06 Muthia Isna Anindita.pmd 181 Mutiara Medika Vol. 13 No. 3: 181-186, September 2013 Buah Lycopersicum esculentum Mempunyai Efek Terapi terhadap Penurunan Jumlah Akne Vulgaris Lycopersicum esculentum Fruit Have a Therapeutic Effect to Decrease the Number of Acne Vulgaris Muthia Isna Anindita1, Siti Aminah Tri Susilo Estri2* 1Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadyah Yogyakarta 2Bagian Kulit dan Kelamin, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadyah Yogyakarta *Email: aminah.siti@yahoo.com Abstrak Akne vulgaris merupakan gangguan folikel pilosebaseus yang menyebabkan komedo, papul dan pustul di daerah wajah. Akne vulgaris banyak diderita pada masa pubertas meskipun dapat juga terjadi selain pada masa pubertas. Berbagai bahan dan obat banyak dikembangkan untuk mengobati akne vulgaris termasuk tomat. Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan buah yang sudah dikenal sejak dahulu dan mudah dijumpai. L. esculentum antara lain mengandung tomatin sebagai antiinflamasi dan dapat mengobati jerawat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian buah tomat (Lycopersicum esculentum) terhadap jumlah lesi akne vulgaris. Desain penelitian ini eksperimental dengan pembanding atau kontrol tanpa matching atau independen. Subyek penelitian adalah mahasiswa berusia 17-23 tahun, sejumlah 11 orang pada kelompok kontrol dan 10 orang pada kelompok perlakuan (masker buah L. esculentum 1 buah/hari). Pengambilan data dilakukan dengan menghitung jumlah lesi akne vulgaris yang kemudian dianalisis menggunakan Mann Whitney. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat perbedaan jumlah lesi akne vulgaris sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok kontrol (p=0.230), sedangkan pada kelompok perlakuan terdapat perbedaan yang bermakna (p=0.002). Rerata penurunan jumlah lesi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada hari ke 0-30 memperlihatkan terdapat perbedaan yang bermakna (p=0.020). Disimpulkan bahwa terdapat efek terapi buah L. esculentum terhadap penurunan jumlah lesi akne vulgaris. Kata kunci: buah tomat, Lycopersicum esculentum, akne vulgaris Abstract Acne vulgaris is a pilosebaseus follicle impaired which can cause comedos, papules, and pustules around the face. Acne vulgaris can be suffered by puberty although it can impact the other one. There are many materials and medicines which is developed to treat acne vulgaris including tomato. Tomato (Lycopersicum esculentum) consists of tomatin which has antiinflamation and cures acne vulgaris. Pur- pose of this study is to know the effect of L. esculentum treatment for the number of acne vulgaris lesion. The design of this study is experimental with comparison. The subjects are student and there are 11 subjects in control group and 10 subjects in experimental group (L. esculentum face mask 1 fruit/day). Data collection was conducted by counting the number of lesions of acne vulgaris were then analyzed using the Mann Whitney. The result of the study shows that there is no difference number of acne vulgaris lesions before and after experiment in control group (p=0.230), while in the experimental group there is significant difference number (p=0.002). The average space number of acne vulgaris lesions in control and experi- mental group 0-30 days shows that there is significant difference number (p=0.020). It was conluded that there is therapy effect of L. esculentum to decrease the number of acne vulgaris lesions. Key words: Tomato, Lycopersicum esculentum, acne vulgaris ARTIKEL PENELITIAN 182 Muthia Isna Anindita, Buah Tomat (Lycopersicum esculentum) ... PENDAHULUAN Jerawat (Akne vulgaris) merupakan salah satu penyakit kulit yang banyak diderita oleh usia remaja dimasa pubertas meskipun tidak menutup kemung- kinan dapat juga terjadi selain pada masa puber- tas.1 Pengertian akne vulgaris adalah penyakit infla- masi kronik multifaktorial pada unit pilosebaseus yang ditandai dengan kelainan kulit berupa kome- do, papul, pustul, nodul, dan pseudokista.1 Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan buah yang sudah dikenal sejak dahulu dan sangat mudah dijumpai.2 Dalam buah tomat (Lycopersi- cum esculentum) banyak terkandung zat-zat yang berguna bagi tubuh manusia.3 Zat-zat yang terkan- dung di dalamnya antara lain vitamin C, vitamin A (karoten), berbagai mineral dan lycopene.3 Tomat banyak sekali dimanfaatkan dalam in- dustri kecantikan. Banyak masker dan pil anti-pe- nuaan yang berbahan dasar tomat. Bukan tanpa alasan tomat digunakan sebagai bahan dasar ka- rena pigmen lycopene yang terkandung di dalam- nya memang terbukti efektif sebagai antioksidan yang mampu melawan penuaan dini.5 Zat lain se- perti tomatin di dalam tomat juga sangat berman- faat sebagai zat antiinflamasi.6 Zat ini diyakini mam- pu menyembuhkan luka dan mengobati jerawat.6 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pe- ngaruh pemberian buah tomat (Lycopersicum es- culentum) terhadap jumlah lesi akne vulgaris. BAHAN DAN CARA Penelitian ini tergolong penelitian eksperimen- tal desain paralel tanpa matching atau independen karena merupakan suatu perbandingan antarke- lompok yang bersifat independen.7 Populasi penelitian ini adalah mahasiswa Fa- kultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universi- tas Muhammadyah Yogyakarta tahun 2012 berjum- lah 11 orang. Teknik pengambilan sampel dengan cara consecutive sampling yaitu subyek yang me- menuhi syarat penelitian akan direkrut sampai batas sampel terpenuhi.8 Sebelum pengambilan sampel ditentukan kri- teria inklusi maupun kriteria eksklusi agar karakte- ristik sampel tidak menyimpang dari populasinya. Mahasiswa perempuan/laki-laki berusia 17-23 ta- hun, memiliki akne vulgaris derajat ringan sampai sedang menurut Lehman et al. (2002),10 kondisi kesehatan umum baik dan tidak sedang mengkon- sumsi obat-obatan pemicu akne vulgaris seperti golongan danazol, mengerti dan memahami pro- sedur penelitian, bersedia menandatangani formulir persetujuan penelitian dan bersedia menggunakan masker buah tomat satu kali sehari selama 30 hari. Penelitian dilakukan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta selama kurang lebih satu tahun sampai penelitian ini selesai yaitu bulan Maret 2013. Variabel bebas yaitu masker buah L. esculen- tum, variabel terikat yaitu jumlah lesi akne vulgaris, dan variabel pengganggu yaitu kosmetik dan higie- nitas. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meli- puti informed consent atau formulir persetujuan ke- ikutsertaan dalam penelitian, kuesioner, kartu catat- an harian untuk mencatat ketaatan subyek peneli- tian, buah L. esculentum dengan tingkat kematang- an cukup dan ukuran sedang, kaca pembesar, lam- pu sinar putih dan sabun bayi. Penelitian diawali dengan penghitungan jum- lah lesi akne vulgaris, baik lesi inflamasi, noninfla- masi, maupun lesi total akne vulgaris menurut Lehmann et al. (2002),10 dengan kaca pembesar. 