109 Mutiara Medika Vol. 15 No. 2: 109-115, Mei 2015 Penerapan NX-Quality Assurance Software pada Computed Radiography di Instalasi RSUD Dr. Margono Soekardjo Purwokerto (Studi Kasus Analisis Penolakan pada Computed Radiography AGFA NX-8700 SU1) The Aplication of NX-Quality Assurance Software on Computed Radiography in the Radiology Department Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Hospital (Case Study of Reject Analysis on Computed Radiography AGFA NX-8700 SU1) Gatot Murti Wibowo1*, Dwi Rochmayanti2, Regi Kusuma Rini3 1,2 Jurusan Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi Poltekkes Kemenkes Semarang 3 Rumah Sakit Pondok Indah Puri Indah, Jakarta *Email: wgatotmurti@yahoo.co.id Abstrak Program Reject Analysis merupakan bagian dari program Quality Assurance yang berguna untuk meningkatkan kualitas pelayanan rumah sakit bidang diagnostik. Tujuan penelitian ini adalah untuk memaparkan hasil analisis penolakan citra softcopy, menjelaskan faktor penyebab penolakan dan rekomendasi pemecahan masalah untuk mengurangi angka penolakan citra softcopy. Jenis penelitian ini kuantitatif analitik dan kualitatif menggunakan metode focus group discussion (FGD). Data unduhan yang diperoleh dari NX-Quality Assurance software kemudian diolah untuk mengetahui persentase penolakan kemudian dirinci berdasarkan penyebab penolakan, jenis pemeriksaan dan kode radiografer selanjutnya dibuat diagram pareto untuk mencari prioritas penolakan dan dibuat diagram fishbone berdasarkan hasil FGD. Hasil penelitian menunjukkan total reject rate pada bulan Maret 2014 sebesar 3,02%, melampaui batas yang direkomendasikan Kemenkes yaitu d” 2%. Faktor utama penyebab penolakan adalah faktor positioning (69,69%), jenis pemeriksaan chest (43,94%) dan radiografer mahasiswa (21%-24,24%). Solusinya adalah mengadakan briefing rutin setiap hari oleh radiografer secara bergantian kepada mahasiswa praktikan disertai dengan pemberian tips sederhana dalam melakukan pemeriksaan sesuai pengalaman radiografer, mengadakan gladi lapangan terhadap praktikan baru untuk orientasi atau pengenalan alat, meningkatkan keterampilan mahasiswa dengan memberikan shift tambahan terhadap mahasiswa di luar PKL dan membangun komunikasi terhadap pasien serta meningkatkan pengetahuan tentang teknik pemeriksaan. Kata kunci: analisis penolakan citra softcopy, NX-Quality Assurance software, computed radiography, dia- gram pareto, diagram fishbone Abstract The Reject Analysis program is part of the Quality Assurance program that is useful for improving the quality of diagnostic hospital services. The purpose of this research is to describe the result of softcopy image rejection analysis, explain the cause of rejection factor and problem solving recommendation to reduce the softcopy image rejection number. This type of research is quantitative analytic and qualitative using focus group discussion method (FGD). The download data obtained from the NX-Quality Assurance software is then processed to determine the percentage of rejection then specified based on the cause of the rejection, the type of examination and the radiographic code is then made a pareto diagram to seek priority rejection and made a fishbone diagram based on FGD results. The results showed the total reject rate in March 2014 was 3.02%, exceeding the Ministry of Health’s recommendation that is d” 2%. The main factors causing rejection are positioning factor (69,69%), chest examination type (43,94%) and student radiographer (21% -24,24%). The solution is to hold daily routine briefing by radiographer in turns to the student accompanied by the provision of simple tips in conducting examination according to the experience ARTIKEL PENELITIAN Mutiara Medika Vol. 15 No. 2: 109-115, Mei 2015 110 Gatot Murti Wibowo, dkk., Penerapan NX-Quality Assurance Software PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan jaman yang semakin pesat, pada saat ini konvensional radiografi mulai digantikan dengan digital radiografi seperti menggunakan computed radiography. Computed radiography adalah suatu sistem atau proses untuk mengubah sistem analog pada konvensional radio- grafi menjadi digital radiografi.1 Citra yang dihasilkan dari computed radiogra- phy terdiri dari dua tampilan yaitu dalam bentuk citra digital (softcopy) dan film yang dicetak (hardcopy).2 Citra hardcopy yang ditolak dapat dihitung secara langsung karena bukti fisiknya nyata tetapi citra softcopy yang ditolak seringkali diabaikan karena tidak ada bukti fisiknya. Analisis terhadap penolakan citra softcopy menjadi aspek penting yang harus dilakukan untuk meningkatkan program manaje-men kualitas.3 Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto sudah menerapkan mo-dalitas computed radiography merk Agfa type NX-8700 SU1 sejak bulan November 2013. Angka reject atau penolakan tetap tidak bisa mencapai angka zero walaupun sudah menggunakan modalitas computed radiography karena dengan kemudahan pada peng- gunaan computed radiography seringkali mahasiswa praktek kerja lapangan (PKL) atau radiografer menjadi kurang teliti pada saat melakukan pemotretan. Pro- gram Reject Analysis yang sudah dilakukan di Insta- lasi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto masih berbasis hardcopy (film roentgen) pada radiografi konvensional dan hardcopy computed ra- diography tetapi belum diimplementasikan pada softcopy. Computed radiography di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Purwokerto sudah dileng- kapi dengan NX-Quality Assurance software, dimana pengguna bisa menerima data tentang penolakan terhadap citra softcopy computed radiography secara otomatis namun aplikasinya belum dilaksanakan karena ketidaktahuan pengoperasian. Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto belum melaksanakan program reject analisis karena ketidaktahuan radiografer dalam memasukan tiap kategori penyebab penolakan citra softcopy. Penyebab penolakan yang diketahui hanya sebatas pada penyebab yang sama seperti pada penyebab penolakan konvensional saja seperti overexpose, underexpose, positioning dan image blur, sedangkan untuk faktor lainnya yang terkait dengan computed radiography seperti mechanical failure, electrical failure dan software failure belum sepenuhnya mengerti karena belum ada prosedur untuk pelaksanaan program reject analysis sedang- kan sudah ada regulasi yang mengatur tentang ting- kat penolakan dalam radiologi yaitu Keputusan Men- teri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/ Menkes/SK/II-/2008. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 129/Menkes/ SK-/II/2008 tentang standar pelayanan minimal of radiographer, conducting a field rehearsal of new practitioners for orientation or introduction of tools, improving student skills by providing additional shifts to students outside the street vendors and build communication to patients as well as improve knowledge of examination Key words: reject analysis of softcopy image, NX-Quality Assurance software, computed radiography, pareto chart, fishbone diagram 111 Mutiara Medika Vol. 15 No. 2: 109-115, Mei 2015 rumah sakit menyatakan tingkat penolakan pelayan- an radiologi sebesar d” 2%.4 Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik un- tuk menganalisis lebih dalam mengenai Reject Analysis citra softcopy pada modalitas Computed radiography dengan menggunakan NX-Quality As- surance software di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. BAHAN DAN CARA Jenis penelitian yang digunakan adalah peneliti- an kuantitatif dan kualitatif. Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan survey dengan meng- amati jumlah penolakan citra softcopy menggunakan data unduhan dari NX-Quality Assurance software pada computed radiography Agfa NX-8700 SU1. Penelitian kualitatif menggunakan metode focus group discussion (FGD) dengan mencari akar ma- salah penyebab penolakan citra dan mencari solusi untuk menekan atau mereduksi angka penolakan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu observasi, dokumentasi dan FGD. Waktu pengambilan data adalah bulan Maret-April 2014. Penelitian analisis penolakan citra softcopy pada ­Computed Radiography (CR) dilakukan di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. CR di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto yaitu Merk Agfa Tipe NX-8700 SU1. Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Purwokerto memiliki 13 radiografer yang melakukan pemeriksaan radiologi pada saat penelitian dilakukan. Setiap radiografer memiliki kode yang berbeda yaitu AS, HS, MSD, SII, HFD, RTN, GAU, IDP, DST, AGR, EF, AZ dan SW. HASIL DAN PEMBAHASAN Penolakan citra softcopy di Instalasi Radio-logi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwo-kerto bulan Maret 2014 terlihat pada Tabel 1. Diagram pareto berdasarkan penyebab penolak- an dianalisis menggunakan prinsip 80/20 yang berarti bahwa 80% penolakan disebabkan oleh 20% masa- lah terbesar, artinya 80% masalah prioritaskan pada penyebab-penyebab yang berada pada kisaran 20%. Berdasarkan diagram pareto tersebut, penyebab yang berada pada kisaran 20% adalah faktor posi- tioning. Positioning merupakan faktor yang menjadi akar permasalahan atau penyebab utama terjadinya penolakan citra softcopy di instalasi radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto bulan Maret 2014 sehingga perlu ditinjau dengan menggunakan Tabel 1. Pen olakan citra sof tcop y co mput ed rad iogr aphy berdasarkan fakto r penyeb ab penolakan bulan Maret 2014 No Penyebab Penolakan Jumlah ditolak Reject Rate (%) Kumulatif (%) 1 Positioning 46 69,69 69,69 2 Motion blur 5 7,57 77,26 3 No image 4 6,06 83,32 4 Detector artifact(s) 3 4,55 87,87 5 Image artifact(s) 3 4,55 92,42 6 Under exposed 3 4,55 96,97 7 Other artifact(s) 2 3,03 100,00 TOTAL 66 100,00 Gambar 1. Di agram Pareto Pen olakan citr a So ftco py Berdasarkan Faktor Penyebab Penolakan 112 Gatot Murti Wibowo, dkk., Penerapan NX-Quality Assurance Software diagram fishbone untuk mengetahui sub-sub perma- salahan agar dapat diketahui upaya atau solusi untuk mereduksi penolakan pada faktor positioning. Berikut adalah diagram fishbone berdasarkan hasil FGD pada faktor positioning. Diagram pareto berdasarkan jenis pemeriksaan dianalisis menggunakan prinsip 80/20 yang berarti bahwa 80% penolakan berdasarkan jenis pemerik- saan disebabkan oleh 20% penolakan pemeriksaan tertinggi, artinya 80% masalah prioritaskan pada jenis pemeriksaan yang berada pada kisaran 20% yaitu pemeriksaan chest. Chest merupakan faktor yang menjadi akar per- masalahan atau jenis pemeriksaan utama terjadinya penolakan citra softcopy di instalasi radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto bulan Maret Tabel 2. Pen olakan C itra Sof tcop y Co mput ed Radiography Berdasarkan Jenis Pemeriksaan Bulan Maret 2014 No Jenis Pemeriksaan Jumlah Ditolak Reject Rate (%) Kumulatif (%) 1 Chest 29 43,94 43,94 2 Cspine 10 15,15 59,09 3 Abdomen 9 13,64 72,73 4 Lspine 6 9,09 81,82 5 Skull 3 4,55 86,37 6 Leg 2 3,03 89,4 7 Pelvis 2 3,03 92,43 8 Shoulder 2 3,03 95,46 9 Tspine 2 3,03 98,49 10 Foot 1 1,51 100 TOTAL 66 100 Gambar 2. Diagram Fishbone Penolakan Citra Softcopy Bulan Maret 2014 Berdasarkan Faktor Penyebab Penolakan Menurut Hasil FGD Gambar 3. Diagram Pareto Penolakan Citra Softcopy Berdasarkan Jenis Pemeriksaan 113 Mutiara Medika Vol. 15 No. 2: 109-115, Mei 2015 2014, sehingga perlu ditinjau dengan menggunakan diagram fishbone. Diagram fishbone bertujuan untuk mengetahui sub-sub permasalahan agar dapat dike- tahui upaya atau solusi untuk mereduksi penolakan pada pemeriksaan chest. Berikut adalah diagram fishbone berdasarkan hasil FGD pada pemerik-saan chest. Diagram pareto berdasarkan kode radiografer dianalisis menggunakan prinsip 80/20 yang berarti bahwa 80% penolakan disebabkan oleh 20% masa- lah, artinya 80% masalah prioritaskan pada kode radiografer yang berada pada kisaran 20% yaitu kode radiografer mahasiswa. Mahasiswa merupakan faktor yang menjadi akar permasalahan atau kode radiografer utama terjadi- nya penolakan citra softcopy di instalasi radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto bulan Maret 2014 sehingga perlu ditinjau dengan menggu- nakan diagram fishbone. Diagram fishbone bertujuan untuk mengetahui sub-sub permasalahan agar dapat diketahui upaya atau solusi untuk mereduksi peno- lakan pada kode radiografer mahasiswa. Berikut adalah diagram fishbone berdasarkan hasil FGD pada faktor kode radiografer mahasiswa. Tabel 3. Pen olakan C itra Sof tcop y Co mput ed Radiography Berdasarkan Kode Radiografer Bulan Maret 2014 No Kode Radiografer Jumlah Ditolak Reject Rate (%) Kumulatif (%) 1 MHSW SMG 16 24,24 24,24 2 MHSW PWT 14 21,21 45,45 3 EF 7 10,61 56,06 4 UNKNOWN 4 6,06 62,12 5 AGR 5 7,57 69,7 6 HFD 5 7,57 77,27 7 RTN 4 6,05 83,32 8 HS 3 4,55 87,87 9 SW 3 4,55 92,42 10 DST 2 3,03 95,45 11 IDP 2 3,03 98,48 12 GAU 1 1,52 100 TOTAL 66 100 Gambar 4. Diagram Fishbone Penolakan Citra Softcopy Bulan Maret 2014 Berdasarkan Jenis