ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STROUS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 27 ANALISIS DAYA DUKUNG PONDASI STRAUSS PILE PADA PEMBANGUNAN GEDUNG MINI HOSPITAL UNIVERSITAS KADIRI Agata Iwan Candra Fakultas Teknik, Universitas Kadiri email: iwan_candra@unik-kediri.ac.id ABSTRACT The foundation is an important building structure in the field of construction because it functions as the support of a building. The foundation must be planned appropriately to maintain the stability of the building. Strauss foundation is one type of foundation that is used to carry the burden if hard soil that has a strong carrying capacity is very deep from the ground surface. This study aims to calculate the carrying capacity of the Strauss foundation using the Meyerhof method. To estimate the carrying capacity of the soil, field testing is carried out using a CPT (Cone Penetration Test). The results of the analysis show that the carrying capacity of the deepest shallow foundation is 2 meters with an ultimate carrying capacity of 188 kg. While the carrying capacity of foundations in the depth of 3 to 5 meters. The most efficient result by Meyerhof's calculation was the number of poles as much as 2 at a depth of 4 meters with a pile group capacity of 74.13 tons, greater than the maximum load (69.42 tons) Keywords: Carrying capacity, CPT (Cone Penetration Test), Strauss Foundation, Meyerhof. ABSTRAK Pondasi merupakan struktur bangunan yang penting dalam bidang konstruksi karena berfungsi sebagai penompang sebuah bangunan. Pondasi harus direncanakan dengan tepat untuk menajaga kestabilan bangunan. Pondasi strauss merupakan salah satu jenis pondasi yang digunakan untuk memikul beban apabila tanah keras yang mempunyai daya dukung yang kuat letaknya sangat dalam dari permukaan tanah. Penelitian ini bertujuan untuk menghitung daya dukung tanah pondasi strauss menggunakan metode Meyerhof. Untuk memperkirakan daya dukung tanah dilakukan pengujian lapangan dengan menggunakan CPT (Cone Penetration Test). Hasil analisis menunjukkan bahwa daya dukung pondasi dangkal terdalam pada 2 meter dengan daya dukung ultimit 188 kg. Sedangkan daya dukung pondasi dalam terdapat pada kedalaman 3 hingga 5 meter. Hasil paling efisien dengan perhitungan Meyerhof didapat jumlah tiang sebanyak 2 pada kedalaman 4 meter dengan kapasitas kelompok tiang yaitu 74.13 ton, lebih besar dibandingkan dengan beban maksimum (69.42 ton) Kata kunci : Daya dukung, CPT (Cone Penetration Test ), Pondasi Strauss, Meyerhof. UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 28 1. PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan pembangunan dewasa ini, semakin banyak didirikan gedung-gedung bertingkat tinggi. Secara umum bagaunan dalam bidang konstruksi terdiri dari struktur atas dan struktur bawah. Struktur atas meliputi konstruksi kolom, balok dan plat sedangkan struktur bawah meliputi konstruksi pondasi. [1] Pondasi merupakan bagian penting dalam konstruksi bangunan. [2][3] Pondasi harus direncanakan dan diperhitungkan dengan tepat agar dapat menjamin kestabilan bangunan [4] sesuai dengan daya dukung tanah yang diijinkan sehingga konstruksi mampu berdiri dengan sempurna tanpa mengakibatkan keruntuhan geser tanah, dan penurunan (settlement) tanah/Pondasi yang berlebihan sehingga tidak mengakibatkan kerusakan pada bangunan. [5][6] Pondasi berfungsi untuk meneruskan beban yang berasal dari beban bangunan itu sendiri ataupun beban luar yang bekerja pada bangunan ke tanah yang ada disekitarnya. [7] Beban dari struktur bangunan tersebut didistribusikan melalui kolom dengan intensitas tegangan yang di ijinkan menurut nilai daya dukung tanah. Struktur bawah sebagai pondasi juga secara umum dapat dibagi dalam dua jenis yaitu pondasi dangkal dan pondasi dalam.[8] Pemilihan jenis pondasi ini tergantung kepada jenis struktur atas, apakah termasuk konstruksi beban ringan atau beban berat dan juga jenis tanahnya.[9] Untuk konstruksi beban ringan dan kondisi lapisan tanah permukaan cukup baik, biasanya jenis pondasi dangkal sudah memadai.[10] Pondasi dangkal lebih banyak digunakan dalam bidang konstruksi karena dianggap lebih efektif. [11] Permasalahan yang sering timbul dalam pembangunan bidang konstruksi diakibatkan oleh kondisi tanah. [12] Hal tersebut karena tanah tempat berdirinya bangunan merupakan daerah yang memiliki tanah labil sehingga menimbulkan masalah dalam menentukan jenis pondasi yang layak dipergunakan. Hal ini terjadi pula pada pembangunan gedung Mini Hospital Universitas Kadiri pada waktu diadakan penyelidikan tanah (CPT), menunjukan lapisan tanah keras letaknya tidak terlalu dalam dari permukaan tanah. Dengan diketahui kondisi lapisan tanah, dimana letak lapisan tanah keras berada tidak terlalu dalam dari permukaan tanah maka pemilihan jenis pondasi menggunakan sistem pondasi tiang (Strauss Pile). Tujuan dari perencanaan ini yaitu untuk menghitung daya dukung Strauss terhadap hasil CPT (Concrete Penetration Test) pada pembangunan Gedung Mini Hospital Universitas Kadiri. Analisis ini hanya akan menghitung daya dukung tiang berdasarkan kekuatan tanah, perhitungan daya dukung tiang kelompok, dan data pembebanan berdasarkan data struktur atas dari perhitungan SAP2000. UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 29 2. METODOLOGI 2.1 Daya Dukung Pondasi Daya dukung atau bearing capacity merupakan kemampuan tanah yang berada di bawah ataupun disekitar pondasi unuuk menahan beban yang berada di struktur atasnya. [13][14] Daya dukung dan penurunan pondasi dapat dihitung berdasarkan data tanah yang didapat dari pengujian laboratorium dan juga pengujian lapangan. Pengujian laboratorium menghasilkan data berupa sifat fisik dan sifat mekanis tanah.[15] Pengujian lapangan dilakukan dengan cara pengujian pembebanan atau biasa disebut loading test. [16] Berdasarkan pengujian pembebanan akan didapat diperkirakan besarnya daya dukung ultimit dan penurunan. Cone Penetration Test (CPT) atau uji sondir merupakan salah satu jenis pengujian untuk memperkirakan besarnya daya dukung tanah pada pondasi dalam dan juga dapat digunakan untuk mengklasifikasikan jenis tanah.[17][18] Pengujian dilakukan dengan mendorong konus (kerucut) kedalam tanah dan perlawanan tanah terhadap ujung konus maupun lekatan tanah terhadap selimut batang konus diukur, sehingga didapatkan nilai tahanan ujung (qc) dan lekatan selimut (fs). [19][20] Daya dukung dan penurunan pondasi dalam dapat dihitung dengan metode Meyerhof. a. b. c. Gambar 1.(a) Cone Penetration Test, (b) Ujung konus (c) Pipa Sondir Tabel 1. Tingkat konsistensi tanah dari sondir (Terzaghi dan Peck, 1948)[21] Konsistensi qc (kg/cm2) Tanah Sangat Lunak < 5 Tanah Lunak 5 - 10 Tanah Agak Lunak 10 - 35 Tanah Sedang / Kaku 30 - 60 Tanah Agak Keras 60 - 120 Tanah Keras > 120 UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 30 2.2 Daya Dukung Tanah Menggunakan Pondasi Dangkal Untuk pondasi-pondasi dangkal pada tanah pasir maupun lempung menurut Meyerhof (1976) [22] dihitung dengan persamaan berikut. 𝑞𝑢𝑙𝑡 = 𝑞𝑐 .𝐵.*1 + ! " -. # $% ……..….(1) dimana: qult = kapasitas dukung ultimit pondasi qc = tahanan konus dari sondir / PK d = kedalaman pondasi B = lebar pondasi 2.3 Daya Dukung Tanah Menggunakan Pondasi Tiang Metode Meyerhof Untuk mengetahui kapasitas daya dukung tiang tunggal berdasarkan pada penyajian data hasil sondir, maka beban ijin (Pall) dihitung menggunakan metode Meyerhof (1956) [22] Perhitungan daya dukung tiang menurut metode Meyerhof menggunakan persamaan 2: 𝑃𝑢𝑙𝑡 = 𝑞𝑐𝑟 .𝐴𝑝 + 𝛴 𝑓𝑠 .𝐴𝑠 𝑃𝑎𝑙𝑙 = &'() *+ ……………..(2) dimana: Pult = beban maksimum Pall = kapasitas beban yang diijinkan Ap = luas penampang dasar pondasi tiang As = keliling pondasi tiang qcr = qc rata-rata, sepanjang 4D bagian atas rencana ujung tiang dan 1D dibawah ujung tiang fs = hambatan lekat FK = factor keamanan nilainya antara 2,5 s/d 3 UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 31 2.4 Kapasitas Daya Dukung Kelompok Tiang [23] Kapasitas ultimit kelompok tiang dengan memperlihatkan faktor efisiensi tiang dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut : 𝐸𝑔 = 1 − 3 (𝑛 − 1).𝑚 + (𝑚 − 1).𝑛 90.𝑚.𝑛 : .𝜃 𝜃 = 𝐴𝑟𝑐 𝑡𝑔 .𝐷 𝑠@ 𝑃𝑔 = 𝐸𝑔 .𝑛𝑡.𝑃𝑎𝑙𝑙 ……….(3) dimana : Eg = efisiensi kelompok tiang M = banyaknya tiang dalam arah X n = banyaknya tiang dalam arah Y D = diameter tiang = 30 cm s = jarak tiang = 2,5D Pg = kapasitas kelompok tiang Pall = kapasitas beban ijin tiang tunggal nt = jumlah tiang 2.5 Rancangan Analisis Data Bahan untuk menganalisis daya dukung pondasi menggunakan data pondasi tiang. Beberapa metode pengumpulan data antara lain: 1. Metode observasi dengan mengambil data yang berhubungan dengan data teknis gedung dan pondasi diperoleh langsung dari proyek. 2. Pengambilan data meliputi gambar lengkap (denah, potongan, detail-detail, denah pondasi, detail pondasi), data penyelidikan tanah yaitu data sondir. 3. Membaca studi kepustakaan dengan membaca dan mengutip isi buku yang berhubungan dengan permasalahan yang ditinjau untuk melengkapi dan menyelesaikan tulisan artikel ini. 4. Menghitung daya dukung pondasi berdasarkan data sondir dengan menggunakan metode Meyerhof yang kemudian digunakan untuk menentukan jumlah tiang dengan mempertimbangkan daya dukung tiang kelompok, kemudian disimpulkan. UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 32 2.6 Lokasi Pengujian Gambar 2. Denah Lokasi Pengujian Cone Penetration Test (CPT) Gambar 3. Titik Pengujian Cone Penetration Test (CPT) UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 