104 Kanti Ratnaningrum, dkk., Tingkat Pencemaran Escherichia coli Tingkat Pencemaran Escherichia coli pada Air Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Mijen, Semarang Level of Pollution of Escherichia coli on Household Water in Working Area of Mijen Community Health Center, Semarang Kanti Ratnaningrum,1* Merry Tiyas Anggraini,2 Pujangga Puspito Yunus Dahlan3 1Bagian Ilmu Kedokteran Tropis, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang 2Bagian Ilmu Kedokteran Keluarga, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang 3Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Semarang *Email: kantiratna@ymail.com Abstrak Kurangnya ketersediaan air bersih menimbulkan penyakit gangguan saluran pencernaan seperti diare. Sebagian besar bakteri penyebab diare adalah Escherichia coli. Insidensi diare dinilai masih jauh dari capaian target Puskesmas Mijen, Semarang. sehingga diperlukan penelitian tentang kontaminasi E. coli pada air rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas. Penelitian ini bersifat observasional dengan rancangan cross sectional. Sampel ditentukan dengan metode systematic random sampling dengan estimasi proporsi. Sampel diambil dari 10 kelurahan yang masuk dalam wilayah kerja. Kadar bakteri E. coli dalam air rumah tangga dilakukan di dengan metode most probable number (MPN). Terkumpul 36 sampel yang berasal dari 3 jenis sumber air yaitu sumur gali, sumur artesis dan perusahaan air minum (PAM). Uji laboratorium menunjukkan bahwa 55,6 % sampel air minum telah memenuhi nilai uji bakteriologis E. coli. Air berasal dari sumur gali memiliki tingkat kontaminasi paling tinggi (100%) diikuti sumur artesis (34,61%) dan PAM bebas dari E. coli (0%). Kata kunci: Escherichia coli, pencemaran air rumah tangga, diare Abstract Lack of clean water supply causes gastrointestinal disorders such as diarrhea. Most of the bacteria that cause diarrhea are Escherichia coli. The incidence of diarrhea is still far from the target of Mijen Puskesmas, Semarang, so research on E. coli contamination on household water in Puskesmas work areas is needed. This research was observational with cross sectional design. The sample is determined by systematic random sampling method with estimated proportion. Samples were taken from 10 urban villages included in the work area. E. coli bacteria levels in household water are carried out in the most probable number (MPN) method. Collected 36 samples derived from 3 types of water sources ie dug wells, artesian wells and drinking water companies (PAM). Laboratory tests showed that 55.6% of drinking water samples had met the bacteriological test value of E. coli. Water derived from dug wells has the highest contamination rate (100%) followed by artesian well (34.61%) and PAM free from E. coli (0%). Key words: Escherichia coli, households water pollution, diarrhea ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Vol. 15 No. 2: 104-108, Mei 2015 105 Mutiara Medika Vol. 15 No. 2: 104-108, Mei 2015 PENDAHULUAN Air merupakan salah satu zat yag peting dalam kehidupan. Air minum yang dapat dikonsumsi harus memenuhi syarat fisik, bakteriologis dan kimia.1 Air rumah tangga memenuhi syarat bakteriologis bila tidak mengandung sesuatu bibit penyakit, tidak me- ngandung bakteri Escherichia coli, dan mengandung bakteri saprofitik tidak lebih dari 100/ml air.2 Param- eter mikrobiologis air rumah tangga yang digunakan sebagai syarat kualitas air minum yang berhubungan dengan kesehatan adalah tidak ditemukannya bak- teri Escherichia coli pada 100 ml sampel air.3 Air yang tercemar sumber pengotoran dapat menye- babkan penyakit termasuk diare.4 Tingginya insidensi diare yang melampaui target temuan dan cakupan bidang kesehatan lingkungan dalam hal pengawasan dan pengendalian kualitas air secara kseluruhan masih jauh dari capaian target di wilayah kerja Pus- kesmas Mijen, Kecamatan Mijen, Semarang maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang iden- tifikasi adanya bakteri Escherichia coli pada air rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Mijen. BAHAN DAN CARA Penelitian ini merupakan penelitian observasio- nal dengan desain cross