183 Mutiara Medika Vol. 13 No. 3: 181-186, September 2013 Pemeriksaan melibatkan lima pemeriksa yang di- pilih dari mahasiswa FKIK UMY angkatan 2009- 2010 yang sebelumnya telah dilatih untuk menilai jumlah akne vulgaris oleh dokter spesialis kulit yang telah berpengalaman dalam menangani kasus akne vulgaris. Subyek diberikan buah L. esculentum sejum- lah 30 buah untuk 30 hari yang diberikan sekitar tiga hari sekali dengan tujuan untuk menghindari adanya pembusukan. Cara penggunaan masker buah L. esculentum yaitu wajah dibersihkan de- ngan sabun bayi kemudian satu buah L. esculen- tum dipotong tipis dan ditempelkan secara merata pada wajah sebagai masker wajah selama kurang lebih 10-15 menit. Dilakukan setiap hari selama sa- tu bulan menjelang tidur, subyek diminta untuk mengisi kartu catatan harian setiap hari selama penelitian berlangsung. Penghitungan jumlah lesi akne vulgaris baik lesi inflamasi, noninflamasi, mau- pun lesi total akne vulgaris dilakukan lagi pada hari ke-31 dengan pemeriksa yang telah dipilih sebe- lumnya. Analisis data dalam penelitian ini mengguna- kan uji t berpasangan untuk mengetahui perbedaan jumlah rata-rata akne vulgaris sebelum dan sesu- dah perlakuan. Uji t (independent sample t test) untuk membandingkan perbedaan rata-rata akne vulgaris antara kelompok eksperimen dengan ke- lompok kontrol. HASIL Penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil yaitu seperti yang terlihat pada Tabel 1. Tabel 1. menunjukkan bahwa terdapat perbe- daan jumlah rerata lesi pada kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada hari 0-15 dan 0-30. Tabel 2. menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan jumlah rerata yang signifikan pada hari ke 0-15 dan 0-30 pada kelompok kontrol dan terda- pat perbedaan jumlah rerata yang signifikan pada hari ke 0-15 dan 0-30 pada kelompok perlakuan. Tabel 3. menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan jumlah lesi antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada hari ke 0-15 dan terdapat perbedaan penurunan jumlah lesi Tabel 2. Analisis Paired Sample-T Test Kelompok Kontrol dan Perlakuan. Hari ke- Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan Rerata Jumlah Lesi Beda Jumlah p Rerata Jumlah Lesi Beda Jumlah p 0 53.0 35.8 15 52.7 1.7 0.568 29.6 6.2 0.004 30 47.2 5.8 0.230 19.8 16 0.002 Tabel 3. Analisis Data Independent Sample-T Test dan Mann Whitney Independent Sample-T Test (Hari ke 0 -15) Mann Whitney (Hari ke 0-30) Beda Rerata Jumlah p Beda Rerata Jumlah p 6.2 0.209 (P>0.05) 16 0.020 (P<0.05) Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Karakteristik Responden Kelompok Kontrol Kelompok Perlakuan N % N % Jenis kelamin Pria 9 81.82 6 54.54 Wanita 2 18.18 5 45.45 Usia 17-20 3 18.18 1 9.09 21-23 9 81.82 10 90.90 184 Muthia Isna Anindita, Buah Tomat (Lycopersicum esculentum) ... antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada hari ke 0-30. DISKUSI Akne vulgaris merupakan gangguan folikel pilosebaseus yang menyebabkan komedo, papul dan pustul yang tempat predileksi utamanya terda- pat pada wajah, punggung, bahu, dan dada.11 Ada empat faktor utama yang terlibat dalam timbulnya akne vulgaris: meningkatnya produksi sebum, hi- perkeratinisasi folikuler, adanya bakteri P. acnes, dan adanya mediator peradangan.12 Responden pada penelitian ini memiliki ren- tang usia antara 17-23 tahun dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Prevalensi puncak pende- rita akne vulgaris adalah sekitar usia 14-19 tahun.13 Akne vulgaris banyak diderita oleh usia remaja di masa pubertas meskipun tidak menutup kemung- kinan dapat juga terjadi selain pada masa puber- tas.1 Akne vulgaris dapat dijumpai pada usia pu- bertas hingga 30 tahun karena hormon androgen masih terus meningkat sehingga menyebabkan pembesaran kelenjar sebasea dan meningkatkan produksi sebum.14 Semua responden pada