0 daftar isi.p65 Mutiara Medika Vol. 11 No. 1: 37-45, Januari 2011 37 Profesionalisme dan Professional Behavior Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Professionalism and Professional Behavior Student Study Programme Medical Education Faculty of Medicine and Health Science University Muhammadiyah of Yogyakarta Wiwik Kusumawati Medical Education dan Bagian Farmakologi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Email: wiwik_fk_umy@yahoo.com.sg Abstrak Profesionalisme dan professional behavior (PB) merupakan hal penting yang perlu dimiliki oleh seorang dokter dan tercermin dalam praktik sehari-hari ketika berinteraksi dengan pasien dan masyarakat. Hal ini sebagai bentuk pertanggungjawaban profesi dalam rangka untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat atau kontrak sosial. Studi ini dilakukan untuk mengetahui profesionalisme dan profes- sional behavior (PB) mahasiswa tahap sarjana, profesi dan pre internship menurut persepsi dosen pro- gram studi pendidikan dokter FKIK UMY. Kuesioner tertutup dengan 4 skala Lickert yang berisi 15 atribut atau nilai profesionalisme dan PB, dibagikan kepada responden dosen tetap (35), dosen pembimbing klinik bagian 4 besar (42) dan dokter pembimbing atau supervisor (16) mahasiswa magang. Para responden (anonim) diminta mengisi performance PB mahasiswa tahap sarjana, profesi dan mahasiswa magang. Hasil studi menunjukkan nilai atau atribut PB yang masih perlu diperbaiki pada mahasiswa FKIK UMY tahap sarjana adalah kejujuran terutama dalam ujian, care terhadap orang lain maupun fasilitas belajar dan berbusana muslim dan muslimah yang baik (appearance); tahap profesi adalah disiplin waktu, kompetensi knowledge dan skills, serta tanggung jawab; tahap pre internship adalah disiplin waktu, appearance. Disarankan, untuk keberhasilan pembelajaran PB perlu adanya role model yang baik, sistem penilaian yang terus menerus dan lingkungan belajar yang kondusif. Perlunya dilakukan faculty development untuk mengoptimalkan peran dosen sebagai role model yang baik. Kata kunci: profesionalisme, professional behavior (PB), atribut Abstract Professionalism and professional behavior (PB) are important factors in establishing trust for medical doctor to fullfill social contract between doctor profession and society. The aim of this Study is to know professionalism and professional behavior (PB) of the students in undergraduate, clerkship and pre internship stage in Faculty of Medicine and Health Science of Muhammadiyah university of Yogyakarta. Using 4 scale of Lickert questionaires consists of 15 item of PB atribute distribute to the responden ie., undergraduate teaching staffs (35), four major department of clinical teachers (42) and supervisors (16) of pre internship students. Respondent asked to assess students performance of PB by filling closed questionaires. This study revealed, undergraduate students show lack in honesty (examination), caring and appearance; clerkship students lack in time discipline, clinical competence and responsibility; pre internship students show lack in time discipline and appearance. This research suggest the importance of a good role model, continuous assessment system and learning environment to support teaching learning of PB. Faculty development should be developed to increase the rule of teaching staffs as good role model. Key words: professionalism, professional behavior (PB), atribute ARTIKEL PENELITIAN Wiwik Kusumawati, Profesionalisme dan Professional Behavior ... 