Total 80 282 362 Keterangan : ( ) 756,7 2 2 = − = ∑ h ho hitung f ff χ f 0 = frekuensi kasus yang diamati fh = frekuensi kasus yang diharapkan 841,305,02 =χ , dengan db = 1 dan α = 5 % hitung 2 05,0 2 χχ < , maka h o ditolak atau h a diterima. Sartika Puspita, Goeno Subagyo, Dewi Agustina, Sebaran Geographic Tongue ... 120 Hipotesis nol (h0) ditolak apabila hitung 22 χχ α < dan h0 diterima apabila hitung 22 χχ α > ,maka uji analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dan keterangan dibawah ini. Berdasar Tabel 3. di atas dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh jenis kelamin terhadap frekuensi terjadinya geographic tongue. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara tingkat akademis terhadap kejadian geographic tongue, maka dilakukan uji analisis chi-square. Hipotesis nol (h0) adalah tidak ada pengaruh tingkat akademik terhadap frekuensi terjadinya geographic tongue dan hipotesis alternatif (ha) ada pengaruh tingkat akademik terhadap frekuensi terjadinya geographic tongue. Hipotesis nol (h0) ditolak apabila hitung 22 χχ α < dan h0 diterima apabila hitung 22 χχ α > ,maka uji analisis tersebut dapat dilihat pada tabel dan keterangan dibawah ini. Berdasarkan analisa chi-square di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh tingkat akademis terhadap frekuensi geographic tongue. Semakin tinggi tingkat pengetahuan kesehatan gigi dan mulut diharapkan mempengaruhi perilaku dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut lebih baik. Hal ini akan tercermin dalam status kebersihan mulutnya (Oral Hygiene Index/ OHI). Kondisi status kebersihan mulut pada Penderita Geographic Tongue ditunjukkan pada Tabel 5. Berdasarkan Tabel 5., semua penderita geographic tongue memiliki indeks kebersihan mulut baik dan hasil penelitian ini dapat dikatakan geographic tongue tidak dipengaruhi oleh status kebersihan mulut. Diskusi Geographic tongue bersifat asimptomatis tetapi pasien kadang-kadang merasakan simptom yaitu pada permukaan yang erithematous merasakan sensitif pada makanan yang terlalu panas, dingin atau pedas. Pada penelitian di Fakultas Kedokteran Gigi UGM, semua kasus geographic tongue yang ditemukan bersifat asimtomatis. Geographic tongue mempunyai kecenderungan sembuh di beberapa area dan desquamasi di tempat lainnya dengan perubahan pola yang berperiode harian atau mingguan sehingga tampak berpindah, menyeberang, mengelilingi permukaan lidah.11 Lesi yang hampir sama (stomatitis areata migran/erythema migrans) dapat muncul terutama pada mukosa labial atau bukal, tetapi hal ini sangat jarang terjadi. Secara mikroskopis geographic tongue dan stomatitis areata migran memperlihatkan pemanjangan rete ridge dan akumulasi neutrofil pada epithelium superfisial. Geographic tongue menghasilkan kemiripan histologis yang mencolok dengan lesi oral psoriasis. Psoriasis merupakan penyakit kulit yang dapat mempengaruhi mulut walaupun jarang terjadi, tetapi beberapa peneliti menjelaskan bahwa pasien dengan psoriasis mengalami geographic tongue 4 kali dan stomatitis areata migran 5 kali daripada kontrol.12 Penemuan ini kemudian menduga bahwa geographic tongue dan stomatitis areata migran adalah manifestasi mulut atau mungkin sebuah forme fruste dari psoriasis.9 Rasio penderita geographic tongue berdasarkan jenis kelamin pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 1999 – 2003 lebih banyak pada pria yaitu sebesar 6,25 % sedangkan pada wanita sebesar 1,06% (Tabel 2). Hal ini tidak sesuai penelitian yang mengatakan bahwa prevalensi geographic tongue pada wanita 2 kali lebih banyak dibanding pria8,9, Namun beberapa penelitian melaporkan bahwa prevalensi geographic tongue tidak selalu wanita lebih banyak daripada pria, seperti survey yang dilakukan di Malaysia prevalensi geographic tongue lebih banyak pada pria (6,6%) dibanding wanita (6,3%) dan di Swedia prevalensi geographic tongue pada pria 8,6% dan pada wanita 8,2%.10 Di Amerika prevalensi geographic tongue pada pria lebih banyak daripada wanita yaitu 3,4% pada pria dan 3,0% pada wanita4. Berdasarkan perhitungan statistik pada penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan antara jenis kelamin dan frekuensi terjadinya geographic tongue. 