Pemeriksaan Menurut Hasil FGD 114 Gatot Murti Wibowo, dkk., Penerapan NX-Quality Assurance Software Gambar 5. Diagram Pareto Penolakan Citra Softcopy Berdasarkan Kode Radiografer Hasil analisis penolakan di Instalasi Radiologi RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto menghasilkan total reject rate sebesar 3,02%. Angka ini telah melebihi dari reject rate yang ditetapkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan nomor 129/Men- kes/SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit yang menyatakan bahwa tingkat peno- lakan < 2% (standar nasional) oleh karena itu perlu dilakukan upaya untuk menekan angka penolakan. Berdasarkan diagram pareto, yang menjadi penyebab dominan penolakan citra softcopy bulan Maret 2014 adalah faktor positioning pada pemerik- saan chest dengan kode pembuat citra mahasiswa. Aternatif/rekomendasi untuk menekan angka peno- lakan citra softcopy menurut hasil FGD kemudian dibuat diagram fishbone berdasarkan penyebab penolakan, jenis pemeriksaan dan kode radiografer pembuat. Berdasarkan dari ketiga fishbone pada hasil menunjukkan ada keterkaitan antara ketiga faktor dominan tersebut yang menyangkut masalah positioning, pemeriksaan chest dan kode radiografer mahasiswa. Upaya perbaikan prioritas yang direncanakan adalah lebih mengacu kepada posi- tioning karena apabila positioningnya bagus maka gambar atau citra yang dihasilkan juga bagus untuk semua jenis pemeriksaan serta dari sumber daya manusianya terutama terhadap kode radiografer mahasiswa perlu diadakan briefing atau bimbingan terstruktur setiap pagi secara bergantian oleh radiografer, didalamnya diberikan trik-trik sederhana untuk melakukan pemeriksaan sesuai pengalaman radiografer kemudian gladi lapangan untuk orientasi Gambar 6. Diagram Fishbone Penolakan Citra Softcopy Bulan Maret 2014 Berdasarkan Kode Radiografer Mahasiswa Menurut Hasil FGD 115 Mutiara Medika Vol. 15 No. 2: 109-115, Mei 2015 alat dan juga ev aluasi kerja sehingga dapat meningkatkan kualitas dari sumber daya manusianya tersebut. Selain itu juga perlu diberikan jam atau shift tambahan kepada mahasiswa di luar PKL untuk meningkatkan skill, jam terbang dan kepercayaan diri mahasiswa ketika dihadapkan dengan berbagai kondisi pasien terutama yang tidak kooperatif. SIMPULAN Persentase penolakan citra softcopy computed radiography di Instalasi Radiologi Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto pada bulan Maret 2014 sebesar 3,02%. Persentase tersebut telah melampaui batas yang ditetapkan secara nasional.4 Faktor penyebab penolakan dominan menurut diagram pareto adalah positioning (69,7%), jenis pemeriksaan dominan adalah chest (43,94%) dan kode radiografer dominan adalah mahasiswa (24,24%). Solusi secara menye- luruh adalah mengadakan briefing rutin setiap hari oleh radiografer secara bergantian kepada maha- siswa praktikan disertai dengan pemberian trik-trik sederhana untuk melakukan pemeriksaan sesuai pengalaman radiografer, mengadakan gladi lapangan terhadap mahasiswa praktikan baru untuk orientasi atau pengenalan alat, kemudian meningkatkan keterampilan mahasiswa (memberikan shift tambah- an terhadap mahasiswa diluar PKL untuk menambah jam kerja mahasiswa agar terbiasa menghadapi pasien) dan membangun komunikasi terhadap pasien serta meningkatkan pengetahuan tentang teknik pemeriksaan. Sebaiknya menunjuk salah satu petugas yang bertanggung jawab terhadap program analisis peno- lakan kemudian membuat prosedur analisis peno- lakan citra softcopy. Selanjutnya dilakukan program reject analysis menggunakan software secara berke- lanjutan dan periodik untuk mencari akar permasa- lahan dan solusi pemecahan masalah. Kemudian meningkatkan keterampilan semua radiografer tentang bagaimana penggunaan software penolakan supaya miscellaneous faktor atau faktor lain-lain bisa dikategorikan ke dalam faktor yang lebih spesifik. DAFTAR PUSTAKA 1. Ballinger, PW. dan Eugene D.F. Merril’s Atlas of Radiographic Positions and Radiologic Pro- cedures, Tenth Edition, Volume Three. Saint Louis : Mosby. 2003. 2. Greene, E.R dan Jorg WO. Computed Digital Radiography in Clinical Practice. New York: Thieme Medical Publishers. 1992. 3. Papp, J. Quality Management in The Imaging Science. Third Edition. Saint Louis : Mosby. 2006. 4. KMK Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit