85 Mutiara Medika Vol. 14 No. 1: 85-92, Januari 2014 Pengaruh Leptin terhadap Kadar Interleukin 6 Serum Tikus yang Diberi Pakan Tinggi Lemak Effect of Leptin toward Interleukin-6 Value in the Serum of Rat Which was Given High Fat Diet Daniel Setiawan1, M. Rasjad Indra2, Soemardini2 1 Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya 2 Laboratorium Faal, Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya *Email: Abstrak Pada keadaan obesitas, meningkatnya jumlah sel lemak merupakan salah satu penyebab meningkatnya sitokin proinflamasi seperti IL-6. Obesitas dapat dimulai dengan terjadinya resistensi leptin. Penurunan resistensi perifer leptin akan mengembalikan fungsi leptin dalam memecah jaringan lemak sehingga kadar IL-6 dalam serum akan turun. Dalam penelitian ini leptin eksogen diberikan untuk mengatasi resistensi perifer leptin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian leptin eksogen dalam jangka pendek dapat mengatasi resistensi perifer leptin. Penelitian eksperimental dengan post test only control group design. Dua puluh lima tikus jantan dibagi menjadi 5 kelompok yaitu kelompok dengan pakan normal, kelompok dengan pakan tinggi lemak, kelompok pakan tinggi lemak dan pemberian leptin dosis 50 ng/ml; 100 ng/ml; dan 200 ng/ml. Tiap kelompok terdiri dari 5 ekor tikus. Setelah diberi pakan tinggi lemak enam puluh hari, tikus diberi injeksi leptin intravena sekali sehari selama 3 hari. Pada hari ke 3 setelah pemberian leptin, tikus dibedah dan diambil darahnya dari aorta. Darah disentrifus, untuk memisahkan serum dengan hematokrit, kemudian diukur kadar IL-6 dalam serum. Tikus yang diberi pakan tinggi lemak kadar IL-6 dalam serum lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang diberi pakan normal. Tikus yang diberi pakan tinggi lemak dan pemberian leptin mempunyai kadar IL-6 dalam serum yang lebih rendah. Disimpulkan bahwa pemberian leptin eksogen dapat mengatasi resistensi leptin sehingga kadar IL-6 dalam serum menurun. Kata kunci: pakan tinggi lemak, leptin, Interleukin 6 Abstract In obesity, the increasing amount of fat cells is one among many factors that causes raise in proinflammatory cytokine such as IL-6. Obesity may begin with leptin resistance. Decline in leptin pe- ripheral resistance will return leptin function in breaking down fat tissues hence the serum concentration of IL-6 will decrease. In this study, exogenous leptin was given to overcome leptin peripheral resistance. This study aims to investigate whether short course of exogenous leptin administration can overcome leptin peripheral resistance. Experimental research with posttest only control group design. Twenty five male mouses were divided into 5 groups which are: group with normal diet, high fat diet, high fat diet with 50 ng/ml leptin administration, high fat diet with 100 ng/ml leptin administration, high fat diet with 200 ng/ ml leptin administration. Every group consists of 5 mouses. After given high fat diet for 60 days, mouses were given intravenous leptin injection once daily for 3 days. On the 3rd day after leptin administration, mice were resected and blood was taken from the aorta. The blood was centrifuged to separate the serum from the hematocrit, and then concentration of IL-6 was measured from the serum. Mouses given high fat diet had higher serum IL-6 concentration compared with control group. Mouses with high fat diet with leptin administration had lower serum IL-6 concentration. It can be concluded that exogenous leptin can overcome leptin resistance, thus serum IL-6 concentration decreases. Key words: high fat diet, leptin, Interleukin 6 ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Vol. 14 No. 1: 85-92, Januari 2014 86 Hayu Sukowati Nopitasari, Uji Knockdown Effect Ekstrak Bunga PENDAHULUAN Obesitas dianggap sebagai sinyal pertama dari munculnya kelompok penyakit non infeksi (Non Communicable Diseases) yang sekarang ini ba- nyak terjadi di negara maju maupun negara ber- kembang. Fenomena ini sering diberi nama “New World Syndrome” atau Sindroma Dunia Baru dan ini telah menimbulkan beban sosial-ekonomi serta kesehatan masyarakat yang sangat besar di nega- ra-negara berkembang termasuk Indonesia.1 Strategi yang dapat digunakan dalam terapi obesitas adalah pembatasan intake kalori untuk menurunkan berat badan. Akan tetapi hal ini tidak dapat bertahan lama karena munculnya rasa lapar dan menurunnya metabolisme dalam tubuh sehing- ga berat badan akan naik. Pemberian leptin pada orang yang berusaha menurunkan berat badan dapat mengurangi rasa lapar akibatnya kenaikan berat badan dapat dicegah. 2 Leptin adalah suatu polipeptida 16 kD yang di- sekresi oleh jaringan lemak dan dilepaskan dalam sirkulasi.3 Leptin berfungsi untuk mengatur cadang- an lemak dalam tubuh dan sebagai pengatur kese- imbangan energi. Pemberian leptin pada hewan menyebabkan penurunan nafsu makan, penurunan berat badan dan peningkatan metabolisme energi. 4 Kadar leptin berhubungan dengan jaringan le- mak. Kadar leptin akan menurun pada saat puasa dan akan meningkat setelah makan. Kadar leptin mempengaruhi fungsi patofisiologis termasuk sis- tem imun, obesitas dan diabetes.5 Pada makrofag/ monosit, leptin meningkatkan fungsi fagosit melalui aktivasi fosfolipase juga melalui sekresi IL-6 dan sitokin proinflamasi lainnya.6 Efek biologi IL-6 mengurangi aktivitas LPL pada jaringan lemak dan efeknya adalah penurunan lemak yang terjadi pada orang cachexia karena kanker dan penyakit lain.7 IL-6 juga merupakan mediator yang penting untuk beberapa penyakit infeksi dan penyakit autoimun. Penyakit yang dipengaruhi oleh IL-6 adalah penya- kit keradangan sendi, penyakit Castleman dan keganasan.8 Leptin dapat mengurangi lemak tubuh yang merupakan penghasil IL-6 pada percobaan in vivo.9 dimana sepertiga dari konsentrasi IL-6 pa- da sirkulasi diperkirakan berasal dari jaringan lemak. 7 Berdasarkan keterangan di atas maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh pemberian leptin eksogen secara singkat terhadap kadar IL-6 dalam serum tikus Rattus norvegicus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian leptin eksogen dalam jangka pendek dapat mengatasi resistensi perifer leptin. BAHAN DAN CARA Penelitian ini merupakan penelitian eksperi- mental. Rancangan eksperimental yang digunakan adalah rancangan eksperimen sederhana (post test control group design) dimana subyek dibagi men- jadi 5 kelompok (kelompok kontrol, kelompok pakan tinggi lemak (PTL), kelompok pakan tinggi lemak (PTL) + leptin dosis I, kelompok pakan tinggi lemak (PTL)+ leptin dosis II, dan kelompok pakan tinggi lemak (PTL) + leptin dosis III) secara random ke- mudian setelah 60 hari diberi PTL, tikus diberi leptin eksogen sesuai dosis, secara injeksi intravena se- tiap hari sekali selama 3 hari, kemudian diobservasi dan dibandingkan efek leptin terhadap kadar IL-6 dalam serum. Variabel bebas pada penelitian ini adalah pem- berian injeksi leptin sedangkan variabel tergan- tungnya adalah kadar interleukin 6 dalam serum. 87 Mutiara Medika Vol. 14 No. 1: 85-92, Januari 2014 Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Far- makologi dan Laboratorium Fisiologi Fakultas Ke- dokteran Universitas Brawijaya pada bulan April 2008. Alat yang digunakan adalah:­ alat pemeliha­ raan binatang coba (kandang dari kotak plastik, tu- tup kandang dari anyaman kawat, botol air, rak tem- pat menaruh kandang), alat pembuat makanan binatang coba (baskom plastik, timbangan, sarung tangan, gelas ukur), alat pengambilan sampel (se- perangkat alat bedah, spuit 5 ml, seperangkat ta- bung reaksi, kapas), alat Pemeriksaan Serum (ELISA reader). Bahan yang digunakan adalah: pakan normal, pakan tinggi lemak, leptin, bahan pemeriksaan ELISA: serum tikus, antibodi IL-6 Leptin yang digunakan adalah Leptin Rekom- binan yang diproduksi oleh Sigma USA, dengan dosis I 50 ng/ml, dosis II 100 ng/ml, dosis III 200 ng/ml dengan 3 x injeksi intravena, pada pukul 12.00-13.00 dengan selang waktu 1 hari pada 3 hari terakhir pemberian pakan tinggi lemak Tikus wistar : tikus yang digunakan adalah dari galur wistar dengan jenis kelamin jantan, berumur 2 bulan dan berat badan ± 200 gr, yang diperoleh dari Laboratorium Farmakologi Universitas Brawi- jaya Malang PTL adalah pakan tinggi lemak yang dimodifi- kasi dengan formulasi khusus untuk menimbulkan keadaan obesitas pada hewan coba tikus yang terdiri dari Comfeed PARS 50 %, tepung terigu 25 %, kolesterol 2,2 %, minyak babi 5 % dan air 17,8 %. Pemberian pakan ini dilakukan selama 60 hari (Ali, Mulyohadi, dkk, 2002). Kadar IL-6 dalam serum: kadar IL-6 dalam se- rum adalah kadar IL-6 yang diukur dengan metode ELISA pada setiap kelompok tikus. HASIL Data Peningkatan Berat Badan Tikus. Pada penelitian ini didapatkan data karakteristik tikus pada masing-masing kelompok perlakuan seperti tercantum pada Tabel 1. Jumlah binatang coba pada akhir penelitian pada masing-masing kelompok perlakuan adalah 5 ekor. Rata-rata kenaikan berat badan tikus dapat dilihat pada Gambar 1. Pengukuran kadar IL-6 dilakukan pada kelom- pok perlakuan kontrol negatif; kontrol positif; PTL + Leptin dosis 50 ng/ml, PTL + Leptin dosis 100 ng/ml; PTL + Leptin dosis 200 ng/ml dengan metode ELISA. Hasil pemeriksaan ditampilkan pada Tabel 2. Rata-rata kadar IL-6 dalam serum pada kelom- pok kontrol negatif adalah 462,70 pada kelompok kontrol positif adalah 557,60, pada kelompok PTL + leptin dosis 50 ng/ml adalah 498,3, pada kelom- pok PTL + leptin dosis 100 ng/ml adalah 488,60, sedangkan pada kelompok PTL +leptin dosis 200 Tabel 1 : Karakteristik Berat Badan Tikus Kelompok Perlakuan N Mean ±SD Intake Kalori per Hari (kalori) Berat Badan awal (gr) Berat Badan akhir (gr) kenaikan Berat Badan (gr) Kontrol Negatif 5 49,89 + 5,99 245,5 + 48,82 302,2 + 58,91 56,7 + 25,62 kontrol Positif 5 53,65 + 5,03 285,18 + 32,14 369,2 + 33,15 84,02 + 9,38 PTL + Leptin 50 ng/ml 5 53,93 + 4,66 232,24 + 21,90 360 + 36,08 127,76 + 40,46 PTL + Leptin 100 ng/ml 5 54,82 + 6,87 259,8 + 39,54 349,2 + 62,53 109,75 + 59,27 PTL + Leptin 200 ng/ml 5 57,54 + 5,31 256,18 + 37,36 362 + 47,26 105,82 + 33,35 88 Hayu Sukowati Nopitasari, Uji Knockdown Effect Ekstrak Bunga ng/ml adalah 350,25. Rata-rata kadar IL-6 dalam seum dapat dilihat pada Gambar 2. Data yang didapatkan dari hasil penelitian Pengaruh injeksi leptin terhadap kadar IL-6 dalam serum tikus Rattus norwegicus yang diberi pakan tinggi lemak dianalisis dengan menggunakan pro- gram komputer SPSS 15,0 for Windows. Tabel 1. menunjukkan karakteristik tikus dalam percobaan. Setelah