ISSN 2406-8012 p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530 Penerapan SQ3R Berbantuan......(Aulia Rahmawati) 127 PENERAPAN SQ3R BERBANTUNAN REKA CERITA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN MEMBACA DAN HASIL BELAJAR SISWA Aulia Rahmawati PGSD UKSW Salatiga auliarahmawati0809@gmail.com Abstract The use of models and methods are very influential in the learning process. SDN 1 Bojong are still many students who do not understand the importance of reading, students assume that reading is boring, especially in subjects Indonesian. Implementation of action research conducted at SDN 1 Bojong to improve learning outcomes and students' reading comprehension in learning Indonesian. The study was conducted in four classes with the number of 27 students, 11 male and 16 female. After the study was conducted, the researchers obtained their learning outcomes and increase students' reading comprehension by applying SQ3R as assisted learning model Picture Maker Stories. The increase was generated in student achievement that can be greater than or equal to a predetermined KKM in Indonesian subjects, namely 75. In cycle 1 students who can achieve ≥75 value amounted to 17 out of 27 students or 63% of 100% and in the second cycle students who have achieved ≥75 value amounted to 21 out of 27 students or as much as 78% from 100%. Then saw an increase learning outcomes and students' reading comprehension of cycle 1 to cycle 2 and research using model SQ3R declared successful. Keywords: Survey Question Reading Recite Review (SQ3R), Results Learning, Reading Comprehension PENDAHULUAN Pendidikan Bahasa Indonesia di SD mengarah pada empat keterampilan berbahas yaitu membaca, menulis, menyimak dan berbicara, keterampilan berbahasa biasanya dikuasai melalui urutan, dimulai dari masa kecil pertama seseorang belajar menyimak dari lingkungan sekitar, lalu berbicara kemudian belajar menulis dan membaca. Empat keterampilan berbahasa tersebut, membaca merupakan salah satu kegiatan yang diutamakan dan mempunyai banyak manfaat dalam kehidupan khususnya dalam dunia pendidikan. Melalui kegiatan membaca terdapat usaha untuk memperoleh informasi dan makna dalam suatu tulisan. Membaca merupakan salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh semua siswa SD, SMP, SMA dan sekolah lanjutan. Melalui kegiatan membaca siswa dapat memperoleh banyak informasi dan pengetahuan sehingga siswa dapat menambah wawasan. Namun kenyataannya masih banyak yang belum mengerti akan pentingnya membaca, membaca belum menjadi suatu kebutuhan yang harus dipenuhi seseorang. Begitu pula di SDN 1 Bojong khususnya kelas 4 masih banyak siswa yang tidak mengerti pentingnya membaca, siswa cenderung malas membaca mereka beranggapan bahwa membaca itu membosankan terutama ketika siswa melihat banyaknya tulisan yang harus siswa baca, selain itu disebabkan karena kurangnya ketersediaan buku pegangan siswa yang kurang menarik dan model yang digunakan guru dalam pembelajaran masih monoton, dalam pembelajaran lebih banyak menggunakan model yang kontekstual atau ceramah dan masih berpusat pada guru mailto:auliarahmawati0809@gmail.com e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012 128 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, Desember 2016: 127 – 133 sehingga berpengaruh dalam proses dan hasil belajar siswa. Rendahnya minat baca siswa akan berpengaruh pada pemahaman siswa ketika membaca, ketika siswa di suguhkan suatu bacaan siswa mau membaca dengan perintah guru, namun ketika diminta untuk menyimpulkan apa yang siswa baca, masih banyak siswa yang tidak paham apa yang siswa baca. Data kondisi awal yang diambil dari hasil belajar siswa menunjukkan rendahnya minat baca siswa sehingga berpengaruh pada hasil belajar dan pemahaman membaca yang dicapai. Pada kondisi awal yang menunjukkan rata-rata kelas 64.07 dari KKM Bahasa Indonesia yang sudah di tetapkan yaitu 75, siswa yang mendapatkan nilai diatas KKM hanya 1 siswa dari jumlah siswa 27. Upaya yang dilakukan untuk membantu pemahaman membaca siswa, penulis menggunakan SQ3R (Surfey, Question, Reading, Recite, Review) berbantuan Reka Cerita Gambar. Ketika siswa disuguhkan bacaan yang bergambar diharapkan menimbulkan rasa ingin tahu dan rasa ingin membaca dalam diri siswa. Dalam proses membaca siswa diarahkan untuk mengikuti langkah-langkah dalam model SQ3R, sehingga siswa dapat memahami isi bacaan. Penggunaan SQ3R ini sangat bermanfaat dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, empat aspek dalam pembelajaran Bahasa Indonesia diatas yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis terlihat dalam langkah-langkah yang ada dalam metode SQ3R yaitu (Surfey, Question, Reading, Recite, Review). Hakikat Membaca Membaca pada hakikatnya suatu kegiatan yang melibatkan banyak hal, tidak hanya membaca sebuah tulisan namun juga menggunakan pikiran, psikolinguistik dan meta kognitif Rahim (2008: 2). Membaca juga merupakan suatu kegiatan untuk memperoleh suatu makna dari suatu bacaan namun juga harus menguasai Bahasa yang digunakan penulis, sehingga pembaca perlu mengaktifkan proses mental dan kognisinya (Wassid, 2013: 246). Membaca pemahaman merupakan suatu kegiatan atau proses untuk memperoleh makna atau pesan yang telah disampaikan penulis melalui kata-kata ataupun tulisan Tarigan (2008: 7). Membaca pemahaman merupakan suatu proses yang melibatkan beberpa indra dan merupakan kegiatan berfikir dalam memahami suatu tulisan, makna maupun pesan yang disampaikan oleh penulis keapada pembaca. Kegiatan membaca pemahaman di Sekolah Dasar meliputi: a) membaca dengan pemahaman yang baik, b) membaca tanpa menunjuk, gerakan bibir dan kepala, c) membaca dalam hati (Tarigan, 2008: 38). Kegiatan membaca khususnya untuk kelas tinggi (4,5 dan 6) merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memahami dan berfikir yang terjadi bersamaan sehingga membaca pada kelas tinggi terjadi kegiatan berfikir memahami bacaan bukan hanya belajar huruf ataupun ucapan. Membaca pemahaman tidaklah jauh berbeda dengan kegiatan membaca yang lainnya. Terletak sedikit perbedaan yaitu dalam memahami isi bacaan dapat dilakukan secara cepat dan tepat dengan penggunaan cara membaca dalam hati ataupun menggunakan strategi SQ3R. Proses pemahaman membaca pada siswa SD kelas 4 bermuara pada pemahaman suatu teks bacaan secara sederhana, dengan kata-kata yang mudah dimengerti oleh siswa. p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530 Penerapan SQ3R Berbantuan......(Aulia Rahmawati) 129 Model Pembelajaran SQ3R adalah model membaca yang diperkenalkan oleh Robinson pada tahun 1961. SQ3R merupakan singkatan dari Survey (membaca sekilas), Question (bertanya), Reading (membaca), Recite (menjawab), dan Review (meninjau kembali). Menurut Burns, dkk 1996 (Khalik: 2008) SQ3R pada tahap awal lebih efektif dilakukan secara kelompok kecil agar siswa dapat menyusun pertanyaan dan menjawab pertanyaan dengan tepat dan cepat. Melalui kerja kelompok siswa dalam menyusun dan menjwab pertnyaan tidak terasa sulit. Model pembelajaran SQ3R berbantuan Reka Cerita Gambar merupakan model yang sesuai jika digunakan dalam belajar pemahaman membaca, yang dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa, ditunjukkan pada hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. Keberhasilan penelitian hasil belajar dan pemahaman membaca siswa menggunakan model SQ3R sama dengan hasil penelitian dari Hermawati, dkk (2015) dan Artu (2014). METODE Penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas bersifat deskriptif. PTK (Penelitian Tindakan Kelas) merupakan upaya memperbaiki dan meningkatkan layanan profesional guru dalam meningkatkan mutu belajar disekolah menggunakan berbagai kegiatan. Penelitian tindakan kelas (PTK) dilaksanakan langsung oleh peneliti di suatu kelas Arikunto S. dkk (dalam Muliawan 2010: 1). PTK digunakan untuk memperbaiki hasil belajar siswa yang diperoleh peneliti sesuai dengan data dan fakta yang ada di kelas, pelaksanaan dan