121 Mutiara Medika Vol. 10 No. 2: 116-122, Juli 2010 Tabel 4. Rasio Geographic Tongue terhadap Tahun Akademik Berdasarkan Uji Analisa Statistik Chi-Square Tahun Akademik Total 1999 2000 2001 2002 2003 Menderita Geographic Tongue Tidak Menderita Geographic Tongue fo f h fo f h 3 1,591 69 70,408 1 1,68 75 74,32 2 1,57 69 69,43 1 1,547 69 69,453 1 1,613 72 71,387 8 354 Total 72 76 71 70 73 362 ( ) 881,1 2 2 = − = ∑ h ho hitung f ff χ Keterangan : fo = frekuensi kasus yang diamati fh = frekuensi kasus yang diharapkan 488,905,02 =χ , dengan db = 4 dan α = 5% hitung 2 05,0 2 χχ > , maka ho diterima atau ha ditolak Tabel 5. Kondisi Status Kebersihan Mulut pada Penderita Geographic Tongue Angkatan Jenis Kelamin Umur (tahun) OHI 1999 laki-laki 22 0,6 1999 laki-laki 24 0,8 1999 laki-laki 22 0,9 2000 Perempuan 21 0,5 2001 laki-laki 19 0,3 2001 laki-laki 19 0,3 2002 Perempuan 20 1,1 2003 Perempuan 18 0,41 Mahasiswa kedokteran gigi adalah komunitas terpelajar yang memiliki pengetahuan tentang kesehatan, khususnya gigi dan mulut. Pengetahuan tersebut mempengaruhi perilaku dalam memelihara keadaan kesehatan badan pada umumnya dan kesehatan gigi dan mulut pada khususnya. Semakin tinggi tingkat pengetahuan seseorang persepsi mengenai pengetahuan semakin mendekati kebenaran. Sehingga akan mempengaruhi perilaku dalam memelihara kesehatan Sartika Puspita, Goeno Subagyo, Dewi Agustina, Sebaran Geographic Tongue ... 122 badan dan kesehatan gigi dan mulut lebih baik.2 Berdasarkan hasil penelitian tidak ada hubungan antara tingkat akademik dan kondisi kebersihan mulut (OHI) mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta dengan kejadian geographic tongue. Lebih dari 20% kasus fissure tongue mengalami geographic tongue.9 Dalam penelitiannya ditemukan penderita fissure tongue sebanyak 7 orang dan dari 7 orang penderita lesi ini, 2 orang diantaranya juga menderita geographic tongue (28,5%). Pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta angkatan 1999 – 2003 ditemukan 60 orang penderita fissure tongue dan 5 orang diantaranya juga menderita geographic tongue (8,3%). Bouquot & Gunlach4 mengatakan 8% penderita geographic tongue akan menderita fissure tongue, sedangkan menurut Pindborg, 40% penderita geographic tongue juga akan mengalami fissure tongue.7 Hubungan antara geographic tongue dengan fissure tongue maupun sebaliknya berdasarkan analisa terkini tidak dapat dikatakan berhubungan maupun tidak4 dan hal ini membutuhkan penelitian lebih lanjut.3 Kesimpulan Sebaran geographic tongue pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Gadjah Mada bervariasi, rasio penderita geographic tongue lebih banyak ditemukan pada pria dibanding wanita, jenis kelamin berpengaruh terhadap kejadian geographic tongue, sedangkan tahun angkatan akademik dan status kebersihan mulut tidak berpengaruh terhadap kejadian geographic tongue. Daftar Pustaka Situmorang, N. 2001, Penyakit Gigi 1. dan Mulut serta Pengaruhnya terhadap Kualitas Hidup, Dentika Dental Journal, 6 : 184 – 188. Pamardiningsih, Y. 1996, Pengaruh 2. Pengetahuan, Perilaku dan Persepsi Kesehatan Gigi dan Mulut terhadap Status Kesehatan Gigi dan Mulut pada Masyarakat Pedesaan dan Perkotaan di Yogyakarta, Ceril V, ed. Khusus, lustrum VIII FKG UGM, Yogyakarta, h.541-554. Kleinman, D.V., Swango, P.A. & 3. Niessen, L.C. 1991. Epidemiologic Studies and Oral Mucosa Conditions Methodologic Issues, Community Dental Oral Epidemiol., 19:129-140. Bouquot, J.E. & Gundlach, K.H. 1986, 4. Odd Tongue: The Prevelence of Common Tongue Lesions in 23.616 White Americans Over 35 Years of Age, Quintenssence International, 17(11):719-730. Beck, J.D. & Watkins, C. 1992, 5. Epidemiology of Non Dental Oral Disease in The Elderly. Dental Clinic of The North America. W.B. Saunders Co., America, h. 461 – 467. Kay L.W. & Haskell R., 1971, 6. Wolf Medical Athlases a Colour Athlas of Orofacial Diseases 4th ed., Year Book Medical Publisher Inc., England, h.188. Pindborg, J.J. 1994, 7. Atlas Penyakit Mukosa Mulut (terj.), 4th ed., Binarupa Aksara. Jakarta. h. 216, 222. Kelsch, R. 2003, www. eMedicine-8. Geographic Tongue Article by Robert Kelsch, DMD.htm. Cawson, R.A, Binnie, W.H. & Everson, 9. J.W. 1994, Colour Atlas of Oral Disease Clinical and Pathologic Correlation, 2nd ed., Wolfe, London, h.1.14, 12.22. Axéll, T., Zain, R.B, Siwamogstham, 10. P., Tantiniran, D. & Thampipit, J. 1990, Prevalence of Oral Soft Tissue Lessions in Out – Patients at Two Malaysian and Thai Dental Schools, Community Dental Oral Epidemiol., 18 : 95 – 99. Mitchell, D.F., Standish, S.M. & 11. Fast, T.B. 1969, Oral Diagnosis Oral Medicine, Lea & Febiger. Philadelphia. h. 108, 109, 300. Leeson, C.R., Leeson, T.S. & Paparo, 12. A.A. 1995, Buku Ajar Histologi (terj), EGC. Jakarta. h. 327 – 331.