38 PENDAHULUAN Profesionalisme dan professional behavior (PB) merupakan istilah yang sekarang ini sedang mendapatkan perhatian, khususnya pendidikan dokter di Indonesia sejak ditetapkannya standar kompetensi dokter oleh Konsil Kedokteran Indo- nesia pada tahun 2006. Profesionalisme dan PB terkait erat dengan area 7 standar kompetensi dok- ter yaitu etika, moral, medikolegal, profesionalisme dan keselamatan pasien. Perkembangan profesio- nalisme di bidang kedokteran diinisiasi oleh Ameri- can Board of Internal Medicine atau ABIM sejak 30 tahun yang lalu, melalui physician charter dan kon- sep ini terus berkembang hingga pada tahun 80- an. Mulai tahun 90-an hingga sekarang, perkem- bangan profesionalisme kedokteran lebih fokus pada elemen-elemen profesionalisme, sedangkan tantangan ke depan profesionalisme dan PB di bidang kedokteran terletak pada pengembangan sistem penilaian yang sistematis dan efektif.1 Profesionalisme mempunyai pengertian seba- gai berikut. “professionalism is a philosophy, a behavioral disposition, and a skill set that results from one of the fundamental relationships in human interaction”. 2 “professionalism is habitual and judicious of communication, cognitive, technical skills, clinical reasoning, emotions, values and reflection in daily practice for benefit of the individu and community”. 3 Berdasar pengertian tersebut di atas, profesio- nalisme merupakan filosofi dan kebiasaan yang mengandung nilai-nilai, perilaku, pengetahuan, dan keterampilan yang perlu diterapkan dalam pelayan- an klinis sehari-hari untuk kepentingan pasien dan masyarakat. Profesionalisme mengandung ranah kognitif, psikomotor dan afektif atau professional behavior. Sikap dan kemampuan profesional ini perlu dimiliki oleh seorang dokter sebagai bentuk tanggung jawab profesinya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Salah satu tugas dokter adalah memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pela- yanan pasien yang baik tidak hanya tergantung pa- da kemampuan kognitif dan psikomotor yang adekuat, tetapi juga membutuhkan professional behavior.4 Professional behavior yang merupakan salah satu domain profesionalisme mempunyai beberapa definisi atau pengertian sebagai berikut. “professional behavior in medicine is the man- ner in which a medical doctor with his or her exper- tise, response the problem in his or her medical practice reflecting the ability of altruism, honor and integrity, caring and compassion, respect, respon- sibility and accountability, excellence and scholar- ship, and leadership; including her or his relation- ship with colleagues and other health profession- als”. 5 “professional behavior refers to observable behavior that reflects professional standards and values. Professional behavior is evidenced by words, behavior, appearance and it is essential in establishing a basis of trust between patients and professionals”. 4 Berdasar pada beberapa pengertian profes- sional behavior tersebut di atas, professional be- havior merupakan behavior yang dapat diamati dari seorang dokter dalam menangani masalah kese- hatan pasien dan mencerminkan nilai-nilai profesio- nal yang dapat meningkatkan kepercayaan pasien kepada dokter. Hal ini menunjukkan, PB merupakan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari profesio- nalisme. Ibarat sebuah bangunan, kompetensi Mutiara Medika Vol. 11 No. 1: 37-45, Januari 2011 39 klinis, etik dan komunikasi merupakan dasar atau fondasi, PB merupakan pilar penyangga dan