33 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Beban Struktur Bangunan Hasil perhitungan analisa pembebanan dengan bantuan SAP2000,[24][25] untuk beban maksimal bangunan yang bekerja pada pondasi (Pmax) = 69420,36 kg = 69,42 ton Gambar 4. (a) Grid Line Diagram (b) 3D Modeling SAP2000 3.2 Hasil Pengujian CPT (Cone Penetration Test) Gambar 5. Kegiatan Pengujian Sondir UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 34 Hasil pengujian CPT (Cone Penetration Test) disajikan pada table 2 dengan uraian sebagai berikut: Tabel 2. Hasil uji CPT lapangan Kedalaman M.T. Perlawanan penetrasi konus Jumlah Perlawanan Hambatan Lekat HL2 Jumlah Hambatan Lekat Hambatan Setempat (m) (PK) (kg/cm 2) (JP) (kg/cm 2) HL=JP-PK (kg/cm 2) (kg/cm) (JHL) (kg/cm 2) HS=HL/10 (kg/cm 2) 0.00 0 0 0 0 0 0 20 85 99 14 28 28 1,4 40 75 80 5 10 38 0,5 60 65 95 30 60 98 3,0 80 65 90 25 50 148 2,5 1.00 55 85 30 60 208 3,0 20 47 80 33 66 274 3,3 40 45 80 35 70 344 3,5 60 40 80 40 80 424 4,0 80 30 70 40 80 504 4,0 2.00 25 55 30 60 564 3,0 20 25 40 15 30 594 1,5 40 30 50 20 40 634 2,0 60 35 60 25 50 684 2,5 80 35 65 30 60 744 3,0 3.00 35 70 35 70 814 3,5 20 40 65 25 50 864 2,5 40 40 70 30 60 924 3,0 60 35 65 30 60 984 3,0 80 40 60 20 40 1024 2,0 4.00 40 55 15 30 1054 1,5 20 40 60 20 40 1094 2,0 40 40 65 25 50 1144 2,5 60 30 45 15 30 1174 1,5 80 30 60 30 60 1234 3,0 5.00 30 50 20 40 1274 2,0 20 30 50 20 40 1314 2,0 40 40 55 15 30 1344 1,5 60 35 50 15 30 1374 1,5 80 30 45 15 30 1404 1,5 6.00 25 40 15 30 1434 1,5 Sumber : Tes Sondir tahun 2017 UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 35 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600 0 50 100 Ke da la m an (c m ) Jumlah Perlawanan Konus (kg/cm²) a. b. Gambar 6. (a) Grafik data sondir kedalaman vs jumlah perlawanan konus (b) Grafik data sondir kedalaman vs jumlah hambatan lekat 3.3 Daya Dukung Pondasi Dangkal Hasil analisis daya dukung pondasi dangkal dengan metode Meyerhof (1976) dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini : Tabel 3. Daya Dukung Pondasi Dangkal Kedalaman Pondasi Lebar Pondasi Tahanan Konus Kapasitas Dukung Ultimit D (cm) B (cm) qc (kg/cm²) qult (kg) 60 100 65 260 100 100 55 275 160 100 40 260 200 100 25 188 Sumber : Data diolah 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 520 540 560 580 600 0 500 1000 1500 Ke da la m an (c m ) Jumlah Hambatan Lekat (kg/cm²) UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 36 260 275 260 187,5 170 190 210 230 250 270 290 50 60 70 80 90100110120130140150160170180190200210 K ap as ita s D uk un g U lti m it (k g) Kedalaman (cm) Gambar 7. Hubungan kedalaman dengan kapasitas dukung ultimit Pada tabel 3 dan gambar 7 Menunjukkan bahwa nilai maksimum perhitungan daya dukung pondasi dangkal menggunakan metode Meyerhof (1976) terdapat pada kedalaman 100 cm dengan kapasitas daya dukung ultimit 275 kg. 3.4 Daya Dukung Pondasi Tiang Hasil analisis daya dukung pondasi tiang dengan metode Meyerhof (1956) dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini : Tabel 4. Daya Dukung Pondasi Tiang (Meyerhof) Kedalaman Lebar Pondasi Kapasitas Tiang Jumlah Tiang Efisiensi Grup Kapasitas Kelompok