Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 109 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 Vol. 5, No. 2, Desember 2018 PROFESI PENDIDIKAN DASAR e-ISSN: 2503-3530 p-ISSN: 2406-8012 DOI: https://doi.org/10.23917/ppd.v1i2.5877 PENGARUH PENGGUNAAN METODE “SENIMAN ALAM” TERHADAP HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATIF SISWA SEKOLAH DASAR Fauzatul Ma’rufah Rohmanurmeta FKIP, Universitas PGRI Madiun fauzatul@unipma.ac.id PENDAHULUAN Pembelajaran tematik integratif hendaknya menjadi wahana untuk mendidik anak- anak. Menguasai materi hanyalah sebagian kecil tujuan pembelajaran tematik integratif. Hal yang lebih penting adalah agar melalui pembelajaran tematik integratif anak-anak dapat berkembang menjadi manusia yang seutuhnya melalui aspek agama, sosial, pengetahuan, dan keterampilan. Pembelajaran tematik integratif menekankan pada keterlibatan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga peserta didik dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk dapat menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Teori pembelajaran ini dimotori para tokoh Psikologi Gestalt, termasuk Piaget yang menekankan bahwa pembelajaran haruslah bermakna dan berorientasi pada kebutuhan dan perkembangan anak. Pembelajaran dapat bermakna ketika siswa diajak untuk dekat dengan alam. Alam ini memang diciptakan untuk kepentingan manusia, tetapi dalam memanfaatkannya kita harus mampu bertindak secara cerdas, agar apa yang sudah kita manfaatkan ini tidak rusak. Oleh karena itu perlu suatu pembelajaran yang terjun langsung ke lingkungan alam agar kita jauh lebih mengenal lingkungan tersebut. Untuk menjawab permasalahan yang Abstrak: This study aims to determine the effect of natural artist methods on learning outcomes on integrative thematic learning in fourth grade students of elementary school. The research design used in this research is True Experimental form Posttest-Only Control Design. The experimental group of this research is the fourth grader of SDN 1 Nglayang, while the control group is SDN 2 Nglayang. Data collection is done by using the techniques of documentation, tests, and observation. In analyzing the data, this study uses statistical data analysis with the formula t test separated variance. The results of the study showed a significant difference, for dk 4 and significance level of 0.05 obtained t value = 3.296 and t table = 1.7011. The average score of students taught by Natural Artist's learning method is 66.67, while the average score of students taught by conventional learning method is 52. Thus, the use of artist learning method influences the learning outcomes in integrative thematic learning of fourth grade students of SD. Keywords: Natural Artist Method, Learning Outcomes, Integrative Thematic Learning https://doi.org/10.23917/ppd.v1i2.5877 mailto:fauzatul@unipma.ac.id Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 110 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 terjadi, diperlukan upaya untuk memperbaiki kualitas pembelajaran tematik integratif agar dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Sebagai guru hendaknya mampu memberikan penguasaan konsep serta mampu menerapkan proses pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh aspek yang dimiliki siswa, baik aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Guru harus pandai memilih metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan suatu materi pembelajaran. Agar pengetahuan dan pemahaman siswa tentang pembelajaran tematik integratif itu terekam dengan baik, maka wujud yang konkrit lebih berkesan daripada konsep-konsep abstrak, khususnya untuk siswa kelas IV SD. Oleh sebab itu di dalam merencanakan pembelajaran tematik integratif kelas IV perlu digunakan pendekatan dan metode yang dapat menampilkan hal-hal yang konkret (Noehi Nasution & A.A. Ketut Budiastra, 2002: 5.32). Berdasarkan observasi peneliti di SDN 1 Nglayang, hasil pembelajaran tematik integratif pada siswa kelas 4 cenderung rendah. Hasil ulangan siswa pada tema peduli terhadap makhluk hidup menunjukkan 80% dari total siswa yang berjumlah 29 anak kurang dari KKM. Pembelajaran tematik integratif di sekolah ini memang lebih bersifat teoritis dan cenderung menggunakan metode ceramah. Akibatnya, siswa belajar dengan menghafal materi tanpa tahu makna dari konsep. Mereka juga cenderung tidak bisa menjelaskan apa yang sudah mereka pelajari. Terdapat masalah di SDN 1 Nglayang yaitu rendahnya hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik integratif. Pembelajaran tematik integratif kelas IV masih menggunakan metode konvensional. Guru menerangkan dan siswa mendengarkan kemudian mencatatnya. Jika siswa belum memahami, guru mengulang kembali pelajaran. Sehingga siswa menjadi kurang aktif, terutama dalam menjelaskan konsep-konsep materi pembelajaran tematik integratif. Saat ini pembelajaran tematik integratif di SDN 1 Nglayang masih bersifat verbalistik, sehingga siswa kesulitan memahami konsep materi pelajaran yang telah diajarkan. Selain itu dalam pembelajaran melibatkan lingkungan nyata untuk meningkatkan pemahaman siswa. Siswa hanya duduk, dengar, catat, dan menghafal materi pembelajaran tanpa benar-benar memahami materi tersebut. Hal ini menyebabkan konsep pembelajaran tematik integratif yang diajarkan tidak mampu dikuasai oleh siswa. Salah satu alternatif pembelajaran tematik integratif yang diduga dapat meningkatkan penguasaan konsep dan pemahaman hakikat lingkungan hidup adalah pembelajaran dengan metode “Seniman Alam”. Metode ini merupakan pengkombinasian antara metode eksperimen, demonstrasi, dan pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar. Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Mayangsari,dkk (2014:31) menjelaskan bahwa metode eksperiman dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sedangkan berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Kamoyo, dkk (2014: 109) menjelaskan bahwa penggunaan metode demonstrasi memiliki pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dengan adanya metode eksperimen, demonstrasi, dan dipadukan lagi dengan proses pemanfaatan lingkungan alam sebagai sumber belajar atau yang disebut metode seniman alam dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar pada pembelajaran tematik integratif siswa di Sekolah Dasar. Manusia belajar sejak lahir hingga akhir hayatnya. Kemampuan manusia untuk belajar merupakan karakteristik penting yang membedakan manusia dengan makhluk Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 111 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 hidup lainnya. Belajar memberikan keuntungan, baik bagi individu maupun masyarakat. Bagi individu, kemampuan belajar secara terus menerus bisa semakin meningkatkan kualitas hidupnya. Bagi masyarakat, belajar berperan penting dalam mentransmisikan budaya dan pengetahuan dari generasi ke generasi (Rahyubi, 2012: 1). Pembelajaran secara simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks pembelajaran hakikatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari makna ini jelas terlihat bahwa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan peserta didik, dimana antara keduanya terjadi komunikasi (transfer) yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya (Trianto, 2010: 17). Menurut Loeloek dan Sofan (2013: 29) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif atau pembelajaran tematik terpadu merupakan sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa. Pembelajaran tematik integratif bersifat memandu yang berguna untuk mencapai kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan mengoptimalkan kecerdasan ganda yang ada pada diri siswa sehingga dapat mengembangkan potensi afektif, psikomotorik, dan kognitif. Sedangkan Kemendikbud (2013: 193) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif atau pembelajaran terpadu menekankan pada beberapa mata pelajaran yang disatukan dalam sebuah tema yang lebih diutamakan pada makna belajar, dan keterkaitan berbagai konsep disiplin ilmu. Pembelajaran dengan tema tertentu bertujuan agar meningkatkan minat dan motivasi siswa terhadap pembelajara sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman belajar secara langsung. Menurut Indriani (2015:89) implementasi pembelajaran tematik dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut; 1) perencanaan; 2) penerapan pembelajaran; 3) evaluasi. Dalam tahap perencanaan guru melakukan pemetaan KD, penentuan tema, analisis indikator, penetapan jaringan tema, penyusunan silabus, dan penyusunan RPP. Sedangkan dalam tahap penerapan/pelaksanaan pembelajaran dilakukan melalui langkah- langkah kegiatan pendahuluan, inti, dan akhir. Adapun dalam tahap evaluasi atau penilaian pembelajaran tematik dilakukan dengan penilaian proses dan hasil. Banyak metode pembelajaran yang dapat dipergunakan dalam menyajikan pembelajaran tematik integratif kepada siswa. Beberapa metode yang dapat digunakan adalah metode demonstrasi dan eksperimen. Sanjaya (2008: 152) mengemukakan bahwa metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Metode