e-ISSN: 2503-3530                                                                                       p-ISSN: 2406-8012 

Pengembangan Buku Cerita Bergambar.....(Eni Suryaningsih dan Laila Fatmawati)             113 

PENGEMBANGAN BUKU CERITA BERGAMBAR TENTANG MITIGASI 

BENCANA ERUPSI GUNUNG API UNTUK  

SISWA SD 

 

Eni Suryaningsih1), Laila Fatmawati2) 
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 

e-mail: 1enisurya258@gmail.com; 2lailaokyfatmawati@gmail.com 

 

Abstract 

 

The background of this research is fact in the field regarding low knowledge of the community about 

disaster mitigation. Besides, there is no knowledge material presentation about volcano eruption disaster 

mitigation that routinely scheduled at schools in disaster prone areas. A media is needed to deliver knowledge 

material about mitigation and can be integrated in learning. This research aims to develop and determine the 

feasibility of picture story books about volcano eruption disaster mitigation for elementary school students in 

disaster prone areas. This is a Research and Development which carried out eight stages. The result of the 

assessments from the media expert is 85.33 (very good), material expert is 89.6 (very good), language expert is 76 

(good), product test is 95.08 (very good), and application test is 88.66 (very good). All assessments average score 

is 86.93 converted into qualitative data is in the category of "Very Good". 

 

Keywords: disaster mitigation, story book of disaster mitigation 

 

PENDAHULUAN 

Indonesia merupakan salah satu negara 

yang mendapat predikat negara rawan 

bencana. Indonesia adalah negara kepulauan 

dengan potensi bencana alam sangat tinggi 

khususnya gempa bumi, letusan gunung api 

dan tsunami, karena terletak pada tiga 

pertemuan lempeng bumi. Ketiga lempeng 

tersebut adalah lempeng Indo-Australia, 

lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik. 

Lempeng benua Eurasia yang memanjang dari 

pantai barat Sumatera hingga pantai selatan 

Jawa, terus ke timur sampai daerah Nusa 

Tenggara (Nur, 2010: 67) tersebut tertabrak 

oleh lempeng Indo-Australia dan menyusup 

ke bawah lempeng Eurasia,  sehingga 

penunjaman lempeng tersebut mengakibatkan 

adanya jalur gempa bumi dan rangkaian 

gunung api aktif. 

Wilayah Indonesia yang dilalui dua jalur 

pegunungan aktif di dunia yaitu sirkum 

pasifik dan sirkum mediterania 

mengakibatkan Indonesia memiliki banyak 

gunung api yang terletak di daerah Sumatra, 

Jawa hingga Nusa Tenggara. Selain itu 

Indonesia termasuk wilayah yang selalu 

bergerak, hal ini dapat dilihat dari jumlah 

gunung yang terdapat di Indonesia, ada 500 

gunung api tidak aktif dan 129 gunung api 

yang masih memperlihatkan aktifitasnya 

(Basyid, 2009).  Banyaknya gunung api 

yang terdapat di Indonesia mengakibatkan 

tanah Indonesia menjadi subur. Daerah yang 

mempunyai tanah subur menjadi salah satu 

pilihan untuk dijadikan tempat tinggal oleh 

masyarakat, karena masyarakat dapat 

memenuhi kebutuhan dengan bercocok 

tanam. Selain itu, secara budaya dan alami, 

tempat lahir dan dibesarkan memang 

mempunyai daya ikat yang kuat secara 

emosional dan kultural (Suhardjo, 2011) 

sehingga banyak penduduk yang memilih atau 

dengan sengaja tinggal di kawasan yang 

rentan terhadap bencana. Seperti halnya 

masyarakat yang tinggal di sekitar gunung 

api, mereka akan tetap tinggal di sana meski 

mailto:1enisurya258@gmail.com


p-ISSN: 2406-8012                                                                                       e-ISSN: 2503-3530 

114                           Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 112 - 124 

bahaya letusan gunung api dapat terjadi kapan 

saja 

Aktivitas gunung api yang fenomenanya 

cenderung dapat diprediksi, menjadikan 

pentingnya memberikan pemahaman kepada 

masyarakat terkait mitigasi bencana gunung 

api. Mitigasi dapat diartikan sebagai upaya 

atau tahapan mengambil tindakan-tindakan 

untuk mengurangi pengaruh/ resiko dari suatu 

bahaya sebelum bahaya tersebut terjadi 

(Nirmalawati, 2011). 

Upaya pemerintah dalam memberikan 

pemahaman kepada masyarakat tentang 

mitigasi bencana, salah satunya adalah 

melalui Lembaga Pusat Vulkanologi Mitigasi 

Bencana Geologi (PVMBG) serta Badan 

Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). 

Namun penyuluhan maupun soaialisasi 

tentang mitigasi tersebut dirasa masih kurang, 

sehingga masih banyak masyarakat yang 

belum mengetahui tentang mitigasi bencana. 

Salah satu peristiwa bencana yang 

mengakibatkan banyak korban adalah erupsi 

gunung Merapi tahun 2010, dengan kerusakan 

dan kerugian diperkirakan mencapai 2,1 

trilyun rupiah dan korban meninggal 227 jiwa 

(Lestari, dkk, 2012). 