profe- sionalisme merupakan atapnya. Untuk mendapat- kan kepercayaan dari pasien, maka seorang dokter perlu kompeten tidak hanya dalam keilmuan dan keterampilan klinis saja melainkan perlu kompeten dalam sikap perilaku yang menunjukkan etika pro- fesi dalam berinteraksi dengan pasien dan masya- rakat. Kurikulum pendidikan dokter perlu disesuaikan agar dapat memberikan pengetahuan dasar dan ilmu klinis yang relevan dengan perkembangan kebutuhan serta tuntutan profesi dokter.6 Selain itu, profesionalisme kedokteran perlu diajarkan kepada mahasiswa secara formal dan eksplisit untuk me- nyampaikan nilai-nilai institusi dan menyiapkan mahasiswa kedokteran untuk waktu yang akan da- tang dalam memenuhi kontrak sosial.5 Mahasiswa perlu mengembangkan sikap profesionalismenya selama proses pendidikan, bahkan sejak awal pen- didikan. Sikap dan behavior mahasiswa selama proses pendidikan dapat menginformasikan sikap dan behavior mereka pada waktu praktik nantinya.7 Penilaian terhadap sikap dan behavior mahasiswa Tabel 1. Penilaian Professional Behavior Dosen terhadap Mahasiswa Tahap Sarjana No Nilai atau Atribut Professional Behavior (PB) dan PB Islami STS TS S SS Lain-lain 1 Menurut saya mahasiswa menunjukkan sikap menghormati (Respect) terhadap Dosen, Instruktur, pembimbing praktikum atau Tutor - 3 29 3 - 2 Menurut saya mahasiswa menunjukkan sikap menghormati (Respect) terhadap Karyawan, Petugas Administrasi atau Perawat/Bidan - 3 28 3 1 3 Mahasiswa menunjukkan sikap disiplin (Commitment) terhadap waktu dan datang tepat waktu dalam kegiatan pembelajaran - 17 17 1 - 4 Mahasiswa menunjukkan kerja sama yang baik dalam tim atau kelompok (Teamworking) - 4 31 - - 5 Mahasiswa menunjukkan sikap peduli (Care) dan memberikan bantuan atau perhatian sesuai kemampuannya terhadap teman, orang lain atau pasien. 1 6 26 - 2 6 Mahasiswa menunjukkan sikap menjaga dan merawat (Care) dengan baik semua fasilitas termasuk alat bantu ajar, manekin, buku perpustakaan, computer, alat laboratorium, dll. 2 19 13 1 - 7 Menurut saya mahasiswa menunjukkan sikap mendahulukan kepentingan bersama, orang lain atau pasien dari pada kepentingan pribadi (altruisme) - 17 17 - 1 8 Menurut saya mahasiswa mampu melakukan refleksi, menyadari kekurangan dan berusaha memperbaiki diri dalm pembelajaran (self awareness) 1 16 17 - 1 9 Menurut saya mahasiswa mampu berperan sebagai pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner) 1 14 19 - 1 10 Menurut saya mahasiswa mampu berkomunikasi dengan baik, sopan, penuh perhatian (Emphaty) terhadap orang lain atau pasien - 7 28 - - 11 Menurut saya mahasiswa menunjukkan cara berpakaian (appearance) sesuai calon dokter muslim dengan berbusana muslim dan muslimah yang baik 3 12 19 1 - 12 Menurut saya mahasiswa jujur (honesty atau sidiq) dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam ujian tidak melakukan kecurangan 1 23 11 - - 13 Menurut saya mahasiswa mampu melakukan tausiyah atau kultum Islam dan kesehatan (tabligh) - 15 19 - 1 14 Menurut saya mahasiswa menunjukkan kemampuan atau kompetensi pengetahuan dan skills yang baik serta smart dalam menjalankan tugas- tugasnya (fathanah) - 13 22 - - 15 Mahasiswa menunjukkan sikap tanggung jawab (Responsibility atau amanah) terhadap tugas-tugasnya - 7 27 - 1 Keterangan: STS: sangat tidak setuju; TS: tidak setuju: S: setuju; SS: sangat setuju; Lain-lain: tidak tahu, tidak bisa menilai atau tidak melihat Wiwik Kusumawati, Profesionalisme dan Professional Behavior ... 40 selama proses pendidikan, dapat menjamin lulusan yang dihasilkan dapat menunjukkan karakter profe- sionalisme yang tepat. Pemberian materi tentang profesionalisme kepada mahasiswa secara formal dan menilainya secara terus menerus merupakan salah satu cara agar terjadi internalisasi nilai-nilai yang diharapkan. Studi ini dilakukan untuk mengetahui profesio- nalisme dan PB mahasiswa tahap sarjana, profesi dan pre internship menurut persepsi dosen pro- gram studi pendidikan dokter FKIK UMY. BAHAN DAN CARA Kuesioner yang berisi tentang atribut atau elemen profesionalisme dan professional behav- ior (PB) dikembangkan berdasarkan referensi, yaitu standar kompetensi dokter yang ditetapkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia.8 Atribut atau elemen profesionalisme dan professional behavior (PB) yang dikembangkan, yaitu: respect, commitment, responsibility, teamworking, caring, altruism, self awarness, lifelong learner, emphaty, honesty dan appearance. Tabel 2. Penilaian Professional Behavior Dosen Pembimbing Klinik Bagian Empat Besar Rumah Sakit Pendidikan terhadap Mahasiswa Tahap Profesi No Nilai atau Atribut Professional Behavior (PB) dan PB Islami STS TS S SS Lain-lain 1 Menurut saya mahasiswa menunjukkan sikap menghormati (Respect) terhadap Dosen, Instruktur, pembimbing praktikum atau Tutor - 2 28 12 - 2 Menurut saya mahasiswa menunjukkan sikap menghormati (Respect) terhadap Karyawan, Petugas Administrasi atau Perawat/Bidan - 2 30 10 - 3 Mahasiswa menunjukkan sikap disiplin (Commitment) terhadap waktu dan datang tepat waktu dalam kegiatan pembelajaran - 10 26 6 - 4 Mahasiswa menunjukkan kerja sama yang baik dalam tim atau kelompok (Teamworking ) - 3 31 8 - 5 Mahasiswa menunjukkan sikap peduli (Care) dan memberikan bantuan atau perhatian sesuai kemampuannya terhadap teman, orang lain atau pasien - 6 27 8 1 6 Mahasiswa menunjukkan sikap menjaga dan merawat (Care) dengan baik semua fasilitas termasuk alat bantu ajar, manekin, buku perpustakaan, computer, alat laboratorium, dll. - 2 31 8 1 7 Menurut saya mahasiswa menunjukkan sikap mendahulukan kepentingan bersama, orang lain atau pasien dari pada kepentingan pribadi (altruisme) - 8 29 5 - 8 Menurut saya mahasiswa mampu melakukan refleksi, menyadari kekurangan dan berusaha memperbaiki diri dalm pembelajaran (self awareness) - 8 29 5 - 9 Menurut saya mahasiswa mampu berperan sebagai pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner) - 11 26 4 1 10 Menurut saya mahasiswa mampu berkomunikasi dengan baik, sopan, penuh perhatian (Emphaty) terhadap orang lain atau pasien - 2 31 9 - 11 Menurut saya mahasiswa menunjukkan cara berpakaian (appearance) sesuai calon dokter muslim dengan berbusana muslim dan muslimah yang baik - - 31 11 - 12 Menurut saya mahasiswa jujur (honesty atau sidiq) dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam ujian tidak melakukan kecurangan - 6 28 5 3 13 Menurut saya mahasiswa mampu melakukan tausiyah atau kultum Islam dan kesehatan (tabligh) - 5 27 3 7 14 Menurut saya mahasiswa menunjukkan kemampuan atau kompetensi pengetahuan dan skills yang baik serta smart dalam menjalankan tugas-tugasnya (fathanah) - 9 28 5 - 15 Mahasiswa menunjukkan sikap tanggung jawab (Responsibility atau amanah) terhadap tugas-tugasnya - 7 30 4 1 Keterangan: STS: sangat tidak setuju; TS: tidak setuju: S: setuju; SS: sangat setuju; Lain-lain: tidak tahu, tidak bisa menilai atau tidak melihat Mutiara Medika Vol. 11 No. 1: 37-45, Januari 2011 41 Tabel 3. Penilaian Professional Behavior dokter pembimbing (supervisor) terhadap mahasiswa magang (pre internship) No Nilai atau Atribut Professional Behavior (PB) dan PB Islami STS TS S SS Lain-lain 1 Menurut saya mahasiswa menunjukkan sikap menghormati (Respect) terhadap Dosen, Instruktur, pembimbing praktikum atau Tutor - - 11 5 - 2 Menurut saya mahasiswa menunjukkan sikap menghormati (Respect) terhadap Karyawan, Petugas Administrasi atau Perawat/Bidan - - 13 3 - 3 Mahasiswa menunjukkan sikap disiplin (Commitment) terhadap waktu dan datang tepat waktu dalam kegiatan pembelajaran - 5 9 2 - 4 Mahasiswa menunjukkan kerja sama yang baik dalam tim atau kelompok (Teamworking) - 1 13 2 - 5 Mahasiswa menunjukkan sikap peduli (Care) dan memberikan bantuan atau perhatian sesuai kemampuannya terhadap teman, orang lain atau pasien. - - 14 2 - 6 Mahasiswa menunjukkan sikap menjaga dan merawat (Care) dengan baik semua fasilitas termasuk alat bantu ajar, manekin, buku perpustakaan, computer, alat laboratorium, dll. - - 11 5 - 7 Menurut saya mahasiswa menunjukkan sikap mendahulukan kepentingan bersama, orang lain atau pasien dari pada kepentingan pribadi (altruisme) - - 13 3 - 8 Menurut saya mahasiswa mampu melakukan refleksi, menyadari kekurangan dan berusaha memperbaiki diri dalm pembelajaran (self awareness) - - 14 2 - 9 Menurut saya mahasiswa mampu berperan sebagai pembelajar sepanjang hayat (lifelong learner) - - 13 3 - 10 Menurut saya mahasiswa mampu berkomunikasi dengan baik, sopan, penuh perhatian (Emphaty) terhadap orang lain atau pasien - - 12 4 - 11 Menurut saya mahasiswa menunjukkan cara berpakaian (appearance) sesuai calon dokter muslim dengan berbusana muslim dan muslimah yang baik - 2 12 2 - 12 Menurut saya mahasiswa jujur (honesty atau sidiq) dalam kegiatan pembelajaran termasuk dalam ujian tidak melakukan kecurangan - - 14 2 - 13 Menurut saya mahasiswa mampu melakukan tausiyah atau kultum Islam dan kesehatan (tabligh) - 4 10 1 1 14 Menurut saya mahasiswa menunjukkan kemampuan atau kompetensi pengetahuan dan skills yang baik serta smart dalam menjalankan tugas- tugasnya (fathanah) - 1 13 2 - 15 Mahasiswa menunjukkan sikap tanggung jawab (Responsibility atau amanah) terhadap tugas-tugasnya - - 14 2 - Keterangan: STS: sangat tidak setuju; TS: tidak setuju: S: setuju; SS: sangat setuju; Lain-lain: tidak tahu, tidak bisa menilai atau tidak melihat Kuesioner tertutup dengan 4 skala Lickert ber- isi tentang atribut atau elemen profesionalisme dan professional behavior (PB) tersebut di atas. Kuesio- ner ini kemudian dibagikan kepada 50 responden dosen tetap di kampus, 64 dosen pembimbing klinik bagian 4 besar pada 8 rumah sakit pendidikan FKIK UMY dan 20 dokter pembimbing atau supervisor mahasiswa magang atau pre internship pada 10 rumah sakit afiliasi. Para responden (anonim) diminta mengisi performance PB mahasiswa tahap sarjana, profesi dan mahasiswa magang. Hasil kuesioner yang sudah diisi oleh para responden, dikelompokkan sesuai 4 skala Lickert. Analisis secara deskriptif difokuskan pada item profesionalisme dan PB yang masih kurang. HASIL Profesionalisme dan Professional Behavior (PB) Mahasiswa Kedokteran. Studi ini merupakan langkah awal dalam pengembangan Profesionalis- me dan professional behavior (PB) pada program studi pendidikan dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Univ ersitas Muhammadiyah Yogyakarta (FKIK UMY). Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui profesionalisme dan profes- sional behavior (PB) mahasiswa tahap sarjana, profesi dan pre internship menurut persepsi dosen. Kuesioner tertutup dengan empat skala Lickert yang berisi tentang 15 item nilai-nilai atau elemen- elemen profesionalisme dan professional behavior Wiwik Kusumawati, Profesionalisme dan Professional Behavior ... 42 (PB) dibagikan kepada dosen tetap di Program Stu- di Pendidikan Dokter FKIK UMY, dosen pembim- bing klinik dan dokter atau supervisor mahasiswa magang atau pre internship di rumah sakit afiliasi. Hasil penilaian dosen dan dokter pembimbing klinik serta supervisor dapat dilihat pada Tabel 1. Lima puluh tiga (53) kuesioner yang dibagikan kepada dosen tahap sarjana, yang dikembalikan (respon rate) sebanyak 35 kuesioner atau 66,04%. Pada atribut PB yang dinilai, menunjukkan bahwa mahasiswa baik dalam atribut team working (31), sikap respect (29 dan 28) dan emphaty (28), dan mahasiswa masih kurang dalam menunjukkan sikap kejujuran (honesty) termasuk dalam ujian (11), care baik terhadap teman (26) maupun fasi- litas belajar (13), cara berpakaian yang mencermin- kan muslim dan muslimah yang baik (20), self awereness (17) dan kemampuan sebagai lifelong learner (19). Ada 64 kuesioner yang dibagikan kepada dosen pembimbing klinik, yang mengembalikan kuesioner (respon rate) sebanyak 42 kuesioner atau 65,6%. Pada 15 atribut PB yang dinilai, mahasiswa tahap profesi menunjukkan bahwa: team working (39), sikap respect (40), care (35 dan 39), dan mahasiswa masih kurang dalam hal: com- mitment terhadap waktu atau disiplin waktu dalam kegiatan pembelajaran (32), kompetensi dalam knowledge dan skills (33), sebagai life long learner (30), self awereness (34), dan tanggung jawab atau responsibility terhadap tugas-tugasnya (34). Ada 20 kuesioner yang dibagikan kepada dosen pembimbing pre internship, yang mengem- balikan kuesioner (respon rate) sebanyak 16 kuesioner atau 80%. Pada 15 atribut PB yang dinilai, secara umum mahasiswa pre internship menunjukkan: sikap respect (16), care (16) dan mahasiswa masih kurang dalam disiplin waktu (11), tabligh (11) serta cara berbusana sesuai muslim atau muslimah yang baik atau appearance (14). DISKUSI Ada 15 nilai atau atribut professionalisme dan professional behavior (PB) mahasiswa yang dinilai oleh dosen, mahasiswa pada tahap pre internship menunjukkan PB yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa tahap sarjana dan profesi. Hal ini disebabkan oleh tingkat kematangan mahasiswa semakin bertambah berkaitan dengan peran dan tugas mereka. Pada tahap pre internship maha- siswa berlatih lebih mandiri dalam menangani pasien sehingga peran sebagai dokter sudah mulai dirasakan. Namun demikian, terlihat kelemahan yang serupa nilai PB pada mahasiswa tahap profesi dan pre internship yaitu commitment atau disiplin waktu pada waktu kegiatan pembelajaran. Kele- mahan nilai PB yang sama pada mahasiswa tahap pre internship dan sarjana adalah mahasiswa ber- busana sesuai muslim dan muslimah yang baik (appearance). Hal ini disebabkan antara lain aturan yang mewajibkan berbusana muslim yang baik terdapat pada tahap profesi. Pada tahap ini, maha- siswa mulai pembelajaran dengan pasien di rumah sakit. Dengan metode apprenticeship (magang) pada tahap profesi ini menumbuhkan kesadaran untuk mematuhi aturan (berbusana) yang berlaku. Nilai PB yang perlu diperbaiki pada mahasiswa tahap sarjana berdasarkan penilaian dosen adalah kejujuran terutama pada waktu ujian dan sikap care baik terhadap teman maupun fasilitas belajar, sedangkan pada mahasiswa tahap profesi adalah kompetensi knowledge dan skills serta tanggung