sectional. Penentuan besar- an sampel menggunakan rumus estimasi proporsi sesuai metode systematic random sampling. Peng- ambilan sampel dilakukan pada 10 kelurahan yang masuk dalam wilayah kerja Puskesmas Mijen, Semarang. Data penelitian merupakan data primer berupa wawancara menggunakan kuesioner dan sampel air yang merupakan sumber air yang diguna- kan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mijen untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari yang ditam- pung di penampungan air bawah tanah, sedangkan penilaian E. coli yang digunakan adalah jumlah bak- teri batang gram negatif yang terdapat didalam sam- pel air rumah tangga di wilayah kerja Puskesmas Mijen dengan metode MPN (Most Probable Num- ber) yang dibandingkan dengan nilai standar syarat bakteriologis 0 bakteri E. coli dalam 100 ml air. Uji laboratorium sampel penelitian dilakukan di laborato- rium Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadi- yah Semarang. Pengambilan sampel dilakukan dengan 1). Menggunakan botol yang memiliki tutup ukuran 250 ml yang sudah disterilkan menggunakan autoklaf suhu 121 °C selama 15 menit tekanan 1 atmosfer; 2). mengalirkan air rumah tangga selama ± 30 detik kemudian tutup kran air; 3). memanaskan mulut kran dengan api bunsen; 4) mengalirkan kembali air keda- lam botol kaca; 5). memanaskan mulut botol kaca dengan api bunsen dan segera menutup botol kaca yang sudah terisi sampel air dengan rapat; 6). mem- berikan label dan kode pada botol dilakukan sesaat setelah pengambilan sampel; 7). memasukkan sam- pel ke dalam water flask yang dilengkapi dry ice untuk menghindari kerusakan sampel selama perja- lanan dari lokasi pengambilan sampel sampai ke laboratorium. Sampel disimpan di dalam lemari pen- dingin dengan suhu 4°C dan uji bakteriologis dilakukan paling lambat 72 jam setelah pengambilan sampel. Uji bakteriologis dilakukan dilakukan dengan cara inkubasi pada suhu 37oC selama 24 jam dan melalui 3 tahap pengujian meliputi 1) uji praduga menggunakan medium Lactose Broth (LB) dan meng- amati adanya warna kuning keruh dan terbentuknya gelembung gas; 2) uji penegas menggunakan medi- um Briliant Green Lactose Bilebroth (BGLB), dilaku- kan pada sampel tabung LB yang menunjukkan hasil positif (+). Uji penegas dikatakan positif jika terdapat warna hijau keruh dan terdapat gelembung gas pada 106 Kanti Ratnaningrum, dkk., Tingkat Pencemaran Escherichia coli tabung dan 3) uji pelengkap, dilakukan dengan cara inokulasi pada medium Eosin Methylene Blue Agar (EMBA) pada sampel yang menunjukkan positif (+) pada uji penegas. Pengamatan adanya E. coli ditan- dai adanya warna hijau metalik pada medium EMBA. HASIL Dari 36 sampel yang dianalisis sebagian besar sumber air rumah tangga yang digunakan berasal dari sumur artesis sebesar 26 sampel (72,3%), sumur gali sebesar 7 sampel (19,4%), dan perusahaan air minum (PAM) sebesar 3 sampel (8,3%) (Tabel 1.) Dari Tabel 1. Juga tampak bahwa secara ke- seluruhan 20 (55,6%) sumber air telah memenuhi syarat uji bakteriologis E.coli dan 16 (44,4%) yang tidak memenuhi syarat uji bakteriologis E. coli. Dari angka tersebut, sampel air yang berasal dari sumur gali yaitu sebanyak tujuh sampel, ternyata 100% tidak memenuhi syarat uji bakteriologis. Dikatakan memenuhi syarat uji bakteriologis E. coli bila tidak ditemukan (0) bakteri E. coli dalam 100 ml air.3 Sam- pel air dari sumur artesis, sebagian besar memenuhi nilai uji bakteriologis E. coli yaitu 17 sampel (65%) dan 9 (34,61%) yang tidak memenuhi syarat uji bakteri E. coli. Air yang bersumber dari perusahaan air minum (PAM) sebanyak tiga sampel terbukti memenuhi syarat uji bakteriologis E. coli (0%) Pada Gambar 1. dapat dilihat bahwa kelurahan Cangkiran (8,3%) dan Pesantrenan (2,7%) merupa- kan kelurahan yang seluruh sampel airnya memenuhi nilai uji bakteriologis E. coli. Pada kelurahan Jatisari, Kedungpane, Mijen, dan Tambangan, sebagian sam- pel air memenuhi nilai uji bakteriologis E. coli (19,4%; 5,5%; 8,3%; dan 8,3%). Kelurahan Ngadirgo merupakan kelurahan yang sebagian besar sampel airnya tidak memenuhi nilai uji bakteriologis E. coli (8,3%) dan hanya kelurahan Wonolopo yang seluruh sampelnya tidak memenuhi nilai