Gunung merapi merupakan salah satu 

gunung api teraktif di dunia, karena hampir 

setiap periode mengalami erupsi. Periode 

berulang aktivitas erupsi berkisar 2-7 tahun 

(Susilo & Rudiarto, 2014). Dampak dari 

erupsi gunung Merapi yang terletak di antara 

4 kabupaten tersebut sangat dirasakan oleh 

masyarakat yang tinggal di daerah sekitar 

gunung. Empat Kabupaten yang dimaksud 

adalah Kabupaten Magelang, Kabupaten 

Sleman, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten 

Klaten (BNPB, 2010). 

Menurut peta wilayah zona ancaman 

Merapi yang bersumber dari BNPB (2010), 

Kecamatan Dukun Kabupaten Magelang 

termasuk salah satu wilayah dalam zona 

ancaman Merapi, yaitu jarak radius 15 km dari 

puncak Merapi. Beberapa kelurahan di 

kecamatan Dukun ada yang hanya berjarak 5 

sampai 10 km dari puncak Merapi, salah 

satunya adalah Desa Ngargomulyo dan Desa 

Kalibening yang terletak di sebelah barat 

gunung Merapi. SD Negeri Ngargomulyo dan 

MI Muhammadiyah Kalibening adalah salah 

satu sekolah yang berada di kelurahan tersebut 

dan masuk dalam Sekolah Siaga Bencana. 

Kurangnya pemahaman masyarakat dan 

orang tua tentang pengetahuan mitigasi 

bencana berdampak pada ketidak tahuan 

anak-anak mereka terhadap arti mitigasi 

bencana. Masyarakat baru menyadari setelah 

terjadi bencana, yang menyebabkan banyak 

korban harta, benda dan jiwa. Oleh karena itu 

perlu dirancang media yang berisi materi 

tentang mitigasi dan dapat digunakan sebagai 

suplemen dalam pembelajaran guna 

memperluas pengetahuan siswa tentang 

mitigasi bencana. 

Dalam kenyataan di lapangan, masih 

banyak sekolah di kawasan rawan bencana 

yang belum memasukkan mitigasi bencana ke 

dalam program persekolahan. Guru yang 

mengajar di sekolah yang berada di kawasan 

rawan bencana tersebut belum 

mengembangkan media tentang mitigasi 

bencana, termasuk media dalam bentuk buku 

cerita bergambar sebagai suplemen dalam 

pembelajaran IPS. Keterbatasan tersebut 

membuat sedikit sekali guru 

mensosialisasikan atau mengajarkan mitigasi 

kepada siswa disekolah.  

Pendidikan memiliki peran penting dalam 

kehidupan manusia, oleh karena itu 

pengetahuan tentang mitigasi dapat 

disampaikan melalui pendidikan, baik 

pendidikan formal maupun non formal. 

Penyelenggaraan pendidikan oleh sekolah 



e-ISSN: 2503-3530                                                                                       p-ISSN: 2406-8012 

Pengembangan Buku Cerita Bergambar.....(Eni Suryaningsih dan Laila Fatmawati)             115 

seharusnya bukan hanya sekedar memberikan 

transfer pengetahuan melainkan dapat 

menjadikan belajar bermakna. Pembelajaran 

akan menjadi lebih bermakna ketika siswa 

terlibat secara aktif dalam menemukan konsep 

dari fenomena yang ada di lingkungan (Rizal: 

2014), apalagi jika ditambah dengan 

pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki 

oleh siswa. Selain belajar bermakna, belajar 

juga diharapkan dapat memberikan 

keterampilan kepada siswa.  

Mitigasi bencana merupakan salah satu 

bagian dari keterampilan untuk kehidupan 

siswa, khususnya siswa yang bertempat 

tinggal di daerah rawan bencana, karena 

mitigasi bencana termasuk bagian dari 

keterampilan yang dapat diaplikasikan dalam 

kehidupan siswa. Hal ini sesuai dengan 

prinsip umum pengembangan kurikulum. 

Kurikulum yang dikembangkan disekolah 

hendaknya disesuaikan dengan tuntutan, 

kebutuhan dan perkembangan masyarakat 

(Syaodih: 2013: 150). Pembelajaran dapat 

disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan, 

maka dari itu materi tentang mitigasi bencana 

dapat dijadikan salah satu materi muatan 

lokal, untuk sekolah dasar yang berada di 

daerah rawan bencana. 

Siswa sekolah dasar merupakan peserta 

didik yang paling cepat menangkap dan 

mentransfer ilmu yang diperoleh dari sekolah 

untuk keluarga dan masyarakat. Oleh karena 

itu, pendidikan mitigasi sejak dini kepada 

siswa sekolah dasar merupakan suatu langkah 

awal untuk membangun masyarakat yang 

tanggap dan sadar bencana (Arifianti, 2011). 

Siswa pada usia SD cenderung lebih 

senang membaca jika isi buku terdapat 

gambar yang menarik, bahkan lebih senang 

untuk membaca buku cerita bergambar 

(Rahmawati, 2016: 127). Buku cerita 

bergambar adalah sebuah cerita ditulis dengan 

gaya bahasa ringan, cenderung dengan gaya 

obrolan, dilengkapi dengan gambar yang 

merupakan kesatuan dari cerita untuk 

menyempaikan gagasan tertentu (Faizah, 

2009: 253). Selain menarik, buku cerita 

bergambar juga mempunyai beberapa 

manfaat, diantaranya adalah dapat membantu 

perkembangan emosi anak, memperoleh 

kesenangan, membantu anak belajar tentang 

dunia dan untuk menstimulasi imajinasi 

(Nurgiantoro, 2015). 

Media buku cerita bergambar tentang 

mitigasi bencana untuk sekolah dasar belum 

banyak dikembangkan, sehingga menjadikan 

penelitian ini mempunyai keunggulan 

tersendiri, yaitu dengan mengembangkan 

buku cerita bergambar tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api yang dapat 

terintegrasi dalam pembelajaran IPS. Sapriya 

(2011: 7) berpendapat bahwa pendidikan IPS 

terdapat dalam dua jenis, yakni pendidikan 

IPS untuk persekolahan dan pendidikan IPS 

untuk perguruan tinggi. Pendapat tersebut 

dapat diartikan bahwa pendidikan IPS penting 

untuk di ajarkan mulai dari sekolah dasar. 

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti 

terdorong untuk mengembangkan karakter 

tanggap bencana sejak dini melalui 

pengembangan buku cerita bergambar. 

Tujuan penelitian ini adalah untuk 

mengetahui bagaimana langkah-langkah 

pengembangan buku cerita bergambar, serta 

untuk mengetahui kualitas dan kelayakan 

buku cerita bergambar tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api untuk siswa 

SD/MI kelas IV di daerah rawan bencana.  

  

METODE PENELITIAN 

Jenis penelitian ini menggunakan metode 

penelitian dan pengembangan (Research and 

Development). Pengembangan dilakukan 

mengacu pada model pengembangan 



p-ISSN: 2406-8012                                                                                       e-ISSN: 2503-3530 

116                           Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 112 - 124 

Sugiyono (2013: 201) dan hanya dibatasi 

sampai pada langkah ke delapan. Produk yang 

dikembangkan adalah buku cerita bergambar 

tentang mitigasi bencana erupsi gunung api 

untuk siswa SD/MI kelas IV di daerah rawan 

bencana. Penelitian dilaksanakan di SD 

Negeri Ngargomulyo dan MI Muhammadiyah 

Kalibening. 

Uji coba dilakukan untuk mengumpulkan 

data yang dibutuhkan sebagai acuan untuk 

menentukan kelayakan kualitas buku cerita 

bergambar yang dikembangkan. Uji coba 

yang dilakukan meliputi uji validasi ahli, uji 

coba kelompok kecil dan uji coba kelompok 

besar. 

Subjek coba dalam penelitian ini terdiri 

dari subjek uji ahli (ahli materi, ahli media dan 

ahli bahasa) yaitu dosen PGSD yang 

berkompeten di bidangnya. Uji coba 

kelompok kecil dilakukan terhadap 6 siswa di 

SD Negeri Ngargomulyo, sedangkan uji coba 

kelompok besar dilakukan terhadap 16 siswa 

di MI Muhammadiyah Kalibening. 

 Teknik pengumpulan data yang 

digunakan dalam penelitian dan 

pengembangan ini antara lain penilaian ahli, 

penilaian guru dan respon siswa. Dalam 

penelitian ini terdapat dua jenis data yang 

diperoleh peneliti, yaitu data kualitatif dan 

data kuantitatif. Data kualitatif dalam 

penelitian ini berupa saran dan masukan dari 

ahli dan guru yang diperoleh dari hasil 

validasi dan uji coba. Sedangkan data 

kuantitatif diperoleh dari hasil uji kelayakan 

produk yang diperoleh dari jumlah penilaian 

validasi ahli, guru dan siswa yang berupa skor 

dan selanjutnya dikategorikan menjadi 

kategori tertentu.   

Instrumen pengumpulan data yang 

digunakan adalah kuesioner atau angket. 

Angket dalam penelitian ini menggunakan 

skala Likert yang mempunyai kategori 

rentang nilai mulai dari yang tertinggi sampai 

terendah (Suharsimi dan Cepi, 2009: 35). 

Peneliti menggunakan beberapa angket, 

diantaranya angket untuk ahli materi, ahli 

media, ahli bahasa, angket penilaian guru dan 

angket respon siswa. 

Data yang diperoleh melalui lembar 

penilaian produk dianalisis secara kuantitatif 

dan kualitatif. Data kualitatif diperoleh dari: 

1) komentar dan saran yang diperoleh dari ahli 

materi, media dan bahasa; 2) komentar dan 

saran dari guru kelas IV; 3) komentar dan 

saran dari siswa. Data yang diperoleh 

dianalisis dan dideskripsikan secara kualitatif 

untuk merevisi produk yang dikembangkan. 

Data kuantitatif dalam penelitian dan 

pengembangan ini berupa: 1) skor penilaian 

dari validasi ahli; 2) skor dari uji coba produk; 

3) skor dari uji coba pemakaian. Data angket 

respon siswa diukur menggunakan skala 

Guttman.  

Dengan demikian, hasil penilaian ahli, uji 

coba produk serta uji coba pemakaian jika 

diperoleh hasil akhir minimal “Baik”, maka 

produk buku cerita bergambar yang 

dikembangkan dapat dikatakan layak untuk 

digunakan.  

 

HASIL DAN PEMBAHASAN 

Buku cerita bergambar yang 

dikembangkan ini didasarkan pada 

permasalahan yang ditemukan peneliti, yaitu 

kurikulum yang digunakan sebagai acuan 

untuk proses kegiatan belajar belum dapat 

memfasilitasi upaya pemahaman materi 

tentang mitigasi bencana. Buku cerita 

bergambar yang dikembangkan merupakan 

bahan ajar tambahan berupa cerita bergambar 

yang memuat materi tentang mitigasi bencana 

erupsi gunung api yang disusun berdasarkan 

kurikulum untuk kelas IV SD/MI.  



e-ISSN: 2503-3530                                                                                       p-ISSN: 2406-8012 

Pengembangan Buku Cerita Bergambar.....(Eni Suryaningsih dan Laila Fatmawati)             117 

Buku cerita bergambar tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api ini dirasa sangat 

sangat perlu untuk dikembangkan, mengingat 

secara geografis banyak sekolah yang berada 

pada kawasan rawan bencana. Seperti 

beberapa sekolah di Kecamatan Dukun 

Kabupaten magelang yang termasuk dalam 

zona ancaman Merapi (BNPB, 2010). 

Kelebihan dari buku cerita bergambar 

yang mudah dimanfaatkan dan dapat 

digunakan dalam banyak hal untuk jenjang 

pengajaran (Sudjana & Rivai, 2013) 

diharapkan dapat membuat siswa lebih 

tertarik untuk belajar tentang mitigasi. Selain 

itu buku cerita bergambar dapat merangsang 

imajinasi dan membantu anak dalam 

memperkaya imajinasi, karena gambar dalam 

buku cerita mengandung cerita 

(Nurgiyantoro, 2010: 154). 

Buku cerita bergambar tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api diharapkan dapat 

menumbuhkan rasa gemar membaca pada 

siswa. Tujuan lainya adalah agar siswa 

mengetahui dan memahami pesan-pesan 

positif yang terkandung di dalamnya, serta 

dapat mengaplikasikan rangkaian upaya 

mitigasi bencana erupsi gunung api dalam 

kehidupan nyata.  

Pengembangan buku cerita bergambar ini 

menggunakan desain pengembangan yang 

terdiri dari 10 langkah yaitu:, potensi dan 

masalah, pengumpulan data, desain produk, 

validasi produk, revisi desain, uji coba 

produk, revisi produk, uji coba pemakaian. 

Namun, pada penelitian ini dimodifikasi 

menjadi 8 langkah, yaitu sampai pada uji coba 

pemakaian karena keterbatasan peneliti untuk 

melaksanakan sampai langkah produksi masal 

(Sugiyono, 2013: 407) (Purwanto, 2014).  

Melalui materi mitigasi bencana erupsi 

gunung api, siswa diajak untuk mengenal 

karakteristik lingkungan tempat tinggalnya,  

serta dilatih untuk waspada dan siap siaga 

apabila terjadi bencana 

Pada proses pengembangan buku cerita 

bergambar ini terdapat beberapa tahapan.  

Tahap yang pertama, potensi dan masalah 

yaitu dilakukan pengamatan dari hasil 

wawancara pada tanggal 25 dan 27 Oktober 

2016. Dari wawancara di dapatkan informasi 

sebagai berikut: 

1. Pendidikan mitigasi belum masuk 

dalam program persekolahan. 

2. Belum dikembangkan materi dan 

bahan ajar tentang mitigasi bencana 

erupsi gunung api. 

3. Materi mitigasi bencana erupsi 

gunung api disampaikan melalui 

pelajaran IPS dan sifatnya masih 

terlalu umum. 

4. Materi tentang mitigasi bencana erupsi 

gunung api dianggap perlu 

disampaikan kepada siswa, khususnya 

di daerah rawan bencana seperti 

daerah rawan gunung merapi. 

Tahap yang kedua pengumpulan data, 

peneliti melakukan analisis kebutuhan siswa 

tentang perlu tidaknya pengembangan buku 

cerita bergambar tentang mitigasi bencana 

erupsi gunung api untuk siswa SD/MI di 

daerah rawan bencana. Selain itu peneliti 

melakukan analisis kurikulum, yaitu analisis 

silabus agar materi tidak menyimpang dengan 

SK dan KD yang telah ditetapkan. 

Berdasarkan wawancara dengan guru kelas 

dan kepala sekolah yang akan dijadikan 

sebagai tempat untuk penelitian, didapatkan 

informasi bahwa belum dikembangkan materi 

tentang mitigasi bencana erupsi gunung api 

yang terintegrasi dalam pembelajaran. 

Peneliti juga melakukan studi literatur, yaitu 

mencari beberapa teori yang akan dijadikan 

pijakan dalam pengembangan produk.  



p-ISSN: 2406-8012                                                                                       e-ISSN: 2503-3530 

118                           Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 112 - 124 

Dari hasil studi pendahuluan pada tahap 

potensi dan masalah dapat disimpulkan bahwa 

guru belum mengembangkan materi dan 

media yang berkaitan dengan mitigasi 

bencana erupsi gunung api. Oleh karena itu, 

penelitian ini difokuskan untuk 

mengembangkan media buku cerita 

bergambar tentang mitigasi bencana erupsi 

gunung api untuk sekolah yang bberada di 

daerah rawan bencana. 

Tahap ketiga adalah desain produk, pada 

tahap ini dilakukan pembuatan desain produk 

yang akan dikembangkan. Adapun langkah-

langkah dalam mendesain produk yang 

dikembangkan adalah sebagai berikut:  

1. Menganalisis kompetensi dasar, 

indikator dan tujuan pembelajaran pada 

materi yang akan dikembangkan 

2. Menyusun materi dan mengintegrasikan 

materi tentang mitigasi bencana erupsi 

gunung api 

3. Setelah selesai menyusun materi, mulai 

dilakukan pembuatan story board untuk 

memudahkan perancangan, dimana 

pembuatan gambar dilakukan dengan 

menggunakan aplikasi corel draw.  

 

Setelah desain selesai dilakukan, 

kemudian dilanjutkan dengan pengembangan 

produk. Pada tahap pengembangan dilakukan 

beberapa kegiatan (Prihatina, 2016), 

diantaranya adalah sebagai berikut: 

1. Perumusan ide, tokoh , alur dan 

pembentukan karakter 

2. Pembuatan sketsa/ story board 

3. Pembuatan desain/ ilustrasi gambar 

dengan Corel Draw 

4. Pemberian teks dan dialnjutkan 

dengan mencetak produk. 

5. Mencetak desain buku cerita 

bergambar yang telah dibuat, 

menggunakan kertas A5, jenis kertas 

ivory 230 gr untuk sampul dan art 

paper ukuran 120 gr untuk isi 

 

Tahap ke empat adalah penilaian dan 

evaluasi. Penilaian yang pertama adalah 

penilaian oleh ahli, yaitu ahli materi, ahli 

media dan ahli bahasa. Setelah mendapat 

penilaian dari ahli selanjutnya dilakukan 

revisi berdasarkan saran dan masukan.  

Berdasarkan uji validasi yang telah 

dilakukan oleh ahli materi, nilai yang 

didapatkan adalah dengan jumlah skor 112. 

Sehingga dapat diketahui bahwa nilai yang 

didapat adalah 89,6. Apabila di konversikan 

ke dalam data kualitatif, maka nilai yang di 

dapat termasuk dalam kategori “Baik Sekali”.  

Berdasarkan uji validasi yang telah 

dilakukan oleh ahli media, nilai yang 

didapatkan adalah dengan jumlah skor 64. 

Sehingga dapat diketahui bahwa nilai yang 

didapat adalah 85,33. Apabila di konversikan 

ke dalam data kualitatif, maka nilai yang di 

dapat termasuk dalam kategori “Baik Sekali”.  

Berdasarkan uji validasi yang telah 

dilakukan oleh ahli bahasa, nilai yang 

didapatkan adalah dengan jumlah skor 38. 

Sehingga dapat diketahui bahwa nilai yang di 

dapat adalah 76. Apabila dikonversikan ke 

dalam data kualitatif, maka nilai yang di 

dapatkan termasuk dalam kategori “Baik”.  

Hasil respon angket siswa dalam uji coba 

produk (uji coba kelompok kecil) terhadap 

buku cerita bergambar dapat dilihat pada tabel 

2. Hasil perhitungan respon siswa pada uji 

coba kelompok kecil menunjukkan nilai 96,42  

kemudian dikonversikan ke dalam data 

kualitatif, berdasarkan nilai tersebut dapat 

disimpulkan bahwa buku cerita bergambar 

tentang mitigasi bencana erupsi gunung api 

termasuk dalam kategori “Baik Sekali”. 

 

 



e-ISSN: 2503-3530                                                                                       p-ISSN: 2406-8012 

Pengembangan Buku Cerita Bergambar.....(Eni Suryaningsih dan Laila Fatmawati)             119 

Tabel 2. Data hasil angket respon siswa 

(uji coba kelompok kecil) 

 

No Nama Jumlah Jawaban Ya 

(Skor) 

1. Glh 14 

2. Uln 12 

3. Zk 14 

4. Isn 14 

5. Fnd 13 

6. Srs 14 

Jumlah 81 

Nilai 96,42 

Kategori Baik Sekali 

 

  Hasil perhitungan penilaian guru pada 

uji coba kelompok kecil menunjukkan nilai 

93,75 kemudian dikonversikan ke dalam data 

kualitatif, berdasarkan nilai tersebut dapat 

disimpulkan bahwa buku cerita bergambar 

tentang mitigasi bencana erupsi gunung api 

termasuk dalam kategori “Baik Sekali”. 

Seluruh nilai yang didapat dari angket 

respon siswa dan penilaian guru kemudian 

dicari rata-rata. Apabila nilai tersebut 

dikonversikan ke dalam data kualitatif maka 

penilaian buku cerita bergambar tentang 

mitigasi bencana erupsi gunung api dalam uji 

coba kelompok kecil termasuk dalam kategori 

“Baik Sekali”. 

Pada tahap uji coba pemakaian sebagai 

produk akhir bertujuan untuk melihat 

kelayakan dari buku cerita bergambar. 

Penilaian uji coba pemakaian di dapat melalui 

pengisian angket respon siswa kelompok 

besar dan angket penilaian guru yang  

dilakukan oleh guru kelas IV MI 

Muhammadiyah Kalibening, yaitu Daryanto, 

S.Pd. Adapun hasil data pada uji coba 

pemakaian adalah sebagai berikut: 

Hasil penilaian angket Respon Siswa 

dalam uji pemakaian (uji coba kelompok 

besar) adalah sebagai berikut: 

Tabel 3. Hasil Data Angket Respon Siswa (Uji Coba 

Pemakaian Kelompok Besar) 

 

No Nama siswa Jumlah Jawaban Ya 

(Skor) 

1. Zhr 14 

2. And 14 

3. Aml 14 

4. Nbl 14 

5. Rfk 13 

6. Nva 14 

7. Imm 13 

8. Aul 14 

9. Frl 14 

10 Dka 14 

11. Mwn 13 

12. Dms 14 

13. Tgr 14 

14. Frh 13 

15. Hfd 11 

16. Abd 14 

Jumlah 218 

Nilai 97,32 

Kriteria Sangat Baik 

 

Tabel 3. adalah hasil respon siswa 

terhadap buku cerita bergambar, diketahui 

skor yang diperoleh sebanyak 218 sehingga  

nilai yang diperoleh nilai 97,32  kemudian 

dikonversikan ke dalam data kualitatif, 

berdasarkan nilai tersebut dapat disimpulkan 

bahwa buku cerita bergambar tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api termasuk dalam 

kategori “Baik Sekali”. 

Hasil penilaian guru terhadap buku cerita 

bergambar, diketahui skor diperoleh sebanyak 

75 sehingga hasil perhitungan penilaian guru 

pada uji coba kelompok besar  menunjukkan 

nilai 80  kemudian dikonversikan ke dalam 

data kualitatif, berdasarkan nilai tersebut 

dapat disimpulkan bahwa buku cerita 

bergambar tentang mitigasi bencana erupsi 

gunung api termasuk dalam kategori “Baik 

Sekali”. 

Seluruh nilai yang didapat dari angket 

respon siswa dan penilaian guru kemudian 



p-ISSN: 2406-8012                                                                                       e-ISSN: 2503-3530 

120                           Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 112 - 124 

dicari rata-rata.  Apabila nilai tersebut 

dikonversikan ke dalam data kualitatif maka 

penilaian buku cerita bergambar tentang 

mitigasi bencana erupsi gunung api dalam uji 

coba kelompok besar termasuk dalam 

kategori “Baik Sekali”. 

Tahapan selanjutnya adalah analisis data, 

yang dilakukan setelah uji coba. Yang 

pertama analisis data kualitatif, berupa 

komentar dan saran dari penilaian. Ahli materi 

memberikan komentar dan saran yang bersifat 

membangun untuk perbaikan produk yang 

dikembangkan. Saran dan komentar dari ahli 

materi adalah untuk perbaikan redaksi, 

penambahan glosarium dan profil penulis. 

Ahli media memberikan komentar dan 

saran yang bersifat membangun untuk 

perbaikan produk yang dikembangkan. 

sebagai berikut; 1) Buku supaya dilengkapi 

dengan deskripsi singkat pada sampul 

belakang, dan ditambahkan profil penulis, 2) 

Potongan buku jangan sampai menghilangkan 

bagian teks pada cerita, 3) Sesuaikan 

pemilihan warna antara teks dengan 

background. Sedangkan ahli bahasa 

memberikan komentar yaitu tentang 

konsistensi penggunaan tanda baca dan 

penggunaan kosa kata/istilah yang lebih 

familiar. Hal ini sesuai dengan pendapat 

Kustandi & Sudjipto (2013: 145) bahwa aspek 

bahasa termasuk dalam komponen yang harus 

diperhatikan dalam pengembangan media 

pembelajaran.   Bahasa yang digunakan harus 

disesuaikan dengan karakter peserta didik, 

serta penggunaan istilah dan struktur kalimat 

harus jelas.  

Analisis hasil uji coba produk kelompok 

kecil, guru dan siswa memberikan komentar 

atau saran terhadap produk yang 

dikembangkan. Adapun komentar dan saran 

dalam tahap uji coba produk adalah sebagai 

berikut: 1) Siswa tertarik dengan buku cerita 

yang dikembangkan, 2) Siswa menjadi lebih 

bersemangat untuk membaca cerita kaena 

gambar dalam cerita bagus dan menarik, 3) 

Penyajian materi bagus sehingga dapat 

mendorong minat dan motivasi siswa dalam 

belajar.  

Analisis data uji coba pemakaian 

kelompok besar, siswa dan guru memberikan 

penilaian, saran dan kritik sebagai berikut; 1) 

Buku cerita bagus, menarik dan bahasa yang 

digunakan mudah dipahami, 2) Siswa antusias 

dan semangat dalam membaca buku cerita, 3) 

Buku cerita dapat memberikan motivasi 

belajar, 4) Buku cerita tepat dengan kondisi 

lingkungan sekolah yang berada di kawasan 

rawan bencana. 

Analisis data kuantitatif dilakukan 

Setelah uji validasi, hasil validasi dapat 

diketahui bahwa buku cerita yang 

dikembangkan mendapatkan nilai sebagai 

berikut: 

Tabel 4. Data Kuantitatif Hasil Uji Validasi 

No Penilaian Nilai Kategori 

1 Ahli materi 89,60 Baik Sekali 

2 Ahli media 85,33 Baik Sekali 

3 Ahli bahasa 76 Baik  

 Jumlah  250,93  

 Rata-rata 83,64 Baik Sekali 

 

Dari data pada tabel 4 dapat diketahui 

bahwa penilaian buku cerita bergambar oleh 

para ahli mendapat rata-rata 83,6 dan 

termasuk dalam kategori Baik Sekali dan 

dinyatakan layak untuk digunakan. Apabila 

dari keseluruhan nilai dalam diagram dicari 

maka diperoleh rata-rata sebesar 83, 64.  

Sedangkan dari data pada tabel 5 dapat 

diketahui bahwa penilaian buku cerita 

bergambar dalam uji coba mendapat rata-rata 

91,87 dan termasuk dalam kategori “Baik 

Sekali”. Apabila dari keseluruhan nilai uji 



e-ISSN: 2503-3530                                                                                       p-ISSN: 2406-8012 

Pengembangan Buku Cerita Bergambar.....(Eni Suryaningsih dan Laila Fatmawati)             121 

coba dalam diagram dicari maka diperoleh 

rata-rata sebesar 91, 87. 