dianalisa, peningkatan berat badan kelompok tikus yang diberi pakan normal (kontrol negatif) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok tikus yang diberi pakan tinggi lemak (kontrol positif, PTL + leptin dosis 50 ng/ml, PTL + leptin dosis 100 ng/ml, PTL + leptin dosis 200 ng/ml. Tabel 2. menunjukkan bahwa kelompok tikus yang diberi injeksi Leptin memiliki kadar IL-6 yang lebih rendah dibandingkan dengan kontrol positif. Untuk menguji homogenitas varian digunakan Lavene test. Hasil out put tampak bahwa data berasal dari populasi yang memiliki varian sama. Oleh karena data hasil penelitian memiliki distribusi normal dan varian yang homogen, dapat dilakukan pengujian lebih lanjut. Uji selanjutnya adalah uji One-way ANOVA. Uji ANOVA (Analysis of Variance) dilakukan untuk menguji apakah kelima sampel memiliki rata-rata yang sama. Hasil tes pada Tabel 2. didapatkan nilai rata-rata kadar IL-6 dari kelima populasi memang berbeda (p<0,05). Dengan demikian terdapat mini- mal ada dua kelompok yang berbeda signifikan. Analisis dilanjutkan dengan Post hoc test LSD yang bertujuan untuk mengetahui kelompok mana yang berbeda secara signifikan dari hasil tes ANOVA. Pada analisis ini digunakan Tukey HSD test. Hasil analisa IL- 6 serum dapat diketahui rata- rata kadar IL-6 serum tertinggi terdapat pada kelompok kontrol positif, dan terendah pada kelom- pok PTL+Leptin 200 ng/ml. Kadar IL-6 rata-rata Gambar 1. Rata-rata Kenaikan Berat Badan Tikus Tabel 2. Kadar IL-6 serum (ng/ml) Kelompok Perlakuan Kadar IL-6 (Mean + SD) Kontrol (-) 462,70 + 33,16 Kontrol (+) 557,60 + 71,57 PTL + Leptin dosis 50 ng/ml 498,3 + 15,26 PTL + Leptin dosis 100 ng/ml 488,6 + 22,02 PTL + Leptin dosis 200 ng/ml 350,25 + 83,13 89 Mutiara Medika Vol. 14 No. 1: 85-92, Januari 2014 kelompok kontrol negatif lebih rendah signifikan dengan (p<0,05) daripada kelompok kontrol positif, sehingga dapat disimpulkan terdapat kenaikan kadar IL-6 dengan pemberian PTL. Pemberian injeksi Leptin dosis 50 ng/ml, menyebabkan kadar rata-rata IL-6 serum lebih rendah tidak signifikan (p>0,05) daripada kelompok Kontrol Positif yang hanya diberikan PTL saja, sedangkan pada kelom- pok PTL + Leptin dosis 100 ng/ml, terjadi penu- runan kadar rata-rata IL-6 serum yang tidak signifi- kan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif. Akan tetapi, pada kelompok PTL + leptin dosis 200 ng/ml terjadi penurunan kadar rata-rata IL-6 serum yang signifikan dibandingkan dengan kelompok kontrol positif (p<0,05). Sementara itu, kelompok pemberian PTL + Leptin dosis 100 ng/ml, kadar rata-rata IL-6 serum lebih rendah tidak signifikan dibandingkan dengan kelompok pemberian PTL + leptin dosis 50 ng/ml. Kelompok pemberian PTL + leptin dosis 200 ng/ml tidak berbeda signifikan dengan kelompok pemberian PTL + leptin dosis 50 ng/ml. Kelompok pemberian PTL + leptin dosis 200 ng/ml berbeda signifikan dengan kelompok kontrol negatif dan kelompok dengan pemberian injeksi leptin dosis 50 ng/ml dan 100 ng/ml. Untuk melengkapi hasil uji Tukey digunakan Homogeneous Subset yang digunakan untuk men- cari grup/ subset mana saja yang memiliki perbe- daan rata-rata (Mean Difference) yang tidak ber- beda secara signifikan. Kelompok pemberian injek- si leptin dosis 200 ng/ml mempunyai perbedaan kadar IL-6 yang signifikan dengan kelompok perla- kuan yang lain. Kelompok kontrol negatif, kelompok pemberian PTL + leptin dosis 50 ng/ml, dan kelom- pok pemberian injeksi leptin dosis 100 ng/ml, tidak punya perbedaan yang signifikan satu dengan yang lain, sedangkan kelompok kontrol positif, kelompok pemberian PTL + leptin 50 ng/ml, dan kelompok pemberian PTL + leptin 100 ng/ml tidak mempunyai perbedaan kadar IL-6 yang signifikan. DISKUSI Penelitian mengenai efek injeksi Leptin terha- dap kadar IL-6 di dalam serum tikus Rattus norve- gicus strain Wistar merupakan penelitian eksperi- mental. Penelitian ini mengarah pada keadaan obesitas yang disebabkan oleh pemberian pakan tinggi lemak dengan mekanisme resistensi leptin, dimana nilai ambang (treshold) reseptor leptin meningkat terhadap kadar leptin dalam serum. 10 Gambar 2. Kadar IL-6 dalam Serum 90 Hayu Sukowati Nopitasari, Uji Knockdown Effect Ekstrak Bunga Pada penelitian ini, dibandingkan kadar IL-6 tikus yang diberi pakan normal, pakan tinggi lemak, serta pakan tinggi lemak dengan pemberian leptin. Hasil penelitian tampak bahwa kenaikan berat badan tikus yang diberi pakan tinggi lemak cen- derung lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang diberi pakan normal. Tampak juga bahwa kenaikan berat badan tikus yang diberi pakan tinggi lemak dan leptin lebih tinggi dibandingkan dengan tikus yang hanya diberi pakan tinggi lemak. Hal ini dise- babkan nafsu makan tikus yang diberi leptin dan pakan tinggi lemak lebih tinggi dibandingkan tikus yang hanya diberi pakan tinggi lemak. Ditambah lagi leptin hanya diberikan selama 3 hari setelah tikus mendapat pakan tinggi lemak selama 60 hari sehingga efek leptin dalam menurunkan berat badan masih belum terlihat. Kadar IL-6 pada tikus yang diberi pakan tinggi lemak lebih tinggi signifikan dibandingkan dengan tikus dengan pakan normal. Hal ini disebabkan pada kelompok kontrol positif terjadi peningkatan jumlah sel lemak, sedangkan sel lemak merupakan salah satu penghasil IL-6. Sepertiga dari jumlah IL-6 yang ada dalam sirkulasi berasal dari sel lemak.7 Mengenai monosit darah, obesitas tidak mempengaruhi fungsi monosit dalam produksi sitokin proinflamasi.11 Peningkatan produksi IL-6 mungkin berkaitan dengan Toll like Receptor 4 (TLR4). TLR4 dieks- presikan di berbagai macam sel seperti makrofag, sel lemak, hati, dan otot bergaris. Mekanisme TLR4 adalah sebagai berikut Ikatan LPS dengan TLR4 menyebabkan adaptor protein myeloid differentia- tion factor 88 (MyD88) mengaktivasi gen yang berhubungan dengan NF-ºB yang mengkode sitokin proinflamasi, seperti TNF-± dan IL-6.12 Peningkatan kadar IL-6 ini bukan disebabkan oleh proses infeksi karena tikus yang digunakan adalah tikus yang sehat. Kadar IL-6 pada tikus yang diberi PTL dan injeksi leptin (50 ng/ml dan 100 ng/ml) lebih rendah tidak signifikan bila dibandingkan dengan kadar IL- 6 pada tikus yang diberi PTL saja. Meskipun tidak signifikan namun penurunan kadar IL-6 terjadi se- iring dengan besar dosis leptin yang diberikan. Hal ini disebabkan pemberian leptin dapat mengatasi resistensi leptin sehingga jumlah sel lemak berku- rang dan produksi IL-6 juga ikut berkurang. Meka- nisme leptin dalam mengurangi jumlah sel lemak dapat melalui penurunan uptake glukosa, meng- hambat sintesis asam lemak, menginduksi sintesis enzim lipolitik, dan meningkatkan oksidasi lemak, stimulasi apoptosis sel lemak.13 Selain itu, leptin juga dapat meningkatkan lipolisis pada sel lemak secara langsung. Hal ini didukung oleh beberapa fakta, yaitu pertama ekspresi dari reseptor leptin ditemukan pada jaringan lemak dan kedua, pada penelitian in vitro, leptin dapat menghambat enzim lipogenik pada sel lemak muda dan meningkatkan pelepasan gliserol dari sel lemak dewasa.14 Tikus yang diberi pakan tinggi lemak dan injeksi leptin dosis 200 ng/ml memiliki kadar IL-6 yang terendah dibandingkan dengan semua kelom- pok, bahkan perbedaannya signifikan. Hal ini me- nunjukkan bahwa dosis 200 ng/ml dapat mengatasi resistensi leptin yang terjadi secara efektif sehingga leptin dapat berfungsi normal. Akibatnya jumlah sel lemak dalam tubuh berkurang sehingga produksi IL-6 juga berkurang dan kadar IL-6 dalam serum menurun. 