Mutiara Medika Vol. 11 No. 1: 37-45, Januari 2011 43 jawab terhadap tugas kewajibannya. Pada maha- siswa tahap pre internship perlu perbaikan dalam disiplin waktu. Disiplin waktu, sikap tanggung jawab dan keju- juran terutama dalam ujian perlu dilatihkan kepada mahasiswa sejak awal pendidikan dokter. Agar nilai-nilai PB tersebut dapat menjadi kebiasaan bagi mahasiswa diperlukan kerja sama yang baik antara dosen, mahasiswa dan institusi atau prodi. Syarat utama pembelajaran PB adalah pemberian feed- back, kemampuan refleksi dan team working.4 Nilai- nilai PB perlu diajarkan secara formal yang diawali dengan aspek knowledge terlebih dahulu, karena aspek kognitif atau knowledge merupakan hal yang mendasar dalam pembelajaran PB untuk menyam- paikan rasionalisasi pentingnya nilai PB bagi profesi dokter.9 Selain itu, perlu adanya sistem yang men- dukung implementasi pembelajaran PB yaitu peni- laian secara sistematis dan terus menerus disertai pemberian feedback. Kemampuan refleksi juga perlu diberikan kepada mahasiswa dan dilaksana- kan secara periodik dalam setiap kegiatan pem- belajaran. Refleksi memberikan kesempatan kepa- da mahasiswa memikirkan kemampuan dan nilai PB yang sudah berhasil dicapai dengan baik dan yang belum, dengan pemberian feedback dari dosen, maka kelemahan atau kekurangan dapat diperbaiki secara terus menerus. Dengan berjalan- nya sistem ini secara baik diharapkan dapat men- jamin internalisasi nilai-nilai PB yang diharapkan. Pembelajaran PB yang berkaitan dengan peri- laku tidak bisa dipisahkan dari proses modeling dari model. Menurut social cognitive theory dari Bandu- ra dengan observational learningnya, kebanyakan orang atau mahasiswa belajar dari yang diamati, sehingga terjadi proses koding pada memorinya selanjutnya ditranslasikan menjadi suatu perilaku. Terjadinya perubahan perilaku ini juga dipengaruhi oleh faktor atau karakteristik serta kemampuan kognitif mahasiswanya. Hubungan antara orang atau mahasiwa dan perubahan perilaku serta faktor lingkungan yang dikenal dengan reciprocal deter- minism dapat dilihat pada Gambar 1.10,11 B E P Gambar 1. Reciprocal determinism 10,11 (P: Person; E: Environment; B: Behavior) Agar terjadi perubahan perilaku yang diharap- kan seperti kejujuran, disiplin waktu, care, dll atau faktor B, perlu diciptakan lingkungan yang mendu- kung atau faktor E. Lingkungan atau environment dapat berupa kurikulum, sistem assessment, pro- ses modeling dll. Keberhasilan perubahan perilaku juga dipengaruhi oleh faktor mahasiswa atau P (person), seperti motivasi, kesiapan dalam kegiatan pembelajaran, kemampuan kognitif, dll. Perencana- an dan implementasi kurikulum PB secara formal yang mengandung nilai-nilai PB yang diharapkan serta sistem assessment yang adekuat dapat men- dukung tercapainya kompetensi PB. Proses mod- eling oleh model menjadi penting sebagai faktor lingkungan. Model dapat bersifat life atau langsung dari dosen atau teman maupun simbolik dari film atau video. Institusi perlu mengembangkan jenis- jenis model tersebut untuk mendukung proses Wiwik Kusumawati, Profesionalisme dan Professional Behavior ... 