penelitian ini memiliki akne vulgaris derajat ringan sampai sedang. Isotre- tionin adalah satu-satunya obat yang dapat meng- atasi seluruh penyebab timbulnya akne vulgaris dan menyembuhkan akne vulgaris derajat berat.10 Oleh karena itu, peneliti menggunakan responden yang memiliki akne vulgaris derajat ringan sampai derajat berat berdasarkan kriteria Lehmann et al. (2002).10 Responden pada penelitian ini memiliki keada- an umum yang baik serta tidak sedang mengkon- sumsi obat-obatan pemicu akne vulgaris seperti obat golongan hormonal testosteron (danazol) yaitu steroid, progestins, kontrasepsi oral karena obat tersebut dapat meningkatkan sekresi androgen sehingga dapat meningkatkan produksi sebum dan menyebabkan timbulnya akne vulgaris.15 Hasil pada kelompok perlakuan menunjukkan efek terapi buah tomat (Lycopersicum esculentum) terhadap jumlah lesi akne vulgaris. Hal ini berarti bahwa kandungan antioksidan antara lain vitamin E, vitamin C, vitamin B, vitamin A dan beberapa mineral seperti selenium dapat membantu mera- wat akne vulgaris, mencegah radikal bebas yang membahayakan kulit dan meningkatkan sistem kekebalan pada kulit yang dapat membantu meng- hilangkan akne vulgaris.6 Perbandingan hasil antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan pada hari ke 0-30 menun- jukkan perbedaan penurunan rerata jumlah lesi akne vulgaris selama 30 hari. Hal ini berkaitan de- ngan akne vulgaris membutuhkan waktu yang cukup lama untuk pengobatan dan perawatannya.10 Hasil penelitian tersebut sesuai dengan hipo- tesis penelitian yakni buah L. esculentum mempu- nyai efek terapi terhadap akne vulgaris dengan me- nurunkan jumah lesi akne vulgaris derajat ringan sampai sedang. Hal ini oleh karena kandungan nutrisi pada tomat diyakini dapat menyempurnakan perawatan yang diberikan oleh dokter terhadap akne vulgaris.4 Tomat menyediakan vitamin C dan beta-caro- ten dalam jumlah yang besar, berbagai macam mineral yang sangat bermanfaat, serta vitamin E dalam jumlah yang cukup baik.3 Zat lain seperti tomatin di dalam tomat juga sangat bermanfaat sebagai zat antiinflamasi. Zat ini diyakini mampu menyembuhkan luka dan mengobati jerawat. Selain itu, terkandung pula natural astringent yang 185 Mutiara Medika Vol. 13 No. 3: 181-186, September 2013 secara otomatis dapat mengancangkan pori-pori serta mengurangi pengeluaran minyak berlebih pada kulit. Diet sangat berpengaruh dalam kejadian dan keparahan akne vulgaris karena kandungan nutrisi pada buah tomat dapat memperbaiki struktur kulit dengan sangat baik.4 Pada awal penelitian responden terbagi mera- ta dalam kelompok kontrol dan kelompok perlakuan masing-masing sebanyak 11 orang. Satu respon- den pada kelompok perlakuan dinyatakan drop out pada saat penelitian karena mengalami iritasi. Iritasi yang terjadi disebabkan oleh karena zat asam yang terkandung pada buah tomat. Keasaman pada buah tomat dapat menyebabkan iritasi kulit dan bahkan dapat menyebabkan dermatitis kontak aler- gi. Kontak langsung dengan zat yang bersifat asam dapat menyebabkan gatal dan kemerahan atau eksema pada kulit yang hipersensitif.16 Hambatan dalam penelitian ini adalah buah L. esculentum merupakan buah yang mudah meng- alami pembusukan sehingga peneliti membagikan buah tomat dengan tingkat kematangan yang ber- beda kepada subyek penelitian untuk menghindari adanya pembusukan dikemudian hari. Waktu pera- watan masker buah L. esculentum yang cukup lama merupakan hambatan kedua dalam penelitian ini sehingga peneliti harus terus memberikan du- kungan serta mengingatkan responden untuk me- matuhi jalannya penelitian. Hambatan