Tiang Beban Maksimum Pg > Pmax (m) D (cm) Pall(kg) Nt Eg Pg (ton) Pmax(ton) 3.00 30 33278.77 3 0.76 75.87 69.42 OK 4.00 30 42123.10 2 0.88 74.13 69.42 OK 5.00 30 48376.93 2 0.88 85.14 69.42 OK UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 37 75,47 84,53 73,16 70,00 75,00 80,00 85,00 3 4 5K ap as ita s K el om po k T ia ng (t on ) Kedalaman (m) Gambar 8. Hubungan kedalaman dengan kapasitas kelompok tiang Tabel 4 dan gambar 8 Menunjukkan bahwa dengan metode mayerhoff didapat perhitungan paling efisien pada kedalaman 4 meter dengan jumlah tiang 2 dan kapasitas kelompok tiang yaitu 74.13 ton . 4. KESIMPULAN Dari hasil analisis daya dukung pondasi pada pembangunan Gedung Mini Hospital Universitas Kadiri dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan analisis daya dukung pondasi dangkal dengan metode Meyerhof (1976) dengan lebar pondasi 100 cm pada kedalaman 60 cm didapat daya dukung ultimit (qult) sebesar 260 kg, pada kedalaman 100 cm didapat daya dukung ultimit (qult) sebesar 275 kg, pada kedalaman 160 cm didapat daya dukung ultimit (qult) sebesar 260 kg, pada kedalaman 60 cm didapat daya dukung ultimit (qult) sebesar 187.5 kg, 2. Berdasarkan analisis daya dukung pondasi dalam dengan metode Meyerhof (1956) dengan lebar pondasi 30 cm pada kedalaman 3 m dengan jumlah tiang sebanyak 3 didapat kapasitas kelompok tiang sebesar 75.87 ton, pada kedalaman 4 m dengan jumlah tiang sebanyak 32didapat kapasitas kelompok tiang sebesar 74.13 ton, pada kedalaman 5 m dengan jumlah tiang sebanyak 2 didapat kapasitas kelompok tiang sebesar 85.14 ton 3. Jumlah tiang pancang sangat mempengaruhi nilai daya dukung tiang kelompok, semakin banyak tiang pancang yang digunakan, maka nilai daya dukung tiang kelompok semakin besar dan semakin aman untuk memikul beban bangunan, akan tetapi kurang ekonomis dari pertimbangan biaya. UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 38 DAFTAR PUSTAKA [1] A. Yusti, “Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang Diverifikasi Dengan Hasil Uji Pile Driving Analyzer Test Dan Capwap,” Fropil, vol. 2, no. 1, pp. 19–31, 2014. [2] J. Tambunan, “Studi Analisis Daya Dukung Pondasi Tiang Pancang,” J. Ranc. Sipil, vol. 1, no. 1, pp. 21–30, 2012. [3] B. Chairullah, “Analisa Daya Dukung Pondasi Dengan Metoda SPT, CPT, DAN MEYERHOF Pada Lokasi Rencana Konstruksi PLTU Nagan Raya Provinsi Aceh,” vol. 3, no. 1, pp. 15–24, 2013. [4] R. Katzenbach, S. Leppla, H. Ramm, M. Seip, and H. Kuttig, “Design and construction of deep foundation systems and retaining structures in urban areas in difficult soil and groundwater conditions,” Procedia Eng., vol. 57, pp. 540–548, 2013. [5] F. Fahriani and Y. Apriyanti, “Analisis Daya Dukung Tanah Dan Penurunan Pondasi Pada Daerah Pesisir Pantai Utara Kabupaten Bangka,” Forum Prof. Tek. Sipil, vol. 3, no. 2, pp. 89–95, 2015. [6] H. Zhong and M. Yang, “Dynamic effect of foundation settlement on bridge-vehicle interaction,” Eng. Struct., vol. 135, pp. 149–160, 2017. [7] Z. Arifin, “Komparasi Daya Dukung Aksial Tiang Tunggal Dihitung Dengan Beberapa Metode Analisis Tesis,” pp. 1–126, 2007. [8] M. S. Zazkya Fitri Sylvarez, Tri Indra Wijaksana, S.Sos., “Analisa