 
Tabel 5. Data Kuantitatif Hasil Uji Coba 

No Penilaian Nilai Kategori 

1 Uji coba produk  

 Angket respon 

siswa 

96,42 Baik 

Sekali 

Penilaian guru 93,75 Baik 

Sekali 

2 Uji coba 

pemakaian 

 

 Angket respon 

siswa 

97,32 Baik 

Sekali 

Penilaian guru 80,00 Baik 

Sekali 

 Jumlah 367,49  

 Rata-rata 91,87 Baik 

Sekali 

 

Seluruh penilaian dari 3 ahli, angket 

respon siswa dan penilaian guru dari uji coba 

produk dan uji coba pemakaian terhadap buku 

cerita bergambar tentang mitigasi bencana 

erupsi gunung api dapat dicari rata-rata 

dengan menggunakan rumus yang sudah 

ditentukan diperoleh hasil sebesar 87,75 

Berdasarkan nilai tersebut setelah dicari 

rata-rata maka nilai dari keseluruhan penilaian 

dari buku cerita bergambar tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api dikonversikan dan 

dapat disimpulkan dalam kategori “Baik 

Sekali”. 

Buku cerita bergambar tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api yang 

dikembangkan berisi tentang upaya-upaya 

mitigasi bencana erupsi gunung api, atau 

langkah-langkah yang harus dilakukan ketika 

terjadi erupsi gunung api yang dikemas dalam 

bentuk cerita bergambar. Kalimat yang 

digunakan dalam buku cerita bergambar juga 

disesuaikan dengan anak usia SD, yaitu 

dengan bahasa yang tidak berbelit dan mudah 

dipahami (Sugiarti, 2015).  

Buku cerita dilengkapi dengan gambar-

gambar yang menarik agar siswa tertarik 

untuk membaca dan mempelajarinya. Hal ini 

sesuai dengan (Wahyuningsih, 2012) yang 

menyebutkan bahwa minat itu dapat timbul 

ketika peserta didik tertarik dengan sesuatu, 

dan sesuatu yang dibutuhkan atau dipelajari 

tersebut dapat bermakna bagi dirinya.  

Buku cerita bergambar tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api ini dapat 

digunakan sebagai buku suplemen dalam 

pembelajaran IPS, serta dapat digunakan 

sebagai media pembelajaran tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api. Hal ini didukung 

dengan pendapat (Wahyuningsih, 2012) yang 

mengatakan bahwa media pembelajaran 

merupakan alat yang berfungsi untuk 

menyampaikan pesan pembelajaran.  

Berdasarkan deskripsi data penilaian 

yang telah tersaji, buku cerita bergambar yang 

dikembangkan ini telah mendapatkan nilai 

dengan kategori sangat baik dan layak untuk 

digunakan. Buku ini dapat dijadikan sebagai 

salah satu sumber untuk mengajarkan mitigasi 

bencana erupsi gunung api sejak dini kepada 

siswa sekolah dasar, khususnya di sekolah-

sekolah yang berada di daerah rawan bencana.  

   

SIMPULAN DAN SARAN 

Setelah melalui beberapa tahapan dalam 

penelitian, produk buku cerita bergambar 

tentang mitigasi bencana erupsi gunung api 

telah selesai dikembangkan. Berdasarkan 

hasil penelitian dan pembahasan maka dapat 

diambil kesimpulan sebagai berikut: 

Telah dikembangkan buku cerita 

bergambar tentang mitigasi bencana erupsi 

gunung api untuk siswa SD/MI kelas IV di 

daerah kawasan rawan bencana melalui 8 

tahap pengembangan. Produk yang 

dikembangkan berbentuk buku cerita 

bergambar yang telah diuji validasi oleh dosen 



p-ISSN: 2406-8012                                                                                       e-ISSN: 2503-3530 

122                           Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 112 - 124 

ahli materi, ahli media dan ahli bahasa. Dinilai 

oleh 6 siswa kelas IV SD Negeri 

Ngargomulyo, 16 siswa MI Muhammadiyah 

Kalibening serta guru kelas IV dari kedua 

sekolah tersebut. 

Pengembangan buku cerita bergambar 

tentang mitigasi bencana erupsi gunung api 

disusun dengan menerapkan model 

pengembangan Sugiyono (2013: 201). 

Langkah analisis meliputi analisis kurikulum, 

analisis karakteristik siswa dan materi. Tahap 

perancangan dilaksanakan dengan menyusun 

materi dan pembuatan story board. Pada tahap 

pengembangan dilaksanakan pengembangan 

buku cerita kemudian dilanjukan pada tahap 

mencetak desain. Hasil validasi dari ahli 

menunjukkan tingkat kelayakan sangat baik 

dan buku cerita tersebut dapat diujicobakan 

dengan revisi. Uji coba kelompok kecil 

dilakukan terhadap 6 siswa, sedangkan pada 

uji coba kelompok besar dilakukan pada 16 

siswa yang diambil secara acak.  