91 Mutiara Medika Vol. 14 No. 1: 85-92, Januari 2014 Menurut Matarease et al. (2005)6 disebutkan bahwa leptin dapat meningkatkan sekresi sitokin proinflamasi melalui aktivasi makrofag. Pada penelitian lain juga disebutkan bahwa pemberian leptin pada subyek dengan defisiensi leptin dapat meningkatkan sitokin proinflamasi sedangkan pada subyek dengan kadar leptin normal atau berlebih tidak mempengaruhi kadar sitokin proinflamasi. Dalam penelitian ini terbukti bahwa pemberian leptin pada tikus yang diberi pakan tinggi lemak tidak meningkatkan tetapi malah menurunkan kadar IL-6. Maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa leptin dapat menurunkan kadar sitokin proinflamasi pada obesitas melalui peningkatan aktivitas lipolitik. SIMPULAN Pemberian leptin dengan dosis 200 ng/ml dapat menurunkan kadar IL-6 dalam serum tikus putih yang diberi PTL (Pakan Tinggi Lemak). DAFTAR PUSTAKA 1. Hadi, Hamam. Beban Ganda Masalah Gizi dan Implikasinya terhadap Kebijakan Pembangun- an Kesehatan Nasional. 2005. http://www. gizi.net/ 2. Ahima, RS. Revisiting Leptin’s Role in Obe- sity and Weight Loss. J Clin Invest, 2008; 118(7):2380-3. 3. Wijaya, A. 1997. Leptin, TNF-a dan reseptor adrenergik –b3. Prodia Diagnostics Educa- tional Services. 2: 4-5. 4. Houseknencht, KL., Baile, CA., Matteri, RL., and Spurlock, ME. The Biology of Leptin: A Re- view. J Anim Sci, 1998; 76 (5): 1405-20. 5. Tang, CH, Lu, DY, Yang, RS, Tsai, HY, Kao, MC, Fu, WM. and Chen, YF. Leptin-Induced IL-6 Production Is Mediated by Leptin Recep- tor, Insulin Receptor Substrate-1, Phosphatidy- linositol 3-Kinase, Akt, NF-B, and p300 Path- way in Microglia. J Immunol, 2007; 179 (2): 1292-302. 6. Matarese, G., Mochos, S. dan Mantzoros, CS. Leptin In Immunology. J Immunol, 2005; 174 (6): 3137-42. 7. Fruhbeck, G., Gomez, AJ., Muruzabal, FJ., and Burrell, MA. The Adipocyte: a Model for Inte- gration of Endocrine and Metabolic Signaling in Energy Metabolism Regulation. Am J Physiol Endocrinol Metab, 2001; 280 (6): E827-47. 8. Keller, ET., Waganat, J., Ershler, W.B. Molecu- lar and Cellular Biology of Interleukin-6 and Its Receptor. Front Biosci, 1996; 1: d340-57. 9. Fantuzzi, G. and Faggioni R. Leptin in the Regulation of Immunity, Inflammation and He- matopoiesis. J Leukoc Biol, 2000; 68 (4): 437- 46. 10. Liu. M. The Science Creative Quarterly, Leptin: a piece of obesity pie. issue three. 2004. http:/ /www.scq.ubc.ca/?p=421. 11. Sammy B, Elena V, Steve B, Jessica EJ, Gary PA and Margaret JM. Unaltered TNF-± Pro- duction by Macrophages and Monocytes in Diet-Induced Obesity in the Rat. J Inflamm (Lond), 2005; 2: 2. 12. Kim, JK. Fat Uses a TOLL-Road to Connect Inflammation and Diabetes. Cell Metab, 2006; 4 (6): 417-9. 92 Hayu Sukowati Nopitasari, Uji Knockdown Effect Ekstrak Bunga 13. Gullicksen, P.S, Della-Fera, M.A. dan Baile, C.A. Leptin-Induced Adipose Apoptosis: Impli- cations for Body Weight Regulation. Apoptosis. 2003; 8 (4): 327-35. 14. Wang, MY., Lee, Y. dan Unger, RH. Novel Form of Lipolysis Induced by Leptin. J Biol Chem, 1999; 274 (25): 17541-4.