ketiga yaitu waktu pemeriksaan penghitungan jumlah lesi akne vulgaris yang cukup sulit untuk diagendakan se- hingga peneliti harus memberikan informasi ten- tang waktu pemeriksaan tiga hari sebelum waktu yang telah ditentukan baik kepada pemeriksa mau- pun kepada subyek penelitian untuk menghindari adanya penguluran waktu pemeriksaan. Kelemahan dalam penelitian ini adalah perta- ma, tidak dilakukannya pemeriksaan jenis kulit res- ponden sehingga faktor risiko berupa produksi se- bum tidak dapat dikendalikan. Kelemahan kedua, tidak dipertimbangkannya riwayat keluarga yang menderita akne vulgaris sehingga kemungkinan terjadi hiperkeratinisasi folikuler tidak dapat dihin- darkan. Ketiga, tidak ada batasan jenis kelamin sehingga tidak mempertimbangkan faktor hormonal yang mempengaruhi timbulnya akne vulgaris. Na- mun ketiga kelemahan tersebut tampaknya tidak berpengaruh terhadap jalannya penelitian karena hasil penelitian sudah mendukung hipotesis. SIMPULAN Terdapat efek terapi buah L. esculentum terha- dap penurunan jumlah lesi akne vulgaris. Perlu penelitian lanjutan tentang kandungan buah tomat (Lycopersicum esculentum) yang dihubungkan dengan penyakit kulit seperti eritema dan penuaan dini. DAFTAR PUSTAKA 1. Sanjay, R. Acne Vulgaris Treatment: The Cur- rent Scenario. Indian J Dermatol, 2011; 56(1): 7-10. 2. Tugiyono, H. Bertanam Tomat. Jakarta: Pene- bar Swadaya. 1997. 3. Palozza P, Parrone N, Catalano A, Simone R. Tomato Lycopene and Inflamatory Cascade: Basic interaction and clinical implication. Curr Med Chem. 2010; 17 (23): 2547-2563. 4. Ryan, A. (2011, 12 September). All About Acne and Nutrition. Precision Nutrition Coaching. Di- akses 5 April 2012, dari www. precision nutrition.com/all-about-acne-nutrition 186 Muthia Isna Anindita, Buah Tomat (Lycopersicum esculentum) ... 5. Stahl W, Heinrich U, Wiseman S, Eichler O, Sies H, Tronnier H. Dietary Tomato Paste Pro- tects against Ultraviolet Light-Induced Erythe- ma in Humans. The J Nutr, 2001; 22: 1449- 1451. 6. Ishida, BK., Chapman MH. A comparison of carotenoid content and total antioxidant activ- ity in catsup from several commercial sources in the United States. J Agric Food Chem, 2004; 52 (26): 8017-8020. 7. Sastroasmoro, S. & Ismael, S. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis. Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto. 2002. 8. Dahlan, MS. Besar Sampel dan Cara Peng- ambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi 3. Jakarta: Salemba Medika. 2010. 9. Notoatmodjo, S. Metodologi Penelitian Kese- hatan. Ed. Rev. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. 10. Lehmann HL, Robinson KA, Andrews JS, Holloway V, Goddman SN. Acne therapy: a methodological review. J. Am. Acad. Dermatol, 2002; 47 (2): 231-240 11. Truter, I. Acne Vulgaris. SA Pharmaceutical Journal, 2009; 76 (3): 12-19 12. Fitzpatrick, J.E. & Morelli, J.G. Dermatology Se- crets in Color. (3rd. ed.). Philadelphia, PA: Mosby. 2007. 13. Adityan, B & Thappa DM. 2009. Profile of Acne Vulgaris –a Hospital – Based Study-from South Indian. Indian J Dermatol Venereol Leprol. 2009; 75 (3): 272-278. 14. Gould, DJ & Harrison PV. Prevalence of Fa- cial Acne Vulgaris in Late Adolescence and in Adults. Br Med J, 1979; 1 (6171): 1109–1110. 15. Degitz, K., Placzek, M., Borelli, C., Plewig, G., Pathophysiology of Acne. Journal der Deut- schen Dermatologischen Gesellschaft, 2007; 5 (4): 316-323. 16. Marks, D. (2011, 26 Februari). Skin Rash from High Acidic Foods. Live Strong Foundation. diakses 26 Februari 2012 dari 17. http://www.livestrong.com/article/313607-skin- rash-from-high-acidic-foods/