uji bakteriologis E. coli (13,8%). Tabel 1. Sumber Air Rumah Tangga di Wilayah Kerja Puskesmas Mijen terhadap Uji Bakteriologis Bakteri E. coli Sumber air Uji bakteri E. coli Total n (%) Memenuhi n (%) Tidak memenuhi n (%) Sumur gali 0 (0) 7 (19,4) 7 (19,4) Sumur artesis 17 (47,3) 9 (25,0) 26 (72,3) PAM 3 (8,3) 0 (0) 3 (8,3) Jumlah 20 (55,6) 16 (44,4) 36 (100) 0 5 10 15 20 8,3 2,7 19,4 5,5 8,3 2,7 2,7 8,33 0 2,7 0 2,7 2,7 2,7 2,7 8,3 0 2,7 13,8 2,7 Kelurahan Negatif E.coli Positi E.coli pe rs en ta se (% ) Gambar 1. Grafik Distribusi Sumber Air Rumah Tangga terhadap Uji Bakteriologis E. coli di Wilayah Kerja Puskesmas M ijen, Semarang 107 Mutiara Medika Vol. 15 No. 2: 104-108, Mei 2015 DISKUSI Sumur artesis merupakan sumber air rumah tangga terbesar yang digunakan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas Mijen. Banyaknya warga yang menggunakan sumur artesis sebagai sumber air minum dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dikarenakan wilayah Kecamatan Mijen menjadi wilayah realisasi Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (PAMSIMAS). Program ini bertujuan meningkatkan penyediaan air minum, sanitasi, serta meningkatkan nilai dan peri- laku hidup sehat dengan membangun/ menyediakan prasarana dan sarana air minum serta sanitasi berba- sis masyarakat berkelanjutan. Program ini meru- pakan upaya peningkatan infrastruktur air bersih di kawasan perkotaan Semarang yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat. 5 Seluruh sampel air rumah tangga yang berasal dari PAM memenuhi nilai uji bakteri-ologis bakteri E. coli, dengan kata lain tidak me-ngandung E. coli. Hal ini dikarenakan PAM menggunakan model penyaringan teknologi tinggi.(1,4) Pengolahan air yang digunakan PAM melalui beberapa proses seperti intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan chlorinasi. Zat disinfektan yang digunakan meliputi gas chlor atau Sodium hypochlorit. Proses pembu- buhan zat disinfektan melalui chlorinasi bertujuan membunuh bakteri yang mungkin ada, baik di res- ervoir, jaringan pipa distribusi hingga sampai ke pelanggan. Perusa-haan air minum juga melakukan kontrol kualitas internal instalasi yang dilakukan tiap minggu secara lengkap meliputi syarat mikrobiologis seperti parameter E. coli dan bakteri koliform. 6 Semua sampel air rumah tangga yag berasal dari sumur gali terkontaminasi bakteri E. coli. Hal ini dapat terjadi jika jarak sumur gali dekat dengan sumber pengotoran1,4 seperti septic tank, tempat pembuangan air limbah, tempat pembuangan air bekas irigasi.4 Kelurahan Cangkiran dan Pesantrenan merupa- kan kelurahan dengan sampel air yang tidak terkonta- minasi bakteri E. coli. Hasil ini mendukung hasil penilaian pengelolaan sumber air minum PAMSIMAS pada tiap kelurahan di kecamatan mijen yang me- nyatakan bahwa Cankiran merupakan 1 dari 3 kelurahan yang mendapat nilai sangat baik terkait pengelolaan sumber air.5 SIMPULAN Sebagian besar sumber air rumah tangga di wila- yah kerja Puskesmas Mijen memenuhi nilai uji bak- teriologis bakteri E. coli. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai hubungan antar sumber air rumah tangga terhadap jumlah E. coli menginagt ma- sih adanya kelurahan yang memiliki sumber air ru- mah tangga yang belum memenuhi nilai uji bakterio- logis sebagai salah satu syarat air yang baik untuk dikonsumsi. DAFTAR PUSTAKA 1. Notoatmodjo S. Penyediaan Air Bersih dalam Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. 2007. Jakarta: Rieka Cipta.. Halm. 172-180. 2. Entj ang I. Ilmu Kesehatan Masyarakat . Bandung: Citra aditya bakti, 74-78. 3. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492 / Menkes / Per / IV / 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum. 2010. 4. Mubarak WI, Chayatin N. Ilmu Kesehatan Masyarakat Teori dan Aplikasi. 2009. Jakarta: Salemba Medika, 289-309. 108 Kanti Ratnaningrum, dkk., Tingkat Pencemaran Escherichia coli 5. Astuti MT, Rahdriawan M. 2013. Evaluasi Pengelolaan Program Pamsimas di Lingkungan Permukiman Kecamatan Mijen, Semarang. Jurnal Teknik PWK, 2013; 2 (4): 938-947. 6. Perusahaan Daerah Air Minum Tirto Moedal Semarang. Proses Pengolahan Air. 2014. http:/ /www.pdamkotasmg.co.id