penelitian dilaksanakan dengan empet tahap yaitu perencanaan, observasi, tindakan dan refleksi. PTK dilaksanakan untuk memperbaiki hasil refleksi pada kondisi awal yang rendah, dan direncanakan pembelajaran untuk memperbaiki kondisi awal. Penelitian dilaksanakan di SDN 1 Bojong, pelaksanan penelitian di lakukan pada sekolah tersebut dikarenakan mudah di jangkau dan peneliti ingin melakukan tindakan kelas bertujuan meningkatkan pemahaman membaca siswa. Dalam pembelajaran Bahas Indonesia rendahnya minat baca siswa akan berpengaruh pada pemahaman siswa ketika membaca, ketika disuguhkan cerita atau dongeng siswa membaca namun ketika menyimpulkan apa yang siswa baca, masih banyak siswa yang tidak paham dengan apa yang siswa baca atau isi bacaan, begitupula model pembelajaran yang digunakan oleh guru masih cenderung berceramah. Sehingga dalam proses pembelajaran tidak sedikit siswa yang merasakan bosan dan tidak memperhatikan penjelasan yang guru berikan. Untuk meningkatkan hasil belajar dan pemahaman membaca peneliti menggunakan SQ3R dengan berbantuan Reka Cerita Gambar untuk siswa SDN 1 Bojong khususnya kelas 4 yang berjumlah 27, terdiri dari 11 laki-laki dan 16 perempuan. Penelitian dilaksanakan dengan 2 siklus, materi yang diambil pada siklus 1 yaitu “menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon”, siklus 2 dengan mengambil materi “membaca teks pengumuman”. Sebagai patokan ketuntasan hasil belajar siswa peneliti mengacu pada KKM dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia yang berlaku di SDN Bojong 1 yaitu 75. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar siswa, pada masing- masing siklus peneliti melakukan evaluasi berupa soal pilihan ganda. e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012 130 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, Desember 2016: 127 – 133 Dalam penelitian tindakan peneliti menggunakan model SQ3R berbantuan Reka Cerita Gambar. SQ3R adalah model yang telah diperkenalkan oleh Robinson tahun 1961. Dalam proses membaca dikalkukan survey bacaan terlebih dahulu untuk mendapatkan suatu gagasan umun dan menimbulkan pertanyaan dalam diri sendiri yang nantinya dapat terjawab ketika membaca bacaan tersebut sehingga bacaan akan lebih mudah dipahami. Dalam meningkatkan pemahaman membaca yang akan berpengaruh pada hasil belajarmodel SQ3R memiliki singkatan sebagai berikut: a. Tahap membaca sekilas (Survey) Pada tahap awal siswa diarahkan untuk memperhatikan judul yang ditulis di papan tulis. Selanjutnya, siswa membaca teks dalam beberapa menit secara sekilas dalam kelompok kecil. b. Tahap menyusun pertanyaan (Question) Setelah siswa membaca secara siswa diminta untuk menyusun pertanyaan sesuai dengan bacaan yang sudah dibaca sekilas. Masing-masing siswa dalam kelompok berdiskusi untuk menyusun pertanyaan, guru menyimpulkan dan menulis pertanyaan yang dibuat siswa pada papan tulis, lalu siswa menulis pertanyaan di buku masing-masing. c. Tahap membaca (Reading) Pada tahap ini guru mempersilahkan siswa untuk membaca kembali bukunya secara saksama sambil memperhatikan pertanyaan- pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, waktu yang diberikan relatif lebih lama dibanding pada tahap Survey. Setelah itu, siswa diminta untuk menutup bukunya kembali. d. Tahap menjawab pertanyaan (Recite) Pada tahap ini guru mengarahkan siswa untuk menjawab pertanyaan yang telah ditulis di papan tulis, pertanyaan yang jawabannya belum sempurna tidak langsung dibahas sampai tuntas oleh guru tetapi diberi kesempatan pada tahap berikutnya untuk disempurnakan oleh siswa melalui bimbingan guru. e. Tahap meninjau ulang (Review) Pada tahap ini siswa diarahkan membaca kembali untuk menyempurnakan atau membenarkan jawaban yang belum sempurna yang dibahas oleh siswa melalui bimbingan guru. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan 3 tahap. Tahap pertama disebut dengan kondisi awal, dimana peneliti melakukan kunjunga ke sekolah dan melakukan wawancara, observasi dan meminta hasil evaluasi sebagai tolok ukur penelitian yang akan dilakukan, tahap kedua disebut dengan siklus 1 dan tahap ke 3 disebut dengan siklus 2. Siklus 1 diklaksanakan sebagai respon dari hasil data atau nilai yang didapatkan pada kondisi awal yang menunjukkan rendahnya hasil belajar siswa. Siklus dilaksanakan melihat dari tingkat ketercapaian siklus 1 yang belum sesuai keinginan peneliti. Keberhasilan penelitian mengacu pada kebijakan yang berlaku di sekolah khususnya dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia nilai ketuntasan yang harus dicapai dalam pembelajaran Bahasa Indonesia adalah 75. Dibawah ii merupakan table pencapaian hasil belajar siswa dari mulai kondisi awal sampai dengan siklus 2. p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530 Penerapan SQ3R Berbantuan......(Aulia Rahmawati) 131 Tabel 1. Hasil Proses Pra, siklus I, dan siklus II N No KKM = 75 Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2 F P F P F P 1 1. Tuntas ≥ 75 1 4% 17 63% 21 78% 2 2. Tidak Tuntas ≤ 75 26 96% 10 37% 6 22% 3 3. Jumlah 27 100% 27 100% 27 100% Nilai Maks 80 80 90 Nilai Min 50 60 70 Rata- Rata 64.07 76.29 79.62 Pembahasan Nilai ketuntasan pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas 4 adalah 75, peneliti melaksanakan penelitian pertama dengan melakukan kunjungan di SDN 1 Bojong dan melakukan wawancara, observasi dan pengambilan data atau nilai mata pelajaran Bahasa Indonesia yang diperoleh dari guru kelas, data tersebut digunakan peneliti sebagai nilai dari kondisi awal. Dengan acuan KKM 75 menujukkan bahwa dalam kondisi awal siswa yang mendapatkan nilai ≥75 hanya ada 1 siswa dari 27 siswa dan masih terdapat 26 siswa yang mendapatkan nilai ≤75 dengan rata-rata kelas 64.07. Pada kondisi awal menunjukkan nilai tertinggi yang dapat dicapai siswa adalah 80 dan nilai terrendah adalah 50 dengan persentase 4% dapat mencapai ≥75 dan 96% siswa masih memiliki nilai ≤75. Dengan acuan nilai pada kondisi awal maka peneliti menggunakan model pembelajaran SQ3R untuk mengatasi hasil belajar dan pemahaman membaca siswa maka dilakukan penelitian pada siklus 1. Penelitian pada siklus 1 menggunakan model SQ3R dengan berbantuan Reka Cerita Gambar yang dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman membaca siswa peneliti melaksanakan penelitian kedua dengan melakukan observasi, evaluasi dan refleksi, dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus 1 terlihat bahwa siswa sangat bersemangat dalam belajar terlihat ketika siswa diminta untuk belajar dalam kelompok. Ketika guru menunjukkan sebuah cerita bergambar siswa terlihat begitu bersemangat dengan mengangkat tangan dan bertanya cerita apa yang guru tunjukkan. Pada siklus 1 menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa terlihat dalam table. Table diatas menunjukkan bahwa siswa yang dapat mencapai nilai lebih dari KKM atau ≥75 ada 17 siswa, sedangkan siswa yang mendapat nilai ≤75 ada 10 siswa dari jumlah dalam satu kelas adalah 27siswa dan rata- rata kelas 76.29, jika dilihat dalam persentase siswa yang mendapat nilai ≥75 mencapai 63% dan siswa yang mendapat nilai ≤75 mencapai 37%. Nilai maksimal pada siklus 1 adalah 80 dengan nilai terrendah 60. Pelaksanaan penelitian pada siklus 1 menunjukkan peningkatan hasil belajar siswa jika dibandingkan dengan kondisi awal yang mencapai keberhasilan ≥75 hanya 4%. Namun peneliti belum puas karena dari 27 siswa masih ada 10 siswa yang belum dapat mencapai KKM, maka peneliti melaukan penelitian kembali yaitu siklus 2. Pelaksanaan penelitian pada siklus 2 dengan kegiatan yang sama, penggunaan model pembelajaran yang sama dengan siklus 1 peneliti mendapatkan peningkatan hasil belajar siswa namun tidak terlalu siknifikan. Peningkatan hasil belajar siswa dalam siklus 2 yang terdapat dalam table diatas menunjukkan bahwa yang mendapat nilai ≥75 ada 21 siswa dan yang mendapat nilai ≤75 ada 6 siswa dengan rata-rata 79.62 dari jumlah siswa 27. Jika dililhat dalam persentase yang