eksperimen adalah cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari (Djamarah & Zain, 2002: 95). Penggunaan metode demonstrasi selalu diikuti dengan eksperimen. Apa pun yang didemonstrasikan, baik oleh guru maupun oleh siswa (yang dianggap mampu untuk Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 112 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 melakukan demonstrasi), tanpa diikuti dengan eksperimen tidak akan mencapai hasil yang efektif. Dalam melaksanakan demonstrasi, seorang demonstrator menjelaskan apa yang akan didemonstrasikannya, sehingga semua siswa dapat mengikuti jalannya demonstrasi tersebut dengan baik. Sedangkan metode eksperimen adalah metode yang siswanya mencoba mempraktikkan suatu proses tersebut, setelah melihat/mengamati apa yang telah didemonstrasikan oleh seorang demonstrator. Eksperimen dapat juga dilakukan untuk membuktikan kebenaran sesuatu, misalnya menguji sebuah hipotesis (Djamarah & Zain, 2002: 112). Metode “Seniman Alam” merupakan pengkombinasian antara metode demonstrasi, eksperimen, dan lingkungan alam sebagai sumber belajar. Dalam metode “Seniman Alam” ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu objek, keadaan, atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses yang dialaminya itu. Semua proses yang dialami siswa tersebut mempergunakan lingkungan alam sebagai sumber belajarnya. Mereka mengamati, menganalisis apa yang ada di lingkungan yang dijadikan sebagai sumber belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SDN Nglayang yang terletak di Desa Nglayang, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Penetapan tempat penelitian ini didasarkan pada hasil observasi lapangan. Desain penelitian yang dipilih adalah dengan menggunakan desain penelitian Posttest-Only Control Design. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing- masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah semua SD di kecamatan jenangan kabupaten Ponorogo. Sedangkan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah SDN 1 Nglayang sebagai kelas eksperimen, dan SDN 2 Nglayang sebagai kelas kontrol. Pada penelitian ini, teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik sampling jenuh. Hal ini sesuai pendapat Sugiyono (2010: 124) yang menjelaskan bahwa sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara dokumentasi, observasi, dan tes. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes, tes tertulis dan tes kinerja. Tes tertulis yang digunakan adalah tes pilihan ganda (multiple choice) sebanyak 20 soal. Pertanyaan mengacu pada pokok bahasan tentang struktur daun dan fungsinya, siswa diminta untuk memilih salah satu jawaban yang dianggap paling benar. Sedangkan tes kinerja diukur dengan melihat hasil karya yang dihasilkan siswa melalui kegiatan pembelajaran, baik berupa gambar maupun Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 113 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 kerajinan tangan, serta partisipasi siswa dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengobservasi keaktifan siswa, dalam penelitian ini digunakan tabel pengamatan. Tes dilakukan satu kali yaitu pada post test. Post test dilakukan sesudah perlakuan (treatment). Tujuannya untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkannya pembelajaran dengan metode seniman alam. Langkah-langkah membuat tes yaitu: 1) membuat kisi-kisi soal tes, 2) menyusun soal tes, 3) mengadakan uji coba, 4) menganalisis hasil uji coba. Sebuah tes yang baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur secara tepat. Sedangkan uji reliabilitas menurut Arifin (2012: 248) adalah derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Reliabilitas berkenaan dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan. Suatu instrumen dapat dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda. Daya Beda pada dasarnya adalah suatu tes yang disusun untuk memisahkan antara siswa yang menguasai materi pelajaran dan siswa yang tidak menguasai materi pelajaran. Daya beda adalah sebuah butir soal yang menyatakan seberapa jauh kemampuan suatu soal mampu membedakan kemampuan individu peserta tes. Dalam penelitian ini item soal tes dikatakan memenuhi syarat dan soal tersebut dapat digunakan jika nilai D > 0,20. Sedangkan jika nilai D < 0,20 maka soal tersebut tidak dapat digunakan karena mempunyai kriteria yang jelek. Sebuah butir soal dikatakan mudah jika sebagian besar siswa dapat menjawab dengan benar dan dikatakan sukar jika sebagian besar siswa tidak bisa menjawab dengan benar. Klasifikasinya jika nilai tingkat kesukaran < 0,30 maka item soal tergolong sukar, Jika nilai tingkat kesukaran 0,3 s.d 0,7 maka item soal tersebut tergolong sedang, dan jika nilai tingkat kesukaran < 0,10 maka item soal tersebut tergolong mudah. Adapun langkah-langkah analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Uji asumsi dasar Uji normalitas digunakan untuk menguji normal tidaknya penyebaran data. Apabila data yang dianalisis berdistribusi normal maka peneliti boleh menggunakan teknik statistik parametris, sedangkan apabila data yang diolah tidak merupakan sebaran normal, peneliti harus menggunakan statistik non-parametris (Arikunto, 2005: 300). Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Chi-Kuadrat. Sedangkan uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah varians kedua data sampel homogen atau tidak. Jika varians kedua data sampel tidak homogen, maka pengujian hipotesis tidak dapat dilanjutkan. Uji homogenitas pada penelitian ini menggunakan rumus uji-F. Selanjutnya F hitung ini dikonsultasikan dengan F tabel. Jika harga F hitung lebih kecil (<) dari harga F tabel, maka varians kedua data sampel dapat dinyatakan homogeny. Sebaliknya, jika harga H hitung lebih besar atau sama dengan (≥) harga F tabel, maka varians kedua sampel dinyatakan tidak homogen. Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 114 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 2. Uji hipotesis Hipotesis yang diujikan dalam penelitian ini adalah “adanya pengaruh yang signifikan dari penggunaan metode Seniman Alam terhadap hasil belajar pada pembelajaran tematik integratif siswa kelas IV SDN 1 Nglayang Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo Tahun Pelajaran 2016/2017”. Teknik statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalah teknik t-test (separated varian). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil belajar pada pembelajaran tematik integratif tema peduli terhadap makhluk hidup kelas eksperimen yaitu hasil belajar pada pembelajaran tematik integratif siswa kelas IV SDN 1 Nglayang yang menggunakan metode Seniman Alam yang diperoleh melalui tes. Tes terdiri dari 20 item pertanyaan. Berdasarkan tes yang diberikan kepada 15 siswa dari kelas eksperimen telah diperoleh table 1. Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Eksperimen Kelas Interval F F kumulatif F% 82 – 89 2 2 13,33% 74 – 81 3 5 20% 66 – 73 2 7 13,33% 58 – 65 4 11 26,67% 50 – 57 4 15 26,67% Jumlah 15 100% Hasil belajar kelas kontrol yaitu hasil belajar pada pembelajaran tematik integratif siswa tema peduli terhadap makhluk hidup kelas IV SDN 2 Nglayang yang menggunakan metode pembelajaran konvensional yang diperoleh melalui tes. Tes terdiri dari 20 item pertanyaan. Berdasarkan tes yang diberikan kepada 15 siswa dari kelas kontrol telah diperoleh tabel distribusi frekuensi sebagai berikut: Tabel 2. Distribusi Frekuensi Nilai Kelas Kontrol Kelas Interval F F kumulatif F% 71 – 79 1 1 6,67% 62 – 70 3 4 20% 53 – 61 2 6 13,33% 44 – 52 5 11 33,33% 35 – 43 4 15 26,67% Jumlah 15 100% Soal tes uji coba yang digunakan berjumlah 30 item soal pilihan ganda dan telah diujikan kepada 19 siswa. Tes ujicoba dilakukan untuk menguji kelayakan soal instrumen penelitian yang digunakan. Tes dilakukan di SDN 1 Plalangan, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo. Analisis uji instrumen menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji daya beda, dan uji daya kesukaran. Sehingga diperoleh data sebagai berikut: Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 115 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 a. Uji Validitas Dari hasil uji coba soal tes pada 19 responden yang diformulasikan dengan r product moment dengan taraf signifikansi 5%, maka diperoleh 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 adalah 0,456 sehingga item soal dikatakan valid jika 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 0,456. Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 30 butir soal pilihan ganda menunjukkan bahwa 20 soal memiliki validitas lebih dari 0,456 sehingga dinyatakan valid dan dapat digunakan sebagai soal tes dalam penelitian b. Uji Reliabilitas Soal tes yang telah diuji cobakan dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan rumus K-R 20 untuk mengetahui reliabilitas butir soal. Hasil uji reliabilitas soal tes menunjukkan data yang reliabel sebesar 1,2502. Data ini menunjukkan nilai yang lebih besar dari 0,456 sehingga soal tes dinyatakan layak untuk digunakan dalam penelitian. c. Daya Beda dan Tingkat Kesukaran Soal tes yang dinyatakan memenuhi kriteria daya beda adalah soal tes dengan kategori baik dan sedang. Berdasarkan hasil perhitungan daya beda soal tes yang sudah diujikan menunjukkan bahwa 27 soal dinyatakan layak untuk digunakan dalam penelitian karena memenuhi kategori baik dan sedang. Hasil perhitungan tingkat kesukaran soal tes yang sudah diuji cobakan menunjukkan tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Soal tes dengan tingkat kesukaran mudah sebanyak 3 butir soal. Soal tes dengan kategori sedang sebanyak 16 butir soal dan 11 soal dinyatakan sukar. d. Uji Normalitas Dalam penelitian ini, data yang diuji normalitasnya adalah data dari hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol pada pembelajaran tematik integratif. Uji normalitas pada hasil belajar siswa kelas eksperimen dengan jumlah 15 orang, taraf signifikansi 5%, dan dk 4 diperoleh nilai chi-kuadrat tabel sebesar 9,488. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai chi-kuadrat sebesar 3,83 sehingga data dinyatakan berdistribusi normal karena nilai Chi-Kuadrat hitung < Chi-Kuadrat tabel. Uji normalitas hasil belajar siswa kelas kontrol dengan jumlah 15 siswa, taraf signifikansi 5%, dan dk 4 diperoleh nilai chi-kuadrat tabel sebesar 9,488. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai chi-kuadrat sebesar 3,16 sehingga data dinyatakan berdistribusi normal karena nilai Chi-Kuadrat hitung < Chi-Kuadrat table. e. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk menguji apakah sampel yang diambil berasal dari populasi yang homogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan taraf signifikansi 5%. Dari hasil uji homogenitas berdasarkan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh Fhitung sebesar 1,0763 sedangkan Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 116 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 nilai Ftabel sebesar 2,40. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa kedua varian adalah sama karena Fhitung lebih kecil dari Ftabel. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan t- test dengan rumus separated varian. Uji t tersebut digunakan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran Seniman Alam terhadap hasil belajar pada pembelajaran tematik integratif siswa kelas IV. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji t dengan varian homogen dan tingkat signifikansi 5%. Dari hasil perhitungan diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 3,296 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,7011. Hasil perhitungan tersebut menunjukkan bahwa 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 . Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui adanya pengaruh metode pembelajaran Seniman Alam yang signifikan terhadap hasil belajar pada pembelajaran tematik integratif siswa kelas IV yang ditunjukkan dari perbedaan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan hasil analisis data, maka peneliti menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran Seniman Alam terhadap hasil belajar pada pembelajaran tematik integratif siswa kelas IV SDN I Nglayang tahun ajaran 2016/2017. Menurut hasil penelitian di SDN Nglayang tahun pelajaran 2016/2017 pada pembelajaran tematik integratif kelas IV dengan jumlah siswa masing-masing 15, ditemukan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar antara siswa SDN 1 Nglayang yang menggunakan metode Seniman Alam dan hasil belajar siswa SDN 2 Nglayang yang menggunakan metode pembelajaran konvensional. Diperoleh rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan metode Seniman Alam 66,67, nilai terendah 50 dan nilai tertinggi 85. Sedangkan rata-rata hasil belajar siswa dengan metode pembelajaran konvensional sebesar 52, nilai terendah 35 dan tertinggi 75. Selanjutnya dengan pembuktian hipotesis terbukti bahwa jumlah uji hipotesis untuk metode Seniman Alam yaitu 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 3,296 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,7011. Hasil penghitungan analisis data menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan metode seniman alam terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik integratif. Sikap siswa lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran karena siswa dituntut untuk mencari pengetahuannya sendiri melalui pengamatan. Seniman Alam merupakan suatu metode pembelajaran yang menuntut siswa mengamati, menganalisis apa yang ada di lingkungan alam secara langsung untuk mencari kebenaran, mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan mengenai suatu objek, keadaan, atau proses yang dialaminya itu kemudian menuangkannya dalam bentuk hasil kreativitas. Seniman Alam dilakukan dengan mengajak siswa mengamati objek yang berhubungan dengan materi secara langsung dan membuat hasil kreativitas dari apa yang telah dilihat dan dialami ketika mereka berada di lingkungan alam. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa akan lebih meyakini kebenaran materi pembelajaran. Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 117 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 Dalam penerapan metode Seniman Alam di SDN 1 Nglayang terdapat sedikit kendala, diantaranya adalah oleh karena lingkungan SDN 1 Nglayang yang luas menyebabkan guru tidak bisa maksimal mengawasi kegiatan pengamatan siswa. Untuk menerapkan metode pembelajaran Seniman Alam memang diperlukan profesionalitas guru dalam pembelajaran terutama di sekolah dasar. Guru harus mampu mengatur waktu dan kelas agar pembelajaran berjalan efektif. Walaupun begitu, dengan metode pembelajaran Seniman Alam siswa kelas IV SDN 1 Nglayang lebih antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran. Pembelajaran menjadi lebih menyenangkan. Mereka pun mampu mengerjakan tugas dengan penuh tanggung jawab dan menunjukkan hasil belajar yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas yang tidak menggunakan metode pembelajaran Seniman Alam. Kelebihan Metode Seniman Alam tersebut terbukti dengan hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN 1 Nglayang pada pembelajaran tematik integratif kelas IV. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis yang berbunyi tidak ada pengaruh metode pembelajaran seniman alam yang signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Nglayang Kecamatan Jenangan ditolak. Hipotesis tersebut diuji menggunakan rumus t- test separated varian dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan analisis data hasil belajar siswa kelas IV tersebut diperoleh 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 3,296 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,7011 sehingga Ha diterima karena 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙. Hipotesis yang berbunyi ada pengaruh metode pembelajaran Seniman Alam yang signifikan terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN 1 Nglayang Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo tahun ajaran 2016/2017 diterima. SIMPULAN Hasil analisis data menunjukkan 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebesar 3,296 dan 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 sebesar 1,7011. Kriteria pengujian Ho ditolak dan Ha diterima jika thitung > ttabel. Uji hipotesis menunjukkan thitung > ttabel maka Ha diterima. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh metode Seniman Alam yang signifikan terhadap hasil belajar siswa pada pembelajaran tematik integratif di kelas IV SDN I Nglayang, Kecamatan Jenangan, Kabupaten Ponorogo Tahun Ajaran 2016/2017. Pengaruh Penggunaan Metode.....(Fauzatul Ma’rufah R) 118 JPPD, 5, (2), hlm. 109-118 DAFTAR PUSTAKA Djamarah, S.J. &. Zain, A. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Indriani, F. (2015). Kompetensi Pedagogik Mahasiswa Dalam Mengelola Pembelajaran Tematik Integratif Kurikulum 2013 pada Pengajaran Micro di PGSD UAD Yogyakarta. Profesi Pendidikan Dasar Vol. 2. No. 2, hlm 87-94. Kamoyo. R, Rede, A. & Sabang, S.R. (2014). Penerapan Metode Demonstrasi Sebagai Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa di Kelas III SDN Mire. Jurnal Kreatif Tadulako Online,, Vol. 5 No. 2. ISSN: 2354-614X Kemendikbud. (2013). Kerangka Dasar Kurikulum 2013. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar. Jakarta Loeloek, E. P, Sofan, A. (2013). Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta: Prestasi Pustaka. Mayangsari. D, Nuriman, & Agustiningsih (2014). Penerapan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Aktivitas & Hasil Belajar IPA Siswa Kelas VI Pokok Bahasan Konduktor & Isolator SDN Semboro Probolinggo Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal Edukasi UNEJ,, Vol. 1 No. 1, hlm. 27-31. Nasution, N dan Budiastra, (2002). Pendidikan Ipa di SD. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. Rahyubi, H. (2012). Tori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Bandung: Nusa Media. Sanjaya, W. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Trianto. (2010). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif- Progesif. Jakarta: Kencana.