44 modeling. Pengembangan media ajar yang mena- rik, sarat dengan nilai-nilai PB (kejujuran, caring, disiplin waktu, responsibility, dll) yang menyentuh secara mendalam di hati mahasiswa dan dipapar- kan sesering mungkin dalam setiap kegiatan pem- belajaran merupakan salah satu bentuk proses modeling yang tidak sulit diimplementasikan. Dosen yang berperan sebagai role model yang baik perlu mempunyai 3 kriteria kemampuan yang baik dalam hal: 1) kompetensi klinis; 2) teaching skills; dan 3) personal quality.12 Institusi perlu mela- kukan faculty development programme untuk mengoptimalkan peran dosen sebagai role model yang baik, karena salah satu fungsi proses model- ing oleh model adalah penyampaian informasi yang diharapkan melalui perilaku yang diperankan oleh model tersebut. Faculty development melalui ke- giatan training atau course lebih difokuskan pada 3 aspek tersebut di atas secara simultan dan diser- tai pengem bangan rew ard system sebagai motivasi. Kekuatan. Dengan adanya data tentang per- formance PB mahasiswa prodi pendidikan dokter FKIK UMY tahap sarjana, profesi dan pre intern- ship merupakan langkah awal penting untuk mem- berikan informasi kelemahan PB mahasiswa yang perlu diperbaiki sehingga akhirnya dapat dicapai kompetensi afektif atau PB lulusan dokter yang lebih baik. Kelemahan. Jumlah subyek penelitian yang diambil masih terbatas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini bersifat semikuantitatif, pene- litian untuk menilai atribut PB selanjutnya perlu dikembangkan dengan metode kualitatif secara mendalam dengan triangulasi data. SIMPULAN Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa nilai atau atribut Professional Behavior yang masih perlu diperbaiki pada mahasiswa FKIK UMY tahap sarjana adalah kejujuran terutama dalam ujian, care terhadap orang lain maupun fasilitas belajar dan berbusana muslim dan muslimah yang baik (ap- pearance); tahap profesi adalah disiplin waktu, kompetensi knowledge dan skills, serta tanggung jawab; tahap pre internship adalah disiplin waktu, appearance. Untuk keberhasilan pembelajaran PB perlu adanya role model yang baik, sistem penilaian yang terus menerus dan lingkungan belajar yang kondusif. Perlunya dilakukan faculty development untuk mengoptimalkan peran dosen sebagai role model yang baik. DAFTAR PUSTAKA 1. Arnold L. Assessing Professional Behavior: Yesterday, Today, and Tomorrow. Acad Med 2002;77:502-515. 2. Ponnamperuma G, Ker J, Davis M. Medical Professionalism: Teaching, Learning, and As- sessment. South East Asian J of Medical Edu- cation Inaugural Issue.2007. 3. Epstein RM, Hundert EM. Defining and As- sessing Professional Competence. JAMA 2002;287(2):226-235. 4. Luijk. Teaching and assessment of profes- sional behavior. 2005. 5. AAMC. Professionalism in Medical Education: Assessment as A Tool for Implementation. 2002. 6. Jha V, Bekker HL, Duffy SRG, Roberts T. A Sys- tematic Review of Studies Assessing and Fa- Mutiara Medika Vol. 11 No. 1: 37-45, Januari 2011 45 cilitating Affective Towards Professionalism in Medicine. Medical Education 2007;41:822- 829. 7. Hays R. Teaching and Learning in Clinical Set- tings. Radcliffe Publishing Ltd. 2006. 8. Konsil Kedokteran Indonesia. Standar Kompe- tensi Dokter. 2006. Cetakan I. Perpustakaan Nasional. Jakarta. 9. Cruess SR, Cruess RL. The Cognitive Base of Professionalism in Teaching Medical Pro- fessionalism. Editors: Cruess SR, Cruess RL, Steinert Y. New York: Cambridge University Press, 2009. 10. Gredler ME. Learning and Instruction Theory into Practice 6th ed. New Jersey: Pearson Edu- cation, Inc. 2009. 11. Hergenhahn BR, Olson MH. An Introduction to Theories of Learning. 5th ed. New Jersey: Prentice Hall International Inc. 1997. 12. Passi V, Doug M, Peile E, Thistlethwaite J, Johnson N. Developing Medical Professional- ism in Future Doctors: A Systematic Review. Int J of Medical Educ 2010;1:19-29.