e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN 2406-8012 132 Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 3, No. 2, Desember 2016: 127 – 133 mendapat nilai lebih dari KKM sebanyak 78% dan yang belum dapat mencapai KKM ada 22%. Pelaksanaan penelitian pada siklus 2 mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus 1 walaupun memenag tidak terlalu banyak peningkatannya. Pelaksanaan penelitian tindakan di SDN 1 Bojong dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran SQ3R (Surfey, Question, Reading, Recite, Review) dengan berbantuan Reka Cerita Gambar dengan kegiatan pembelajaran pada siklus 1 dan siklus 2 sama. Peneliti telah mempersiapkan bagaimana melakukan peroses pembelajaran yang nantinya dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman membaca siswa. Dalam pembelajaran kegiatan awal yang dilakukan adalah, peneliti mempersiapkan siswa untuk belajar dengan cara memberi salam, berdoa, absensi, motivasi dan penyampaian tujuan pembelajaran kepada siswa. Peneliti memulai pembelajaran dengan menunjukkan cerita bergambar sesuai dengan materi kepada siswa dan melakukan tanya jawab dengan siswa. Siswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 4 siswa dalam satu kelompok, masing-masing siswa diberikan cerita bergambar (sesuai dengan meteri) kemudian dipandu oleh guru menggunakan langkah-langkah sesuai dengan model SQ3R. kegiatan penutup guru memberikan evaluasi berupa soal pilihan ganda yang harus dikerjakan oleh siswa setiap akhir pembelajaran. Sehingga penerapan model pembelajaran SQ3R berbantuan Reka Cerita Gambar mampu meninkatkan hasil pembelajaran dan pemahaman membaca dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas 4. Penealitian yang telah dilakukan Pujana (2014) menyimpulkan bahwa SQ3R dapat meningkatkan kemampuan pemahaman membaca siswa, keterampilan membaca dan hasil belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil observasi dan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model SQ3R (Survey Questions Reading Recite Review) berbantuan Reka Cerita Gambar dapat meningkatkan hasil belajar dan pemahaman membaca siswa kelas 4 SDN 1 Bojong. Hasil belajar siswa mengalami penigkatan pada setiap siklus, pada siklus 1 siswa yang memiliki nilai tuntas atau ≥75 sebanyak 63% dan siklus 2 siswa yang memiliki nilai tuntas atau ≥75 sebanyak 78% dari siswa kelas 4 yang berjumlah 27. Penerapan model pembelajaran SQ3R dengan berbantuan Reka Cerita Gambar dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia pada kelas 4 dapat membantu siswa untuk berfikir dengan cara bertahap, siswa dapat menemukan gagasan umum sebelum membaca semua teks, menyusun pertanyaan, menemukan jawabannya setelah siswa membaca dan memastikan jawaban, sehingga apa yang siswa baca dapat tertanam lebih lama dalam ingatan siswa. DAFTAR PUSTAKA Artu, N. (2014). “Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SDN Pembina Liang Melalui Penerapan Strategi Survey Questions Reading Recite Review (SQ3R)”. Kreatif Tadulako. 2(2),105-106 p-ISSN 2406-8012 e-ISSN: 2503-3530 Penerapan SQ3R Berbantuan......(Aulia Rahmawati) 133 Hermawarti, M. M., Sudiana, N., & Nurjaya, I. G. (2015). Impelementasi Pendekatan Saintifik Pada Kurikulum 2013 Dalam pembelajaran Menulis Di Kelas X IIS 1 SMAN 1 Mendoyo. Skripsi. Universitas Pendidikan Ganesha. Khalik. 2008. Pengajaran Bahasa Indonesia 1. Jakarta: Depdikbud. Muliawan, J. U. (2010). Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Gava Media. Pujana, I. A., Arini, N. W., & Sudatha, I. W. (2014). Pengaruh Metode Pembelajaran SQ3R Terhadap Keterampilan Membaca Pemahaman Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV. e- journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha.2(1) Rahim, Farida. (2008). Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Tarigan, Henry Guntur. (2008). Membaca: sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wassid, Iskandar dan Dadang Sunendar. (2013). Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT Remaja Rosda karya.