Kelayakan buku cerita bergambar tentang 

mitigasi bencana erupsi gunung api 

berdasarkan penilaian tiga dosen ahli, masing-

masing mendapatkan nilai sebagai berikut, 

89,6 dari ahli materi, 85,33 dari ahli media, 76 

dari ahli bahasa, 95,08 pada uji coba 

kelompok kecil dan 88,6 pada uji coba 

kelompok besar. Apabila diambil nilai rata-

rata dari uji validasi mendapatkan nilai 83,64, 

dan nilai rata-rata dari uji coba produk 

mendapatkan nilai 91,87. Dengan demikian 

buku cerita bergambar tentang mitigasi 

bencana erupsi gunung api untuk siswa 

SD/MI kelas IV di daerah rawan bencana 

layak untuk digunakan. 

Saran yang dapat disampaikan 

berdasarkan penelitian ini dalam rangka 

mengembangkan bahan ajar serta media 

khususnya buku cerita adalah, buku cerita 

bergambar tentang mitigasi bencana erupsi 

gunung api yang dihasilkan dapat 

dikembangkan dengan cerita yang berbeda, 

ataupun materi mitigasi bencana yang lainya. 

Selain itu dapat digunakan sebagai bahan ajar 

untuk siswa sekolah dasar dan pendidikan 

selanjutnya terkait dengan pembelajaran 

mitigasi bencana sejak dini.  

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 



e-ISSN: 2503-3530                                                                                       p-ISSN: 2406-8012 

Pengembangan Buku Cerita Bergambar.....(Eni Suryaningsih dan Laila Fatmawati)             123 

DAFTAR PUSTAKA 

 

Arifianti, Y. (2011). Buku Mengenal Tanah Longsor Sebagai Media Pembelajaran Bencana 

Sejak Dini. Bulletin Vulkanologi dan Bencana Geologi, 6(3), 17-24. 

 

Arikunto, Suharsimi & Sarifudin Cepi. (2009). Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi 

Aksara. 

 

Basyid, A. (2010). Pengembangan Peta Rencana Kontijensi Bencana Gunung Api. Jurnal 

Itenas Rekayasa, 14(4), 216-226. 

 

BNPB. (2010). “Peta Zona Ancaman Merapi”. http://geospasial.bnpb.go.id/wp-

content/uploads/2010/11/2010-11-15_update_zonasi_ancaman_merapi_bnpb.pdf. (di 

akses tanggal 12 Oktober 2017) 

 

Faizah, U. (2009). “Keefektifan cerita bergambar untuk pendidikan nilai dan keterampilan 

berbahasa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia”. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 3(3), 

249-256. 

 

Lestari, P., Prabowo, A., & Wibawa, A. (2012). “Manajemen Komunikasi Bencana Merapi 

2010 pada saat Tanggap Darurat”. Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran 

Yogyakarta, 10(2), 173-197. 

 

Nirmalawati, N. (2012). Pembentukan Konsep Diri Pada Siswa Pendidikan Dasar Dalam 

Memahami Mitigasi Bencana. SMARTek, 9(1), 61-69. 

 

Nur, A. M. (2010). Gempa Bumi, Tsunami Dan Mitigasinya. Jurnal Geografi, 7(1), 66-73. 

 

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Anak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 

 

Prihatina, R. R. N. (2016). Pengembangan Media Pembelajaran Buku Cerita Bergambar untuk 

Pembelajaran IPS Siswa SMP Kelas VIII. Social Studies, 5(8), 1-10. 

 

Purwanto, Ngalin. (2013). Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Remaja 

Rosdakarya. 

 

Rahmawati, Aulia. (2016). Penerapan SQ3R Berbantuan Reka Cerita Gambar untuk 

Meningkatkan Pemahaman Membaca dan Hasil Belajar siswa. Profesi Pendidikan 

Dasar, Vol. 3, No. 2, hlm. 126-132 

 

Rizal, M. (2014). Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing dengan Multi Representasi 

terhadap Keterampilan Proses Sains dan Penguasaan Konsep IPA Siswa SMP. Jurnal 

Pendidikan Sains, 2(3), 159-165. 

 

Sapriya. (2011). Pendidikan IPS. Bandung: Rosdakarya. 

 

Sudjana, Nana & Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 

http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2010/11/2010-11-15_update_zonasi_ancaman_merapi_bnpb.pdf
http://geospasial.bnpb.go.id/wp-content/uploads/2010/11/2010-11-15_update_zonasi_ancaman_merapi_bnpb.pdf


p-ISSN: 2406-8012                                                                                       e-ISSN: 2503-3530 

124                           Profesi Pendidikan Dasar, Vol. 4, No. 2, Desember 2017: 112 - 124 

 

Sugiarti, D. (2015). Pembuatan Buku Cerita Bergambar Dengan Tokoh Gatotkaca Sebagai 

Media Pembelajaran Kelas B TK Khalifah Surabaya. Jurnal Pendidikan Seni 

Rupa, 3(1), 64-69. 

 

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D. 

Bandung: Alfabeta. 

 

Suhardjo, D. (2011). Arti Penting Pendidikan Mitigasi Bencana Dalam Mengurangi Resiko 

Bencana. Jurnal Cakrawala Pendidikan, (2), 174-188. 

 

Susilo, A. N., & Rudiarto, I. (2014). Analisis Tingkat Resiko Erupsi Gunung Merapi Terhadap 

Permukiman di Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten. Teknik PWK (Perencanaan 

Wilayah Kota), 3(1), 34-49. 

 

Syaodih, Nana. 2013. Pengembangan Kurikulum. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 

 

Wahyuningsih, A. N. (2012). Pengembangan Media Komik Bergambar Materi Sistem Saraf 

Untuk Pembelajaran Yang Menggunakan Strategi PQ4R. Journal of Innovative Science 

Education, 1(1), 20-27.