Daya Dukung Pondasi Bore Pile dengan Menggunakan Metode Analitis (Studi Kasus Proyek Manhattan Mall dan Condominium),” e-Proceeding Manag. ISSN 2355-9357, vol. 3, no. 1 April, pp. 477– 484, 2016. [9] J. Pagehgiri, “ANALISIS PENGGUNAAN PONDASI MINI PILE DAN PONDASI BORPILE TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PELAKSANAAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS SMPN 10 DENPASAR Juniada Pagehgiri,” vol. 8, no. 1, 2015. [10] P. N. Lhokseumawe, K. Pengantar, rahayu deny danar dan alvi furwanti Alwie, A. B. Prasetio, and R. Andespa, “ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI TIANG PANCANG PADA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG KANWIL DJP DAN KPP SUMBAGUT I JALAN SUKA MULIA MEDAN,” J. Ekon. Vol. 18, Nomor 1 Maret201, vol. 2, no. 1, pp. 41–49, 2010. [11] R. Rajapakse, “Shallow Foundation Fundamentals,” Geotech. Eng. Calc. Rules Thumb, pp. 71–75, 2008. [12] M. Hjiaj, A. V. Lyamin, and S. W. Sloan, “Bearing capacity of a cohesive-frictional soil under non-eccentric inclined loading,” Comput. Geotech., vol. 31, no. 6, pp. 491–516, 2004. [13] R. Rajapakse, “Bearing capacity computation (general equation for cohesive and noncohesive soils),” Geotech. Eng. Calc. Rules Thumb, pp. 95–133, 2016. [14] Q. Chen and M. Abu-Farsakh, “Ultimate bearing capacity analysis of strip footings on reinforced soil foundation,” Soils Found., vol. 55, no. 1, pp. 74–85, 2015. [15] J. K. Lee, S. Jeong, and S. Lee, “Undrained bearing capacity factors for ring footings in heterogeneous soil,” Comput. Geotech., vol. 75, pp. 103–111, 2016. [16] N. Djarwanti and G. Maharani, “Komparasi Nilai Daya Dukung Tiang Tunggal Pondasi Bor Menggunakan Data SPT , dan Hasil Loading Test pada Tanah Granuler,” no. September, pp. 720–725, 2015. [17] U. Jusi, “Analisa Kuat Dukung Pondasi Bored Pile Berdasarkan Data Pengujian Lapangan (Cone Dan N-Standard Penetration Test),” SIKLUS J. Tek. Sipil, vol. 1, no. 2, pp. 50–82, 2015. [18] T. Matsumoto, L. T. Phan, A. Oshima, and S. Shimono, “Measurements of driving energy in SPT and various dynamic cone penetration tests,” Soils Found., vol. 55, no. 1, pp. 201– 212, 2015. [19] E. S. Randyanto, “Menggunakan Metode Statik Dan Calendring Studi Kasus : Proyek UkaRsT VOL.1, NO.1 TAHUN 2017 p ISSN 2579-4620 e ISSN 2581-0855 Hal 39 Pembangunan Manado Town Square 3,” vol. 3, no. 9, pp. 631–643, 2015. [20] M. H. Baziar, A. Kashkooli, and A. Saeedi-Azizkandi, “Prediction of pile shaft resistance using cone penetration tests (CPTs),” Comput. Geotech., vol. 45, pp. 74–82, 2012. [21] A. J. Lutenegger and D. J. Degroot, “SETTLEMENT OF SHALLOW FOUNDATIONS,” 1995. [22] G. G. Meyerhof, “The ultimate bearing capacity of foundations,” Geotechnique, vol. 2, no. 4, pp. 301–332, 1951. [23] P. A. Tuan, “A Simplified Formular For Analysis Group Efficiency of Piles in Granular Soil,” vol. 7, no. 7, 2016. [24] R. Patil, S. Anoor, S. Desai, and M. Kumar, “ANALYSIS AND DESIGN OF RESIDENTIAL BUILDING BY USING SAP-2000,” pp. 2491–2497, 2017. [25] M. Gen, K. Hu, Y. Yang, S. Mu, and G. Qu, “Procedia Engineering Study on High-rise Structure with Oblique Columns by,” vol. 00, no. 2011, 2012.